Belajar tiada henti, beribadah hingga mati
“Sesungguhnya Allah pada setiap malam Nisfhu Sya’ban mengamati, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik atau orang yang sedang bertengkar (dengan saudaranya).” (HR. Ibnu Majah, no. 1390)
_Abdullah Haidir_
https://youtu.be/w0Ce8f-36HY?si=J9qcJR4AD0VozxT2
Читать полностью…https://youtu.be/u1EvB7hOwcw?si=eW8h-nytLdZAb-bs
Читать полностью…kerusakan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sungguh tak sebanding dengan keuntungan sesaat yang anda dapatkan. Bahkan seandainya anda selamat dari jeratan hukum, yakinilah Allah tidak pernah lalai dari kezaliman yang dilakukan oleh orang-orang zalim
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ (سورة إبراهيم: 42)
“Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang diperbuat orang-orang zalim.” (QS. Ibrahim: 42)
Demikian pula halnya kepada para kontestan pemilu, baik calon yang akan dipilih maupun para pengusungnya, harus menghadirkan sikap jujur dan adil. Rakyat akan menilai siapa yang jujur dan adil dalam hal ini dan akan memberikan simpati. Hadirkan niat yang kuat ingin berkhidmat kepada masyarakat bangsa dan negara melalui jalur politik. Maka pahala besar menanti.
Sebaliknya jangan sampai demi meraih suara sebanyak-banyaknya seseorang melakukan berbagai tindakan tercela; Dusta, janji palsu, manipulasi suara, kongkalikong dengan petugas pemilu dan lain-lain. Sadarilah, jabatan yang kita dapatkan dengan cara-cara kotor, dia hanya akan menjadi sumber penyesalan dan celaka bagi hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Rasulullah saw bersabda terkait jabatan dan kepemimpinan;
وإنَّهَا أَمَانَةُ، وإنَّهَا يَومَ القِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إلَّا مَن أَخَذَهَا بحَقِّهَا، وَأَدَّى الذي عليه فِيهَا.
“Dia adalah Amanah, dan dia di hari kiamat dapat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali yang mendapatkannya dengan cara yang haq dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya.” (HR. Muslim)
Begitu pula bagi Masyarakat umum yang memberikan suara, pun mereka dituntut untuk jujur dan adil. Hendaknya pilihan mereka kepada calon pemimpin dan wakil rakyat lahir dari sikap jujur, obyektif dan rasional dan tentu saja harus dilandasi dengan nilai keimanan. Jangan sekali-kali pilihan ditentukan oleh seberapa besar keuntungan yang dia dapatkan atau karena pemberian yang telah dia terima, bukan pula oleh janji manis dan berbagai iming-iming. Masyarakat jangan hanya menginginkan pemimpin yang adil, jujur, amanah dan bertanggungjawab, namun mereka saat memilih pemimpinnya tidak adil, tidak jujur dan tidak bertanggungjawab. Sering kita saksikan orang-orang yang menyesali pilihannya dalam pemilu-pemilu sebelumnya, karena dahulu saat memilih tidak teliti dan tidak bertanggungjawab.
InsyaAllah, dengan menghadirkan asas jurdil bagi semua pihak, kita berharap pemilu akan berjalan dengan baik, aman dan menghasilakn pemimpin atau wakil rakyat yang berkualitas. Semoga Allah berkahi negeri kita dan jadikan sebagai negeri yang sejahteri dan mendapatkan ridha Allah; Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur.
https://tanyasyariah.com/khutbah/keharusan-jujur-dan-adil-dalam-pemilu/
https://youtu.be/Y6TWdCwYIZ8?si=DfOkiSRZsrDn1LkE
Читать полностью…Bolehkah Maghrib dan Isya dijamak karena macet dan ada bayi menunggu di rumah?
Narasumber Ustadz Abdullah Haidir, Lc
(Konsultan Ahli Syaria Consulting Center / SCC)
➖➖➖➖➖➖➖➖
Pertanyaan
Assalamu’alaikum wr. wb.
Jika shalat Maghrib di jamak denga Isya karena posisi macet di jalan atau kereta. Sementara ada bayi yang menunggu di rumah, apa dibolehkan? (Linda-Jakarta)
Jawaban
Waalaikumussalam wr.wb
Bismillah walhamdulillah, amma ba’du.
Hukum asal dari pelaksanaan shalat lima waktu adalah dilakukan pada waktunya masing-masing, sebagaimana firman Allah Taala;
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103)
Namun dalam syariat Islam terdapat keringanan (rukhshah) untuk menggabungkan dua shalat yang dilakukan pada satu waktu, dikenal dengan istilah jamak shalat, jika ada alasan-alasan yang dibenarkan syariat. Di antara alasan tersebut adalah; Safar berdasarkan pendapat mayoritas ulama, atau hujan dan sakit, berdasarkan pendapat sebagian ulama. Tentu syarat dan ketentuan berlaku.
Di luar itu, sejumlah ulama membolehkan melakukan jamak shalat jika seseorang berada dalam situasi dan kondisi yang sangat sulit dan dilematis untuk melakukan shalat pada waktunya masing-masing. Di antara kasus yang banyak terjadi, khususnya di kota-kota besar adalah saat menghadapi kemacetan sangat berat yang sulit baginya untuk berhenti atau shalat di kendaraan.
Disebutkan dalam kitab Kifayatul Akhyar yang merupakan syarah dari kitab Matan Taqrib dan menjadi salah satu kirab rujukan fikih dalam mazhab Syafii,
بل ذهب جماعة من العلماء إلى جواز الجمع في الحضر للحاجة لمن لا يتخذه عادة وبه قال أبو إسحاق المروزي ونقله عن القفال وحكاه الخطابي عن جماعة من أصحاب الحديث واختاره ابن المنذر من أصحابنا وبه قال أشهب من أصحاب مالك، وهو قول ابن سيرين، ويشهد له قول ابن عباس رضي الله عنهما أراد أن لا يحرج أمته حين ذكر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم {جمع با لمدينة بين الظهر والعصر والمغرب والعشاء من غير خوف ولا مطر} فقال سعيد بن جبير: لم يفعل ذلك؟ فقال:لئلا يحرج أمته فلم يعلله بمرض ولا غيره
“Bahkan sejumlah ulama membolehkan jamak bagi mereka yang tidak dalam safar, jika ada hajat dan tidak dijadikan sebagai kebiasaan. Pendapat seperti ini dipegang oleh Abu Ishak Almarwazi, dia mengutipnya dari Qaffal. Alkhatthabi meriwayatkan dari sejumlah ulama hadis dan pendapat ini dipilih oleh Ibnul Munzir, ulama dari kalangan mazhab kami. Asyhab dari kalangan ulama Maliki juga berpendapat demikian. Ini adalah pendapat Ibnu Sirin yang diperkuat oleh ucapan Ibnu Abbas saat berkata, ‘Beliau (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) tidak ingin memberatkan umatnya.” Ketika diriwayatkan hadis yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW. menjamak shalat Zuhur dengan Ashar, dan Magrib dengan Isya bukan dalam keadaan takut maupun hujan lebat. Maka saat Said bin Jubair bertanya, ‘Mengapa Rasulullah SAW melakukan hal itu (jama shalat)?’ Ibnu Abbas berkata, ‘Rasulullah SAW tidak ingin memberatkan umatnya.” Beliau tidak memberikan alasan sakit atau alasan lain,” (Kifayatul Akhyar, hal. 140-141, Darul Khair, cet 1, 1412 H – 1991M)
Namun demikian, tentu saja pilihan ini tidak diambil kecuali dalam kondisi mendesak serta tidak menggampangkan permasalahan, dan juga sebagaimana dinyatakan, tidak dijadikan sebagai kebiasaan. Artinya, jika mudah baginya untuk shalat pada waktunya masing-masing, misalnya dapat singgah di sebuah masjid dengan mudah, hendaknya jamak shalat tidak dijadikan pilihan. Atau hendaknya, belajar dari pengalaman, dia mengambil antisipasi, jika diperkirakan ada kemacetan di tengah perjalanan yang membuatnya sulit untuk shalat pada waktunya, maka keberangkatannya ditunda atau dia shalat terlebih dahulu jika sudah masuk waktu, baru kemudian berangkat. Wallahu a’lam.
================
📕 Update Konsultasi Syariah :
🅿️Facebook : https://bit.ly/TanyaSyariah
🔉Telegram : http://bit.ly/KonsultasiSyariahTelegram
🌐Website : https://tanyasyariah.com/
📲 Whatsapp : https://bit.ly/GrupTanyaSyariah2
▶ Untuk Pertanyaan :
https://youtu.be/c_6FGHgEcm0?si=pYwObPrKiZM7rc3d
Читать полностью…*Jaga Kewarasan Jika Muncul Luka' Bin Luka'*
Di antara prediksi zaman yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam katakan akan terjadi dan sebagai tanda-tanda datangnya kiamat adalah sebagaimana sabdanya;
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكُونَ أَسْعَدَ النَّاسِ بِالدُّنْيَا لُكَعُ ابْنُ لُكَعٍ (رواه أحمد والترمذي)
"Tidak akan terjadi kiamat sampai yang paling bahagia di dunia adalah Luka' bin Luka'..." (HR. Ahmmad dan Tirmizi)
Siapakah Luka' bin Luka'? Dalam beberapa syarah hadis disebutkan bahwa istilah tersebut di tengah bangsa Arab disematkan kepada orang-orang dungu dan tercela moralnya, namun karena berbagai sebab, mereka mendapatkan kekuasaan dan kemenangan di suatau negeri, maka mereka dikatakan orang yang paling beruntunh dalam urusan dunia. Berikutnya mereka urus masyarakat dengan kebodohan dan syahwatnya.
Ketika situasi seperti itu muncul, maka hal minimal yg harus disikapi adalah menjaga kewarasan berpikir sambil terus melazimkan zikir. Agar pemikiran tetap jernih dan mental tetap terjaga sehingga tetap dapat menilai bahwa kebusukan tetaplah kebusukan walau telah dilapisi kemasan berkilau..
Sebab dengan kekuasaan dan janji manisnya, si Luka' bin Luka' tersebut dapat pengaruhi sebagian orang pintar dan tokoh hebat tunduk di bawah pengaruhnya. Sehingga alih-alih mereka membimbing dan memperingatkan umat dari segala tipu daya Luka' bin Luka', yang ada justeru mereka jadi pendukung utamanya dan pengaruhi masyarakat untuk mengikutinya. Allahul musta'aan
Abdullah_Haidir
https://youtu.be/-hcJyo9QEtU?si=zZCH0qgY8UW-5kdu
Читать полностью…Yang akrab dong …….
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ يَأْلَفُ وَيُؤْلَفُ ، وَلاَ خَيْرَ فِيْمَنْ لاَ يَأْلَفُ وَلاَ يُؤْلَفُ ، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
(رواه أحمد والطبراني وصححه الألباني في السلسلة الأحاديث الصحيحة، رقم 426)
"(Kepribadian) seorang mukmin adalah mudah akrab (kepada orang lain) dan (orang lain pun) mudah akrab kepadanya. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak mudah akrab dan orang lain segan untuk akrab dengannya. Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia."
(HR. Ahmad dan Thabrani. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 426)
🕌📝📝📝📝📝📝📝📝🕌
*PENGAJIAN KITAB RABU PAGI*
Rasulullah saw bersabda,
*مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ*
*“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah menjadikannya paham dalam perkara agama."* (HR. Bukhari Muslim)
Mari bersama-sama kita menghadiri Majelis Ilmu, kajian kitab *"Safinatunnajah"* (Materi Dasar Fikih Mazhab Syafii) plus kajian dasar bahasa Arab.
*Kitab dibagikan GRATIS*
Pengasuh : *Ustadz H. Abdullah Haidir, Lc*
Waktu : *Setiap Rabu, ba'da Shubuh hingga waktu syuruq*
Tempat : *Mushalla Taufiqurrahman, Jln Nusa Indah, no. 12, Beji Timur, Beji Depok*
https://maps.app.goo.gl/fgGq39PEjhaeifMdA
- Pengajian perdana akan dimulai pada hari *Rabu tgl 25 Oktober 2023*.
- Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi *no.HP. 081292278276*
Organized by:
🕌 *DKM Mushalla Taufiqurrahman*
*Khutbah Jum'at: Tidak Ada Pilihan Lain Selain Berpihak dan Membantu Palestina*
*Khutbah Pertama:*
الحمد لله ، الحمد لله الذي ألف بين قلوبنا فأصبحنا بنعمته إخوانا
أشهدأن لا إله إلا الله واحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده.
اللهم صل وسلم على سيدنا وحبيبنا محمد المهداه وعلى آلهوصحبه ومن والاه أما بعد.
أيها المسلمون، أوصي نفسي وإياكم بتقوى الله فقد فاز المتقون:
Kaum muslimin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah. Marilah kita nasehati diri kita untuk selalu menghadirkan, merawat dan menjaga, menumbuhkan dan menyuburkan, keimanan ketakwaan kepada Allah Taala hingga akhir hayat kita.
Allah taala berfirman:
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Maasyirol muslimin, jamaah shalat Jumat yg dimulaikan Allah.
Media masa di seluruh dunia hari-hari ini dipenuhi oleh berita perang yang terjadi di Palestina. Tayangan dan berita pilu tak dapat kita hindari untuk kita lihat atau kita baca. Bangunan yang roboh dan korban-korba yang berjatuhan kita saksikan dengan penuh keprihatinan dan kepedihan.
Banyak yang bertanya-tanya, Apakah yang sebenarnya terjadi? Mengapa sering terdengar berita terjadinya peperangan di bumi Palestina?
Di luar berbagai analisa rumit, yang sebenarnya terjadi sekaligus akar permasalahannya adalah, penjajahan satu bangsa atas bangsa lainnya. Dalam hal ini kaum zionis yang dibantu kekuatan-kekuatan global menjajah bangsa Palestina yang tak berdaya.
Bayangkan, di abad yang katanya moderen ini ada bangsa yang terjajah. Dan itu terjadi Palestina.Tanah mereka dirampas, mereka diusir dari rumahnya sendiri. Dan yang lebih penting lagi, Masjidil Aqsha, kiblat pertama kaum muslimin, negeri para Nabi, tempat Isra Mirajnya Rasulullah Saw, juga dikuasai kaum zionis dan tidak jarang mendapatkan perlakuan jahat mereka.
Ini semua sudah terjadi berpuluh-puluh tahun, penindasan, pengusiran, penahanan hingga pembunuhan adalah perkara yang selalu dialami bangsa Palestina dari kaum zionis. Semua itu tak lain merupakan wujud nyata dari adanya penjajahan zionis Yahudi terhadap mereka.
Maasyirol muslimin rahimakumullah.
Karenanya kita dapati pemerintahan negeri kita bersikap tegas dan jelas terhadap perang di Palestina seperti sebelum-sebelumnya, yaitu mengutuk kejahatan dan agresi zionis atas bangsa Palestina dan menuntut diambil tindakan tegas terhadap mereka.
Ini tentu bukan hal yang berlebihan, bahkan memang sudah seharusnya. Karena ini amanat UUD negara kita yang dalam pembukaannya, bahkan di alinea pertama, menyatakan dengan tegas bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena bertentangan dengan pri keadilan dan pri kemanusiaan.
Karenanya, semestinya atas nama wawasan kebangsaan, juga atas nama kemanusiaan tidak ada pilihan lagi bagi siapapun kecuali dia membela rakyat Palestina yang sedang menuntut kemerdekaannya, sebagaimana dahulu bangsa kita memperjuangkannya walau harus jatuh sekian banyak korban rakyat Indonesia. Dan jangan lupa, bangsa Palestina kala itu termasuk negara yang support kemerdekaan negara kita setelah diproklamirkan.
Apalagi bagi orang beriman, membela saudaranya yang tertindas dan terjajah adalah bagian dari keimanan. Ini sudah jadi kaidah dasar iman kita. Allah taalah berfirman
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةࣱ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (Al Hujurat: 10)
Apalagi Rasulullah Saw dalam hadits muttafaq alaih mengingatkan kita bahwa orang-orang beriman dalam kasih sayang dan solidaritasnya bagaikan satu tubuh, jika ada satu anggota tubuh yang merasa kesakitan, maka anggota tubuh lainnya akan ikut merasa kesakitan pula.
مَثلُ المؤمنينَ في تَوادِّهم، وتَعاطُفِهم، وتَراحُمِهم، مَثلُ الجَسدِ، إذا اشتَكى منه عُضوٌ تَداعى سائرُ الجَسدِ بالسَّهرِ والحُمّى.
*Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Bulan Sya’ban*
Alhamdulillah, kita bertemu kembali dengan bulan Sya’ban, semoga Allah berikan segala keberkahan di bulan mulia ini.
Ada beberapa hal yang layak diketahui tentang bulan Sya’ban;
• Bulan yang cenderung diabaikan, karena terletak di antara dua bulan mulia; Rajab dan Ramadan.
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ،
“Itu adalah bulan yang banyak dilalaikan orang, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan…” (HR. An Nasai, no. 2357)
Hal ini disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, agar kaum muslimin tidak hanya peduli dengan bulan Rajab dan Ramadan karena kemuliaan keduanya, tapi bulan Sya’ban pun jangan diabaikan, karena dia memiliki kemuliaan dan kekhususan juga.
• Bulan dilaporkan amal seorang hamba kepada Allah Taala
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ.
“Dia adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam. Dan aku suka jika amalku diangkat, aku dalam keaadan berpuasa”. (HR An-Nasai no. 2357)
• Bulan yang paling banyak Rasulullah saw berpuasa di dalamnya.
Hal ini sebagaimana dikatakan Aisyah radhiallahu anha;
فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.
“… Dan Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan, dan Aku tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim, no. 1156)
Maka disunahkan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
• Bulan terakhir dibolehkannya seseorang menunda qadha puasa Ramadan
Berdasarkan perkataan Aisyah radhiallahu anha;
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
“Aku sempat punya utang puasa Ramadhan, namun aku tidak dapat mengqadha nya kecuali di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)
Kedatangan bulan Sya’ban harus menjadi peringatan bagi mereka yang masih punya hutang puasa Ramadan lalu agar segera mengqadha puasanya sebelum masuk Ramadan berikutnya, kecuali jika memang ada uzur syar’i, seperti sakit. Hendaknya masing-masing saling mengingatkan, khususnya para orang tua kepada putera puterinya.
• Kalangan salafusshalih menjadikan bulan Sya’ban sebagai Syahrul Qurro (bulan pembaca Al-Quran) juga bulan untuk mengeluarkan zakat harta.
Ibnu Rajab Al Hambali berkata,
رُوِّينا بإسنادٍ ضعيفٍ عن أنَسٍ، قالَ: كانَ المسلمونَ إذا دَخَلَ شعبانُ، أكَبُّوا على المصاحفِ يَقْرَؤونَها، وأخْرَجوا زكاةَ أموالِهِم، تقويةً للضَّعيفِ والمسكينِ على صيامِ رمضانَ
“Kami menerima riwayat dengan sanad dhaif (lemah) dari Anas RA yang mengatakan bahwa ketika masuk bulan Sya‘ban umat Islam tertunduk pada mushaf Al-Qur’an. Mereka menyibukkan diri dengan tadarus dan mengeluarkan harta mereka untuk membantu kelompok dluafa dan orang-orang miskin dalam menyongsong bulan Ramadlan.” (Lathailful Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, Dar Ibnu Huzaimah, 2007, hal. 319)
Hal ini juga dapat dikatagorikan sebagai persiapan diri untuk menyambut Ramadan, juga memberikan persiapan bagi kaum lemah (dhu’afa) untuk menyambut Ramaadn dengan mengeluarkan zakat untuk mereka. Meskipun ini riwayat dhaif, namun dia dapat dipakai sebagai fadha’ilul a’mal (mendapatkan keutamaan amal) disamping perkara ini banyak juga disampaikan para ulama. Di antaranya juga disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab Fathul Bari,
كَانَ الْمُسْلِمُونَ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ أَكَبُّوا عَلَى الْمَصَاحِفِ، وَأَخْرَجُوا الزَّكَاةَ،
“Kaum muslimin dahulu jika masuk bulan Sya’ban, mereka tekun dengan mushafnya (baca Al-Quran) dan mengeluarkan zakat.” (Fathul Bari, 13/311)
• Di dalamnya terdapat malam yang mulia, yaitu malam nishfu Sya’ban (malam pertengahan bulan Sya’ban)
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Isra Mi’raj Dan Al Fauzul Azim (Kemenangan Besar)
Dalam perjalanan Isra Mi’raj yang fantastis, selain menerima perintah shalat lima waktu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam diperlihatkan surga dengan segala kenikmatannya dan neraka dengan segala kepedihan azabnya. Seakan memberikan isyarat, segala kenikmatan yang ada di dunia tak ada apa-apannya dibanding kenikmatan surga. Sebaliknya, segala kepedihan dunia tak sebanding sedikitpun dibanding pedihnya siksa neraka. Maka, apapun yang dialami dalam kehidupan dunia, kalau berujung masuk surga dan terhindar dari neraka, maka itulah ‘Al-Fauzul Azim (kemenangan agung) sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat dalam Al-Quran. Tapi jika akhirnya seseorang terjerumus dalam siksa neraka, maka itulah ‘Al-Khusraanul mubiin’ (Kerugian yang nyata).
Inilah yang semestinya jadi acuan dan patokan kemenangan dan keberhasilan setiap orang beriman. Setiap perjuangannya harus mengacu pada ‘al fauzul azim’ yang diimpikan. Apakah itu perjuangan dakwah, perjuangan politik, ataupun perjuangan yang bersifat pribadi. Jika target akhirnya ‘al fauzul azim’ maka dengan sendirinya hal itu akan mengatur setiap langkah dan sikapnya dan bahkan disadari atau tanpa disadari hal tersebut besar peranannya untuk mencapai keberhasilan dan kemenangan yang riil di dunia. Kalaupun belum atau tidak tercapai, diapun tidak merasa putus asa dan sia-sia, karena semua akan dicatat sebagai amal kebaikan, sebab targetnya memang adalah al fauzul azim. Adapun kemenangan dan keberhasilan dunia, hanyalah bonus yang jika didapat layak disyukuri, jika tidak dapat diraih tetap disabari.
Lain halnya jika seseorang tidak menjadikan ‘al fauzul azim’ sebagai target akhir. Perjuangannya dalam meraih kemenangan dan kesuksesan tak lagi mengindahkan rambu-rambu keimanan dan ketaatan. Seringkali perkara ini tanpa disadari menyebabkannya pada kegagalan dan sengsara dunia. Bahkan kalaupun dia meraih keberhasilan dan kemenangan dunia, apalah artinya kemenangan dan kesenangan sesaat, kalau akhirnya kekal dalam neraka dengan segala pedihnya azab.
Mari kita renungkan firman Allah tentang ‘perdagangan’ yang akan menyelamatkan kita dari azab neraka. Dia mengatakan, (yaitu),
“Engkau beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa raga…”
Apa yang di dapat?
“Dia akan mengampuni kalian dan memasukkan kalian dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai serta kediaman yang nyaman di surga Aden, itulah kemenangan yang agung (al fauzul azim).”
Berikutnya adalah bonusnya,
“Pertolongan Allah dan kemenangan yang dekat waktunya.” (QS. As-Shaf: 11-13)
Khutbah Jumat; Jujur Adil Dalam Pemilu
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Taala.
Pemungutan suara tinggal menghitung hari. Semua mata di negeri ini tertuju padanya, karena memang hal ini berkaitan dengan kepemimpinan yang tentunya akan sangat besar pengaruhnya bagi perjalanan bangsa kedepan. Tentu semua kita menginginkan pemungutan suara berjalan lancar, aman dan sukses dan yang lebih penting lagi adalah menghasilkan kepemimpinan yang berkualitas dan Amanah sehingga dapat membawa bangsa ini menjadi negeri seperti yang Allah katakan ‘Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur’.
Kaum muslimin jamaah shalat jumat yang dimuliakan Allah taala
Ada dua kosa kata yang sangat akrab disebut dalam pemilu, bahkan dia ditetapkan sebagai asas pemilu di negara kita, yaitu jujur dan adil, dikenal dengan istilah jurdil. Menghadirkan pemilu sebagaimana yang kita harapkan sebelumnya sesungguhnya dapat dimulai dengan menegakkan prinsip jurdil bagi semua pihak yang terlibat dalam pemilu. Itu artinya, siapapun yang terlibat dalam pemilu, baik dia sebagai penyelenggara, kontestan maupun para pemilih, semua memiliki tanggungjawab yang sama untuk mewujudkan hal ini.
Jujur adalah sifat mulia yang seharusnya sudah menjadi karakter dasar seorang muslim. Lawan dari jujur adalah dusta. Maka, jika jujur sangat diperintahkan, dusta sangat dikecam dan karenanya harus dijauhi;
Rasulullah saw bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” (Muttafaq alaih)
Begitupun sifat adil, adalah sifat yang sangat mulia, dia pun menjadi salah satu standar ketakwaan seseorang. Karenanya kita diperintahkan untuk memiliki sifat ini. Lawannya adalah sifat zalim yang harus dijauhi, bahkan Allah memperingatkan dalam Al-Quran, janganlah kebencian kita pada satu pihak membuat kita tidak adil atau bersikap zalim.
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ
“Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah..” (QS. Al Maidah: 8)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Melalui mimbar Jumat yang mulia ini kami mengingatkan bahwa agenda pemilu yang akan kita selenggarakan adalah agenda besar yang sangat menentukan arah perjalanan bangsa kita kedepan. Karena itu, jika hal ini disikapi dengan niat yang Ikhlas mencari ridha Allah dan kemaslahatan bersama, lalu menghadirkan sikap terpuji, di antaranya adalah jujur dan adil, maka insyaAllah hal ini menjadi ladang pahala yang sangat besar. Namun jika sebaliknya, diapun menjadi kemunkaran yang sangat besar.
Kepada penyelenggara pemilu yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah, baik dari tingkat nasional sampai kelurahan hingga RT, tunaikan amanah ini sebaik-baiknya. Hadirkan sikap jujur dan adil, juga profesional dalam melaksanakan tugas, maka kebaikan yang besar akan anda dapatkan. Jangan sekali-kali tergiur dengan tawaran untuk berbuat curang, manipulasi, khianat dan zalim, betapapun besarnya tawaran tersebut. Karena jika hal itu anda lakukan, anda bukan hanya membuat kerusakan bagi diri anda sendiri, tapi anda ikut andil bagi akibat
https://youtu.be/dvb9Ig5uQDg?si=KFGAWDmxxLafGc05
Читать полностью…*Bolehkah puasa Rajab sebulan penuh?*
*Pertanyaan*
_Assalamu’alaikum wr. wb._
Izin bertanya ustadz, ketika saya sudah berpuasa daud (sejak oktober 2023 hingga sekarang) ketika saat ini moment bulan rajab.. apakah diperbolehkan berpuasa setiap hari?.. karena juga dalam keseharian saya bila tidak berpuasa akan terlalu banyak ngemil dan makan terus (Sofyan Oktavian)
*Jawaban*
_Waalaikumussalam wr.wb_
Bismillah wal hamdulillah.
Semoga Allah beri kekuatan bagi anda dan jaga semangat anda untuk rajin beribadah sunah, khususnya ibadah puasa.
Terkait puasa setiap hari di bulan Rajab, jika yang anda maksud adalah memperbanyak ibadah puasa di bulan Rajab sehingga di bulan tersebut anda lebih banyak berpuasa, maka hal tersebut termasuk sunah yang dianjurkan. Karena bulan Rajab termasuk bulan yang dihormati (Al Asyhurul hurum) dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berpuasa di bulan-bulan yang dihormati, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam;
صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ (رواه أبو داود )
“Berpuasalah pada sebagian hari-hari di bulan haram dan tinggalkanlah.” (HR. Abu Daud, no. 2428)
Maksudnya, banyaklah berpuasa di bulan-bulan haram, tapi sekali waktu tinggalkan ibadah puasa.
Disebutkan dalam Kitab Fathul Muin,
أفضل الشهور للصوم بعد رمضان: الأشهر الحرم وأفضلها المحرم ثم رجب ثم الحجة ثم القعدة ثم شهر شعبان
“Bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan-bulan yang dihormati, yang paling utama adalah Muharam, kemudian Rajab, kemudian Zulhijah, kemudian Zulqaidah kemudian bulan Sya’ban.” (Fathul Muin, hal. 281, berdasarkan penomoran Maktabah Syamilah)
Akan tetapi, jika yang anda maksud puasa setiap hari di bulan Rajab adalah berpuasa sebulan penuh, maka hendaknya hal itu tidak dilakukan meskipun tidak ada larangan khusus berpuasa sebulan penuh selama tidak ada hari-hari yang dilarang berpuasa, yaitu dua hari Id dan tiga hari Tasyriq. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak berpuasa sebulan penuh selain Ramadan, sebagaimana perkataan Aisyah radhiallahu anha,
فَما رَأَيْتُ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلَّا رَمَضَانَ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan kecuali bulan Ramadan.” (HR. Bukhari, no. 1969)
Kesimpulannya, silakan memperbanyak ibadah puasa di bulan Rajab, insyaAllah akan mendapatkan keutamaan puasa di bulan-bulan mulia. Namun sebaiknya tidak melakukannya sebulan penuh, selingi beberapa hari dengan tidak berpuasa.
Wallahu a’lam.
https://tanyasyariah.com/pilihan/memperbanyak-puasa-sunah-di-bulan-rajab-apakah-dianjurkan/
https://youtu.be/K7wHyOyLm94?si=Q_jRrleGvHFJhOXv
Читать полностью…https://youtu.be/7c0aHU8UtEU?si=90E_K7st9o7aI9Io
Читать полностью…🕌📝📝📝📝📝📝📝📝🕌
*PENGAJIAN KITAB RABU PAGI*
Rasulullah saw bersabda,
*مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ*
*“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah menjadikannya paham dalam perkara agama."* (HR. Bukhari Muslim)
Mari bersama-sama kita menghadiri Majelis Ilmu, kajian kitab *"Safinatunnajah"* (Materi Dasar Fikih Mazhab Syafii) plus kajian dasar bahasa Arab.
*Kitab dibagikan GRATIS*
Pengasuh : *Ustadz H. Abdullah Haidir, Lc*
Waktu : *Setiap Rabu, ba'da Shubuh hingga waktu syuruq*
Tempat : *Mushalla Taufiqurrahman, Jln Nusa Indah, no. 12, Beji Timur, Beji Depok*
https://maps.app.goo.gl/fgGq39PEjhaeifMdA
- Pengajian perdana akan dimulai pada hari *Rabu tgl 25 Oktober 2023*.
- Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi *no.HP. 081292278276*
Organized by:
🕌 *DKM Mushalla Taufiqurrahman*
Ngaji Kitab...
Sebuah usaha kecil, di mushalla kecil, rujukannya kitab berukuran kecil, didampingi ustaz kecil, baru di mulai tadi pagi...
Beberapa masukan sampai ke saya, 'Ust, kalau ngajinya baca kitab, biasanya pesertanya gak banyak...' Gak apa2, kita jalan saja, demikian saya bilang.
Ngaji kitab menyambungkan kita dengam warisan berharga para ulama, apalagi kitab tersebut telah disusun sekian abad sebelumnya dan telah dikaji dimana-mana. Saya sendiri sudah pelajari kitab Safinatunnajah ini sejak di pesantren. Maka di sana ada ilmu dan keberkahan yang sudah valid dan terverifikasi.
Disamping itu, ngaji kitab akan membuat kita dapat belajar agama secara urut, step by step... tidak lompat2 dan zigzag.
Semoga para penuntut ilmu syariat Allah diberkahi dan ilmunya bermanfaat dunia akhirat....
Kita bantu mereka dengan doa-doa kita, kita bantu mereka dengan opini kita, kita bantu mereka dengan harta kita, atau dengan apa saja yang dapat kita lakukan. Kita juga menuntut pemerintah untuk terus membantu perjuangan Palestina agar segera merdeka dan berdaulat seutuhnya.
Perkara bahwa saudara-saudara kita di Palestina jauh dari kita, dan bahwa kita sendiri sedang mengalami banyak kesulitan mestinya tidak menjadi halangan bagi kita untuk tetap memabantu perjuangan saudara-saudara kita dI sana. Karena persaudaraan Islam tidak mengenal batas negara dan jarak, ras dan wana kulit atau batas-batas lainnya. Apalagi di sana ada Masjidil Aqsha yang bukan hanya kewajiban bangsa Palestina dan bangsa Arab saja untuk menjaganya, tapi juga mewajiban seluruh kaum muslimin dimana saja berada.
Orang yang peduli dengan nasib saudaranya yang jauh, insyaAllah dia lebih peduli dengan nasib saudaranya yang dekat. Sudah terbukti, kaum muslimin yang peduli dengan sauadara-saudaranya di tempat yang jauh, mereka pulalah yang terdepan ketika saudara-saudaranya di tanah air terkena musibah dan bencana. Karunia Allah sangat banyak dan luas tak pernah berkurang.
Dan insyaAllah, ketika kita bantu kesulitan saudara kita, itu dapat menjadi sebab turunnya bantuan Allah kepada kita. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Muslim:
واللَّهُ في عونِ العبدِ ما كانَ العبدُ في عونِ أخيهِ
"Allah akan selalu menolong seorang hamba apabila hamba tersebut selalu menolong saudaranya."
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah, boleh jadi di tengah umat Islam boleh banyak perbedaan, namun ketika ada saudara kita tertindas dan terjajah, kita harus bersatu untuk membelanya. Dan jangan sekali-kali ada sikap dan ucapan, baik langsung ataupun tidak langsung, yang berikan pembenaran penjajahan kaum zionis terhadap bangsa Palestina. ..
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم أقول ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم إنه هو العصفور الرحيم.
*Khutbah kedua*
الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله.
أشهدأن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد. أما بعد.
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلمواوتسليما.
اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم تسليما عدد ما أحاط به علمك وخط به قلمك وأحصله كتابك وارض اللهمعن الخلفاء الراشدين ساداتنا أبي بكروعمروعثمانوعلي وعن الصحابة والتابعين وتابعي التابعين ومن تبعهم بإحاسندان إلى يوم الدين وعنامعهم برحمتك يا أرحم الراحمين.
اللهم اغفر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات
اللهم انصر المسلمين في كل مكان اللهم انصرهم على أعدائهم
اللهم انصر إخواننا المسلمين في فلسطين اللهم انصرهم على اليهودي الغاصبين اللهم عليك باليهودي الغاصبين اللهم عليك بهم فإنهم لا يعجزونك اللهم فرق شملهم وشتت جمعهم ومزقهم كل ممزق يا عزيز يا جبار. اللهم حرر المسجد الاقصى من أيدي اليهود
اللهم ارزقنا زيارته محررا من أيدي اليهود يا ذا الجلال والاكرام
Ya Allah ya Tuhan kami, tolonglah saudara kami di Palestina. Tolonglah mereka terhadap penjajah zionis Yahudi. Berikan mereka kemerdekaan dan kebebasan dari penjajahan zionis Yahudi.
Ya Allah, berikan sauadara-saudara kami di Palestina kesabaran, keteguhan,sembuhkan yang sakit, rahmati yang gugur dan bebaskan yang dipenjara.
Ya Allah binasakanlah kaum penjajah zionis Yahudi, cerai beraikan mereka dan hancurkan lah mereka sehancur-hancurnya. Ya Allah yang maha perkasa dan maha kuat.
Ya Allah merdekakanlah Masjidil Aqsha dari tangan kaum Yahudi.
Ya Allah berikan kami kesempatan berziarah ke sana dalam keadaan merdeka dari penjajah zionis. Ya Allah yang maha agung dan maha Mulia.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
سبحان ربك رب العزة هما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
*KHUZLAAN*
Pedih melihat saudara kita di Gaza dibombardir Zionist Israel. Namun ada yang lebih pedih dari itu, ketika banyak saudara-saudara di sekelilingnya tak tergerak memberikan bantuan berarti. Bahkan lebih dari itu, ada yang tega-teganya melontarkan berbagai tuduhan dan ungkapan sinis kepada pada pejuang Palestina dengan berbagai tuduhan-tuduhan keji. Sementara sekutu zionis, tak ragu-ragu menyatakan keberpihakannya, bahkan mengirimkan bantuan riil, termasuk militer.
Inilah yang disebut ‘Khuzlaan’, tak peduli menolong saudara muslimnya saat dia dizalimi musuhnya. Hal ini mengingatkan kita hadits yang sangat populer, sering kita baca dan kita dengar, juga tercantum dalam kitab Arbain Nawawiyah;
لاَ تَحَاسَدُوْا، وَلاَتَنَاجَشُوْا، وَلاَ تَبَاغَضُوْا، وَلاَ تَدَابَرُوْا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخوَانَاً، الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ، لاَ يَظلِمُهُ، وَلاَ يَخْذُلُهُ، وَلاَ يَكْذِبُهُ، وَلايَحْقِرُهُ....
”Janganlah kalian saling dengki, saling tipu, saling benci, saling membelakangi dan jangan menjual apa yang dijual saudaranya. Jadilah kalian semua hamba–hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dia tidak boleh menzhaliminya, tidak menolongnya, mendustakannya dan menghinanya….” (HR. Muslim, no. 2564)
Makna hadits ‘wa laa yakhzuluhuu’ ولا يخذله sebagaimana dinyatakan oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya ‘Syarh Muslim’, sebagai berikut;
وَأَمَّا لَا يَخْذُلُهُ فَقَالَ الْعُلَمَاءُ الْخَذْلُ تَرْكُ الْإِعَانَةِ وَالنَّصْرِ وَمَعْنَاهُ إِذَا اسْتَعَانَ بِهِ فِي دَفْعِ ظَالِمٍ وَنَحْوِهِ لَزِمَهُ إِعَانَتَهُ إِذَا أَمْكَنَهُ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ عُذْرٌ شَرْعِيٌّ
“Adapun makna ‘wa laa yakhzuluhuu’, para ulama berkata; al khazal (الخذل) artinya adalah tidak membela dan menolong. Maksudnya, jika saudaranya minta tolong untuk menghadapi orang zalim dan semacamnya, maka wajib dibantu semampunya jika dia tidak memiliki uzur syar’i. (Syarh An-Nawawi Alal Muslim, Juz 16, hal. 120, berdasarkan penomoran Maktabah Syamilah)
Diam saja tidak membantu saudara kita yang sedang melawan kezaliman, sudah merupakan pelanggaran besar. Apalagi melontarkan berbagai tuduhan kepada mereka yang sedang berjuang merebut haknya dari kaum zalim. Allahul musta’aan. Semoga Allah jauhkan kita dari sikap Khuzlan…
====
AbdullahHaidir
GuruNgaji