Belajar tiada henti, beribadah hingga mati
Asyrul Awakhir Dan Lailatul Qadar
Tampaknya perlu ditempatkan pada tempatnya masing-masing antara kedudukan Asyrul Awakhir dan Lailatul Qadar. Sebab keduanya memiliki kedudukan tersendiri, meskipun memiliki kaitan yang erat.
Asyrul awakhir adalah sepuluh hari terakhir bulan Ramadan yang dituntut untuk kita maksimalkan beribadah di dalamnya. Terlepas ada tidaknya Lailatul Qadar. Jika pun Lailatul Qadar diturunkan di salah satu malamnya, maka itu bonus dan karunia Allah yang sangat besar.
Maka idealnya, kita tetap berusaha memaksimalkan Asyrul awakhir hingga malam terakhir, terlepas info sana sini, apakah lailatul qadar sudah turun atau belum.
Karena kemuliaan Asyrul awakhir memiliki kedudukan tersendiri. Di sisi lain dia merupakan ajaran bagaimana kita mengakhiri sebuah amalan dengan sebaik-baiknya, karena di antara barometer Amal ada pada akhir yang baik sebagaimana sabda Rasulullah Saw...
Kesimpulannya, orang yang maksimal dalam setiap malam Asyrul awakhir hingga malam terakhir dengan iman dan harap pahala, dipastikan akan mendapatkan Lailatul Qadar, baik dia sadar atau tidak sadar, tahu atau tidak tahu, bahwa salah satu malam yang dia lalui adalah Lailatul qadar.
Namun orang yang pilih-pilih hari dan malam utk beribadah demi meraih Lailatul Qadar, dipastikan dia tidak masuk dalam sunah Nabi yang mengajarkan untuk memaksimalkan sepuluh hari terakhir Ramadan...
Dengan kata lain, kemuliaan Lailatul Qadar yang sangat besar namun tidak dipastikan persis kapan turunnya, di antara hikmah yang dapat diambil adalah agar kita memaksimalkan asyrul awakhir sebaik-baiknya hingga malam terakhir....
Wallahu a'lam.
Kekeliruan Seputar Masalah Taubat
Menganggap bahwa taubat hanya layak dilakukan apabila telah yakin bahwa dirinya tidak akan kembali bermaksiat.
Menunda-nunda bertaubat karena khawatir dirinya akan mengulangi kemaksiatan yang sama.
Kian larut dalam maksiat tanpa keinginan mengurangi. Menganggap bahwa hal tersebut tak bermanfaat selama masih suka berdosa.
Jika kembali berbuat dosa dirinya menganggap telah mempermainkn taubat dan bersikap munafik.
Lebih mengedepankan motivasi duniawi ketimbang ikhlas semata krn Allah seraya berharap ridho dan ampunanNya.
Rancu dlm memahami antar tekad tak kembali bermaksiat dengan jaminan tidak kembali bermaksiat.
Tekad tidak kembali bermaksiat adalah syarat taubat. Tapi jaminan tdk kembali bermaksiat bukan syarat taubat.
Meninggalkan kewajiban-kewajiban agama dan menjauhi majelis orang-orang saleh dan majelis zikir dengan anggapan dirinya masih penuh kotoran maksiat.
Hanya suka membesar2kan dosanya, lupa dengan kemurahan dan ampunan Allah yg lebih besar.
Tidak bertaubat lagi jika ternyata mengulangi maksiat dengan anggapan taubat berikutnya tidak diterima.
Yang benar, jika bermaksiat lagi, taubat lagi... bermaksiat lagi, taubat lagi. Kalahkan setan oleh taubatmu sebelum dia mengalahkanmu dg keputusasaanmu
Sebelum nyawa sampai kerongkongan, atau matahari terbit dari barat, tidak ada yg menutup pintu taubat, selama ikhlas...
Mari kita bertaubat..... Astaghfirullahal aziim wa atuubu ilaih.....
Pesan pagi;
Seorang hamba kadang lalai dari Tuhannya lalu melupakanNya. Allah pun rindu kepadanya, dan karena cintaNya Dia uji sang hamba hingga mengingatNya hingga dia kembali mencintaaNya. Maka Allah pun mencintainya, lalu Dia angkat musibahnya kemudian Dia beri rizki yg baik kepadanya
Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban
Terkenal di tengah masyarakat keutamaan malam nishfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Hadits-hadits terkait dalam masalah ini sebagian dikatagorikan dha’if (lemah), bahkan sebagian lagi dikatagorikan maudhu (palsu) oleh para ulama hadits. Khususnya hadits-hadits yang mengkhususkan ibadah tertentu pada malam tersebut atau hadits-hadits yang menjanjikan jumlah dan bilangan pahala atau balasan tertentu bagi yang beribadah di dalamnya.
Akan tetapi, ada sebuah hadits yang berisi tentang keutamaan malam Nisfhu Sya’ban yang bersifat umum, tanpa mengkhususkan ibadah-ibadah tertentu. Yaitu hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam Nisfhu Sya’ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik atau orang yang sedang bertengkar (dengan saudaranya).”
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1390). Dalam Zawa’id Ibnu Majah, riwayat ini dinyatakan dha’if karena adanya perawi yang dianggap lemah.
Namun hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dari shahabat Mu’az bin Jabal (215). Ibnu Hibban juga mencantumkan dalam shahihnya (5665), begitu pula Imam Ahmad mencantumkan dalam Musnadnya (6642). Al-Arna’uth dalam ta’liq (komentar)nya pada dua kitab terakhir tentang hadits tersebut, berkata, “Shahih dengan adanya syawahid (riwayat-riwayat semakna lainnya yang mendukung).”
Al-Albani memasukkan hadits ini dalam kelompok hadits-hadits shahih dalam kitabnya Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (1144), juga dalam kitabnya Shahih Targhib wa Tarhib (1026).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Adapun malam Nishfu Sya’ban, di dalamnya terdapat keutamaan.” (Mukhtashar Fatawa Mishriyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 291)
Karena itu, ada sebagian ulama salaf dari kalangan tabi’in di negeri Syam, seperti Khalid bin Ma’dan dan Luqman bin Amir yang menghidupkan malam ini dengan berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan ibadah tertentu. Dari merekalah kemudian kaum muslimin membudayakan berkumpul di masjid-masjid pada malam Nisfhu Sya’ban dengan melakukan ibadah tertentu untuk berdoa dan berzikir. Ishaq bin Rahawaih menyetujui hal ini dengan berkata, “Ini bukan bid’ah”
Akan tetapi, sebagian ulama Syam lainnya, di antaranya Al-Auza’i yang dikenal sebagai Imam ulama Syam, tidak menyukai perbuatan berkumpul di masjid-masjid untuk shalat dan berdoa bersama pada malam ini, namun mereka membenarkan seseorang yang shalat khusus pada malam itu secara pribadi (tidak bersama-sama).
Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, begitu juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Lebih keras dari itu adalah pandangan mayoritas ulama Hijaz, sepeti Atha, Ibnu Mulaikah, juga ulama Madinah dan pengikut Mazhab Maliki, mereka menganggapnya sebagai perbuatan bid’ah.
(Lihat: Latha’iful Ma’arif, Ibnu Rajab Al-Hambali, hal. 151, Mukhtashar Fatawa Al-Mishriyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 292)
Walhasil, ini memang masalah khilafiyah, silakan mengambil pilihan berdasarkan pemahamannya atau berdasarkan ulama yang diikutinya... tak perlu ribut-ribut....
Pelajaran dari kisah perkawinan Rasulullah saw dengan Hafshah binti Umar bin Khattab radhiallahu anhuma....
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab (ayahnya) berkata,
"Hafshah menjanda setelah suaminya Khunais bin Huzafah wafat, dia adalah salah seorang shahabat yang turut serta dalam perang Badar, lalu meninggal di Madinah.
Maka aku segera menemui Utsman bin Affan, lalu aku tawarkan kepadanya agar menikahi Hafshah. Aku katakan kepadanya, "Jika engkau bersedia, Hafshah akan aku nikahkan denganmu." Namun Utsman bin Affan berkata, "Aku pikir-pikir dahulu."
Lalu aku tunggu beberapa malam hingga akhirnya dia (Utsman) menemuiku seraya berkata, "Saat-saat sekarang ini, saya belum berencana untuk menikah." Lalu Umar berkata, "Lalu aku menemui Abu Bakar dan aku katakan kepadanya, 'Kalau mau, aku akan nikahkan Hafshah denganmu" Namun tidak ada respon, sehingga aku merasa bahwa keadaannya seperti Utsman. Setelah beberapa hari berlalu, ternyata Hafshah dilamar oleh Rasulullah saw, akhirnya Hafshah aku nikahkan dengan beliau saw.
Kemudian (setelah pernikahan tersebut) Abu Bakar menemuiku seraya berkata, "Tampaknya ada sesuatu yang engkau simpan saat engkau menawarkan Hafshah kepadaku dan aku tidak menjawabnya?" Aku katakan, "Ya" Lalu dia berkata, 'Tidak ada yang menghalangiku untuk menerima tawaranmu sedikit pun kecuali aku mendengar bahwa Rasulullah saw menyebut namanya (untuk menikahinya) dan aku tidak berani menyebarkan rahasia Rasulullah saw. Seandainya beliau membatalkannya, niscaya aku bersedia menikahinya." (HR. Bukhari)
Dalam riwayat disebutkan bahwa ketika Abu Bakar dan Utsman tidak merespon tawaran Umar bin Khattab untuk menikahi Hafshah, beliau mendatangi Rasulullah saw untuk menyampaikan hal tersebut. Maka Rasulullah saw bersabda,
يَتَزَوَّجُ حَفْصَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْ عُثْمَانَ ; وَيَتَزَوَّجُ عُثْمَانُ مَنْ هِيَ خَيْرٌ مِنْ حَفْصَةَ (رواه أبو يعلى)
"Hafshah akan dinikahi oleh orang yang lebih baik dari Utsman dan Utsman akan menikah dengan wanita yang lebih baik dari Hafshah." (HR. Abu Ya'la)
Ternyata benar. Tak lama kemudian Rasulullah saw melamar Hafshah untuk dirinya, sedangkan Utsman menikahi puteri Rasulullah saw; Ummu Kultsum, setelah isteri beliau sebelumnya yang juga puteri Rasulullah saw; Ruqoyyah, meninggal dunia.
Pernikahan Rasulullah saw dengan Hafshah terjadi pada tahun ketiga hijriah. Maka dengan demikian, Hafshah menikah dengan Rasulullah saw pada usia 20 tahun.
-----------------------------------
Pelajaran:
- Seorang ayah sebaiknya aktif mencarikan calon suami yang saleh bagi puterinya.
- Kedua belah pihak hendaknya merahasiakan proses pencarian tsb dan tidak dipublikasikan.
- Seraya berikhtiar, tetap meyakini bahwa pilihan Allah baginya adalah yang terbaik.
Isra Mi’raj Dan Rahasia Keunggulan Abu Bakar Ash-Shidiq radhiallahu anhu
Ada pertanyaan yang cukup menggelitik tentang keutamaan Abu Bakar Ash-Shidiq, mengapa dia menjadi sahabat yang paling utama. Sebab, jika ditanya keunggulan-keunggulan tertentu pada sahabat, biasanya nama Abu Bakar tidak tercantum di barisan terdepan; Tentang keunggulan ilmu, maka yang segera disebut adalah sahabat semacam Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Zaid bin Tsabit. Tentang keunggulan militer, maka yang segera disebut adalah Khalid bin Walid, Usamah. Tentang keunggulan manajemen pemerintahan, Umar bin Khattab biasanya lebih dahulu disebut. Tentang kedermawanan, Usman bin Affan lebih menonjol, dll.
Jika demikian halnya, mengapa Abu Bakar Ash-Shidiq menjadi sahabat yang paling mulia di antara sahabat lainnya? Barangkali salah satu sisi dari peristiwa Isra Mi’raj dapat menjadi salah satu kunci jawabannya.
Sebagaimana diketahui dalam catatan sirah, bahwa kaum musyrikin Mekah ‘mentertawakan’ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam setelah beliau menceritakan peristiwa Isra Mi’rajnya. Lalu mereka mendatangi Abu Bakar Ash-Shidiq radhiallahu anhu untuk mendengarkan langsung dari orang terdekatnya apa reaksinya. Tentu mereka berharap bahwa sikap Abu Bakar akan bersikap sama dengan mereka mengingat peristiwa tersebut sangat sulit diterima akal.
Namun, harapan mereka sirna. Setelah mereka sampaikan kabar dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang peristiwa Isra Mi’raj, Abu Bakar Ash-Shidiq balik bertanya, “Benarkah beliau menyatakan hal tesebut?” Mereka jawab, “Benar,” maka beliau berkata, “Jika dia yang mengatakan demikian, maka itu benar.” Mereka masih penasaran, lalu mendesak Abu Bakar dengan pertanyaan, “Apakah engkau akan membenarkan sahabatmu yang mengatakan bahwa dia diperjalankan di malam hari ke Baitul Maqdis lalu kembali sebelum subuh?”
Maka terucaplah dari mulut Abu Bakar Ash-Shiddiq sebuah ungkapan keimanan sangat agung,
إِنِّي لَأَصُدِّقُهُ فِيمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ أُصَدِّقُهُ بِخَبَرِ السَّمَاءِ فِي غَدْوَةٍ أَوْ رَوْحَةٍ
“Jika dia berkata demikian, sungguh aku akan membenarkan apa yang dia sampaikan, bahkan walaupun lebih dari itu. Aku membenarkan berita langit baik di pagi atau sore hari.” (HR. Hakim, dinyatakan shahih dan disetujui oleh Imam Az-Zahabi)
Karena sikapnya itu, beliau diberi gelar “Ash-Shiddiq” (yang selalu membenarkan).
Ya, keunggulan Abu Bakar Ash-Shidiq ada pada keyakinan, kecintaan, ketulusan, kepatuhan dan kesungguhan dalam menerima ajaran Allah. Sesuatu yang umumnya tidak mudah dinilai secara kasat mata, tapi butuh ‘ainul bashirah’ (mata hati) untuk melihatnya.
Diriwayatkan dari Rasulullah saw, beliau bersabda,
مَا دَعَوْتُ أَحَدًا إِلَى الإِسْلامِ إِلا كَانَتْ لَهُ عَنْهُ كَبْوَةٌ ، وَتَرَدُّدٌ وَنَظَرٌ ، إِلا أَبَا بَكْرٍ
“Aku tidak pernah mendakwahkan seseorang melainkan (awalnya) ada keraguan padanya, kecuali Abu Bakar. Dia tidak ragu-ragu (langsung meyakini).” (HR. Baihaqi)
Karena itu, seorang ulama salaf berkata,
مَا فَضَلَ أَبُو بَكْرٍ النَّاسَ بِكَثْرَةِ صَلاةٍ ، وَلا بِكَثْرَةِ صِيَامٍ ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ وَقَرَ فِي صَدْرِهِ
“Abu Bakar tidak mengungguli manusia dengan banyaknya shalat dan puasa, akan tetapi dengan sesuatu yang tertanam dalam dadanya.” (Riwayat Hakim dan Tirmizi)
Inilah medan hati yang kerap kita lupakan, padahal sesungguhnya dia merupakan medan amal yang sangat besar dan paling besar, yang apabila hal ini digarap maksimal akan menjadi pondasi kokoh bagi tegak dan berdirinya nilai-nilai kebajikan pada diri kita. Sebaliknya, apabila medan ini tak dipedulikan atau bahkan cenderung diabaikan, medan amal semakin sempit dan lemah, bahkan amal yang tampak besar sekalipun, boleh jadi makna dan hakekatnya tidak sebesar yang tampak. Karena masalah hati.
Di sisi lain, kebesaran seseorang di hadapan Allah, tidak selalu berbanding dengan nama besar dengan segala atributnya.
Khutbah Jum'at: Isra Miraj dan ujian keimanan👆👆👆
Читать полностью…*#Kajian Online Majelis Ta'lim Al Ukhuwwah#*
Bersama:
👳🏻♂️ *Ustadz Abdullah Haidir, Lc.*
Tema:
✒️ *Hadits Arba'in #25*
*📆 Ahad, 28 Februari 2021*
*⏰ Pk 05.30 - 06.30 WIB*
*Join Zoom Meeting*
https://kaaba-tech.zoom.us/j/5335434724?pwd=MkpIT20yckxsY0xXOXRENGdVeHFZQT09
Meeting ID: 533 543 4724
Passcode: Ptw1ne
*Live Streaming Youtube:*
https://youtu.be/LrLkl5Bq0xM
Klik tautan ini untuk bergabung di grup silaturahim jamaah Majelis Ta'lim Al Ukhuwwah: https://chat.whatsapp.com/CtbeXcG9dK5F0OeFLqvnMU
Silakan sebarkan info ini, semoga menjadi amal jariyah
*Kencleng Infaq Majelis:*
📒 No. Rekening BRI 736801005069537
an. Ekana Priangga, Ss.
📒 LinkAja Syariah
08988103410 an. Ihsan Jatnika
📒 GoPay
08988103410 an. Ihsan Jatnika
Cantumkan kode *002* diakhir Nominal Transfer
Contoh *Rp 100.002*
Jazakumullah khairan katsiran
🤝 Salam Ukhuwwah
🕌 DKM Mushola Al Ukhuwwah
Beginilah perjuangan...
Kita terus dituntut menguatkan diri menyusuri jalan...
Bukan hanya fisik, jiwa pun kerap ditimpa kelelahan...
Karena dimanapun, berjuang artinya siap berkorban...
Di sana ada musuh yang slalu mengintai di setiap kesempatan
Di sana ada orang2 yg diharap bantuannya, justru melemahkan
Di sana ada orang2 yang dipercaya, lalaikan amanah yg ditugaskan
Di sana ada para penonton yang asyik menyaksikan pertandingan...
Di sana ada kelemahan diri sendiri yang kadang terlupakan...
Semua itu, pasti kan dihadapi di tengah perjalanan...
Mundur dan berhenti dari arena perjuangan, bukan jawaban yang diharapkan...
Kemajuan disyukuri dengan rendah hati, kesalahan diperbaiki penuh evaluasi....
Beginilah perjuangan... bagaimanapun, perjalanan harus dilanjutkan...
💐🌾🍃 *UNDANGAN* 🍃🌾💐
Assalaamu'alaykum, ustadz Abdullah Haidir.
Dengan mengharap rahmat dan ridho ALLAH, kami mengundang ustadz untuk mengisi kajian online Majelis Ta'lim As-Sa'adah Mutiara Depok, in syaa ALLAH
📆 • pada *Selasa, 11 Rajab 1442H*
*( 23 Februari 2021 )*
⏰ • jam 09.15 - 10.45 WIB
🕌 • di *Ruang Pertemuan ZOOM*
Meeting ID : 814 8997 5371
Password : mutiara
Link :
https://us02web.zoom.us/j/81489975371?pwd=dzJuYVd4L1licnNla2ZJbnkvenM3Zz09
📚 • dengan tema kajian
*”Bersuci dari Hadats : Wudhu, Mandi, Tayammum“* (Silsilah Fiqih Thaharah, Bagian 2)
Kajian ini juga dapat disimak melalui live streaming youtube MT As-Sa'adah :
https://youtu.be/40_4GjZUU6w
Kami nantikan kehadiran ustadz untuk berbagi ilmu kepada kami.
Semoga ALLAH mudahkan urusan-urusan kita, aamiin...
-- Pengurus MT As-Sa'adah --
🌷🌿🌼🌿🌷🌿🌼🌿🌷
Khutbah Abu Bakar radhillahu anhu saat dilantik menjadi khalifah sangat menggetarkan dan merupakan prinsip pemimpin sejati....:
أَيُّها الناسُ فَإِني قد وُلِّيتُ عليكم ولست بخيركم
Wahai manusia, aku telah dipilih, dan aku bukanlah yg terbaik di antara kalian
فإِنْ أَحْسَنْتُ فَأَعِينُونِي وإِنْ أَسَأْتُ فَقَوِّمُوني.
Jika aku berbuat baik, bantulah aku. Jika aku berbuat buruk, luruskan aku
الصِدْقُ أمانةٌ والكَذِبُ خِيَانَةٌ
Jujur adalah amanah. Dusta adalah khianat
والضعيفُ فيكم قويٌّ عندي حتى أرجعَ إليه حقَّه إن شاء اللّه
Orang lemah, adlah org kuat dimataku
agar kupenuhi hak2nya, insya Allah
والقويّ فيكم ضعيفٌ عندي حتى آخذَ الحقَّ منه إن شاء اللّه
Orng kuat, adalah lemah di mataku, agar ku ambil hak2 (org lain) darinya, i. Allah
لا يَدَعُ قومٌ الجِهادَ في سبيل اللّه إلا خَذَلَهم اللَّهُ بالذُلِّ
Kaum yg meninggalkan jihad di jlan Allah niscaya Allah kan hinakan
ولا تَشِيعُ الفاحشةُ في قومٍ إِلا عَمَّهم اللَّهُ بِالبلاءِ.
Jika kemunkaran merajalela, niscaya kan Allah turunkan bencana tuk semua
أَطِيعُوني ما أَطَعْتُ اللَّهَ ورسولَه
Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan RasulNya.
فإِذا عَصَيْت اللَّهَ ورسولَه فلا طاعةَ لي عليكم.
Jk aku bermaksiat kpd Allah, tdk ada taat bagi kalian kpdku
قُومُوا إلى صلاتكم يَرْحَمْكُمُ اللّه.
Tunaikan shalat kalian, semoga Allah merahmati kalian
2 Macam Kematian
Kematian itu ada 2 macam;
Mustarih; Kematiannya membuat dia istirahat dari segala derita (Krn iman dan amal saleh)
Mustarah minhu; Kematiannya membuat orang yg hidup, bahka pohon dan hewan, istirahat dari keburukan dan kejahatannya.
Raihlah kematian pertama, jangan kedua.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِيٍّ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مُرَّ عَلَيْهِ بِجَنَازَةٍ فَقَالَ: مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ ؟ فَقَالَ : الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ ، وَالْبِلَادُ ، وَالشَّجَر ُ، وَالدَّوَابُّ (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Qatadah bin Rib'i, dia meriwayatkan bahwa suatu kali lewat jenazah di depan Rasulullah saw. Maka beliau bersabda; 'Mustarih dan mustarah minhu.' Mereka bertanya, 'Apa itu mustarih dan mustarah minhu wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Hamba beriman (dgn kematiannya) istirahat dari derita dunia' sedangkan orang durhaka (dengan kematiannya) hamba Allah (yg masih hidup), negeri, pohon dan hewan, beristirahat dari (kejahatan dan keburukan)nya." (HR. Bukhari Muslim)
Shobaahul Khair...
يقول ابن القيم :
“ أتظن أن الصالحين بلا ذنوب؟!
إنهم فقط: استتروا ولم يُجاهروا، واستغفروا ولم يُصروا ، واعترفوا ولم يبرروا ، وأحسنوا بعدما أساءوا. ”
Ibnu Qayyim berkata: Memangnya kamu kira orang saleh itu tak berbuat dosa?
Mereka kadang berbuat dosa, tapi mereka sembunyikan tidak dipertontonkan, mereka mohon ampun tidak keterusan, mereka mengaku salah tidak cari-cari pembenaran, dan mereka lakukan perbaikan setelah tergelincir dlm kemaksiatan.
Kepercayaan Babi Ngepet Dan Tuyul
Di depok belakangan ini sedang rame dengan berita ditangkapnya babi ngepet oleh warga.
Kepercayaan terhadap adanya babi ngepet dan sejenisnya seperti tuyul, berlatar belakang adanya keyakinan orang-orang yang melakukan pesugihan untuk mendapatkan harta dengan jalan mengambil harta orang lain secara klenik dengan terlebih dahulu dia berubah bentuk menjadi seekor babi.
Tidak ada bukti apapun yang dapat dijadikan pegangan, baik secara faktual apalagi secara syariat. Yang tersisa hanya omongan dari mulut ke mulut. Paling jauh, kalaupun ada peristiwa aneh, dia hanya permainan dukun yang berkolaborasi dengan jin. Tujuannya semata menimbulkan keyakinan macam2.
Sikap terbaik dalam masalah ini adalah dengan mengabaikan semua mitos-mitos tsb. Jangan terpengaruh dengannya. Soal babi yang ditangkap itu, carikan saja kemungkinan2 lain, apakah itu memang babi liar, atau ada yg sengaja melepasnya. Dengan kata lain itu hanya babi biasa dan bukan 'siapa2'.
Begitu pula soal uang yang hilang, carikan saja alasan lain, misalnya memang ada yang mencurinya seperti biasa, atau salah meletakkan, atau lupa, atau cuma pura2. Sebab kalau memang babi ngepet itu amampu mencuri uang dengan cara halus seperti itu, tentu ATM atau brangkas bank lebih menarik. Atau dia lebih prioritaskan beroperasi di komplek perumahan mewah ketimbang di perkampungan masyarakat bawah.
Jika kita masih percaya hewan itu jelmaan manusia dengan segala keyakinan lainnya, maka dia akan jadi celah setan membisikkan keyakinan macam2 yang salah satu akibatnya mudah melontarkan tuduhan2 tanpa bukti. Di sanalah para dukun jadi senang karena banyak yang mempercayai hasil kerja mereka.
Ngaji From Home | Spesial Ramadhan
Sahabat iDream yuk simak terus program "Ngaji From Home" di radio I-Dream, selama Ramadhan ini bakal ada tema-tema yang sangat menarik untuk kita bahas tentunya bersama narasumber yang kompeten di bidangnya, makanya jangan lewatkan ya...
Catat ya tanggal dan jamnya:
📆 Hari/tgl: Jum'at, 23 April 2021
🕙 Live Pukul : 16.00-17.15 WIB
============================
📚 Tema: "Fikih Makanan dan Minuman"
🎤 Narasumber :
Ustadz Farid Nu'man Hasan
============================
▶️ Youtube Channel : iDream TV
https://youtu.be/YmH_KxSkrPQ
Yuk ikutan menjadi sahabat radio I-Dream
Isi Formnya disini: http://bit.ly/SurveyIdream
📡 Link Streaming Radio I-Dream :
🎧 Website Official : idreamradio.id
🎧 Online Radiobox:
https://onlineradiobox.com/id/idream1044/
🎧 Listen on Radio Garden: https://s.id/zMOCk
============================
✅ Follow Sosial media kami:
✅ FB : fb.me/idreamradio1044
✅ IG : instagram.com/idreamradio
✅ Web: idreamradio.id
✅ Telegram : s.id/zMNhX
✅ WA Group : s.id/zMMUO
Didukung oleh:
- Qazwa Fintec Syariah
- Patra Haji dan Umroh
============================
I-Dream Radio | Successful Moslem Family
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
#stayathome #ngajifromhome #ngajionline #dengerinradio #kajianonline #kuliahonline #NgajifromHomeRamadhan
Tayangan Ramadan yg mendidik buat anak2 relatif masih jarang. Idream coba mengemasnya dalam program kisah hewan dalam Al Qur'an yang dibawakan para penutur handal. Setiap pekan mulai besok Sabtu pagi. Ajak anak2 untuk menikmati dan mengambil pelajarannya....
Читать полностью…🏠📚 NGAJI FROM HOME 📚🏡
🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳
Kami mengajak kaum Muslimin dan Muslimah untuk mengikuti kajian Islam bersama I-Dream Media
📆 *Hari/tgl: Selasa, 23 Maret 2021*
🕙 *Live Pukul : 16:00 WIB - Selesai*
============================
📚 *Tema: "Mau Dibawa Ke Mana Keluarga Kita?"*
🎤 *Narasumber : Ustadz Bendri Jaisyurrahman*
_(Muballigh, Praktisi Parenting Islami)_
@ajobendri
===========================
▶️ Youtube Channel : iDream TV
https://youtu.be/KqiHlFJFF8Q
Yuk ikutan menjadi sahabat radio I-Dream
Isi Formnya disini: http://bit.ly/SurveyIdream
📡 Link Streaming Radio I-Dream :
🌐 Website Official : idreamradio.id
💽 Online Radiobox:
https://onlineradiobox.com/id/idream1044/
🎧 Listen on Radio Garden: https://radio.garden/listen/i-dream-radio/k6glR0X2
✅ *Follow Sosial media kami:*
👥 FB : fb.me/idreamradio1044
📸 IG : instagram.com/idreamradio
🌐 Web: idreamradio.id
🏷 Telegram : t.me/idreamradio
💬 WA : wa.me/082298881044
===========================
I-Dream Radio | Successful Moslem Family
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
#ngajifromhome #ngajionline #dengerinradio #kajianonline #parentingislam #kajianparenting
Boleh jadi kebesaran itu ada para orang-orang kecil yang tidak tertangkap kamera atau yang namanya tidak menjadi berita, akan tetapi dia kokoh dalam keimanan, kuat dalam keyakinan, melangkah penuh cinta dan ketulusan serta patuh tak tergoyahkan.
طُوبَى لِعَبْدٍ آخِذٍ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، أَشْعَثَ رَأْسُهُ، مُغْبَرَّةٍ قَدَمَاهُ، إِنْ كَانَ فِي الحِرَاسَةِ، كَانَ فِي الحِرَاسَةِ، وَإِنْ كَانَ فِي السَّاقَةِ كَانَ فِي السَّاقَةِ، إِنِ اسْتَأْذَنَ لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ، وَإِنْ شَفَعَ لَمْ يُشَفَّعْ (رواه البخاري)
“Beruntunglah seorang hamba yang mengambil tali kendali kudanya di jalan Allah, rambutnya kumal, kedua kakinya dekil. Jika ditugaskan sebagai penjaga, dia laksanakan. Jika ditugaskan di barisan belakang, dia laksanakan. Jika dia minta izin, tidak diberi izin jika dia minta tolong tidak ditolong (karena buka orang terkenal).” (HR. Bukhari)
Kemenangan dan Kekalahan....
Kemenangan itu buka saat kau melihat lawanmu kalah, tapi saat staminamu membela kebenaran tidak lemah...
Kekalahan itu bukan saat kau melihat lawanmu menang, tapi saat kau tunduk di hadapan kezaliman dan menggadaikan jalan juang...
Kemenangan itu bukan saat kau dipuja puji, tapi saat kau teguh menunaikan janji.....
Kekalahan itu bukan saat kau di bully dan dicaci maki, tapi saat kau lupa diri dan ingkar janji.....
Kemenangan itu, bukan ketika engkau berhasik men-KO lawanmu, tapi ketika engkau berhasil meng-KO ego dan kesombonganmu
Kekalahan itu, bukan ketika lawanmu berhasil menjatuhkanmu, tapi ketika engkau berhasil dijatuhkan, namun tidak ingin bangkit lagi......
Kemenangan itu bukan saat engkau mengalahkan argumen lawanmu, tapi saat engkau tetap menjaga persaudaraan dengannya walau beda pendapat...
Kekalahan itu bukan saat argumenmu dibantah lawanmu, tapi saat kau tetapkan bahwa orang yg tdk setuju denganmu adalah musuhmu.....
Shobaahul khair wal barokah....
*اين انت؟*
*Dimana Engkau*
أين أنت؛ والطريق: طريق تعب فيه آدم، وناح لأجله نوح، ورمي في النار الخليل، وأضجع للذبح إسماعيل، وبيع يوسف بثمن بخس ولبث في السجن بضع سنين، ونشر بالمنشار زكريا، وذبح السيد الحصور يحيى، وقاسى الضر أيوب، وزاد على المقدار بكاء داود، وسار مع الوحش عيسى، وعالج الفقر وأنواع الأذى محمد صلى الله عليه وسلم
؛تُزهى أنت باللهو واللعب؟!
*ابن القيم*
Dimana kamu dalam jalan ( menuju Allah)
Dijalan penuh kelelahan ada Adam, Nuh mengeluh, Ibrahim dilempar ke kedalam Api, Ismail dibentangkan untuk disembelih, Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama beberapa tahun, Zakaria digergaji, Yahya disembelih, Ayub menderita penyakit, Daud menangis melebihi kadar semestinya, Isa berjalan sendirian, dan baginda Nabi Muhammad mendapatkan kefakiran dan berbagai gangguan.
Sementara kalian ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main???
_Ibnul Qoyyim_
Para Buzzer Dan Penjilat, Bertaubatlah!!
Kemaren isi kajian membahas hadits-hadits dalam kitab Al Adabul Mufrad yang diriwayatkan Al Bukhari, mendapatkan riwayat yang cocok untuk jadi peringatan buat para buzzer dan para penjilat penguasa...
Rasulullah Saw bersabda;
مَنْ أَكَلَ بِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَكْلَةً وَقَالَ مَرَّةً أُكْلَةً فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُطْعِمُهُ مِثْلَهَا مِنْ جَهَنَّمَ وَمَنْ كُسِيَ بِرَجُلٍ مُسْلِمٍ ثَوْبًا فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَكْسُوهُ مِثْلَهُ مِنْ جَهَنَّمَ وَمَنْ قَامَ بِرَجُلٍ مُسْلِمٍ مَقَامَ سُمْعَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُومُ بِهِ مَقَامَ سُمْعَةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa mengambil sesuap makanan (dari hasil upah karena memfitnah atau menjatuhkan martabat) seorang muslim, maka Allah 'Azza wa Jalla akan memberinya makanan yang semisal dari neraka jahanam. Dan barangsiapa diberi pakaian (dari hasil upah karena memfitnah atau menjatuhkan martabat) seorang muslim meski hanya sepotong, maka Allah 'Azza wa Jalla akan memakaikan pakaian yang semisal kepadanya dari pakaian neraka Jahanam. Dan barangsiapa bersikap (dibuat2) di depan seorang muslim (penguasa, dll) untuk mendapatkan nama baik (dan ingin mendapatkan keuntungan dunia), maka Allah 'Azza wa Jalla akan membongkar rahasianya di hari kiamat sebagai orang yg suka mencari perhatian (penjilat)." (HR. Al Bukhari dalam kitab Al Adabul Mufrad).
* Menjatuhkan martabat seseorang saja sudah merupakan perkara tercela, apalagi jika hal tersebut di jadikan sebagai ladang penghasilan, merekalah para buzzer yg banyak menebar permusuhan. Tak sedikit yang karenanya seseorang dipenjara dsb.
Tapi ada lagi yang lebih tercela, yaitu orang2 yang menggunakan tenaga mereka dan mengeluarkan harta yang banyak untuk membayar mereka demi kepentingan2 dan ambisi pribadinya...
Kalau pengamalan berdasarkan ilmu, wawasan jadi luas, sikap jadi luwes, kelakuan ga bikin gemes….. Perhatikan pandangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiah menyikapi sejumlah perbedaan pendapat…
وَكَذَلِكَ إذَا اقْتَدَى الْمَأْمُومُ بِمَنْ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ , أَوْ الْوِتْرِ , قَنَتَ مَعَهُ . سَوَاءٌ قَنَتَ قَبْلَ الرُّكُوعِ , أَوْ بَعْدَهُ , وَإِنْ كَانَ لا يَقْنُتُ , لَمْ يَقْنُتْ مَعَهُ .
وَلَوْ كَانَ الإِمَامُ يَرَى اسْتِحْبَابَ شَيْءٍ , وَالْمَأْمُومُونَ لا يَسْتَحِبُّونَهُ , فَتَرَكَهُ لأَجْلِ الاتِّفَاقِ وَالائْتِلافِ : كَانَ قَدْ أَحْسَنَ . مِثَالُ ذَلِكَ الْوِتْرُ فَإِنَّ لِلْعُلَمَاءِ فِيهِ ثَلاثَةَ أَقْوَالٍ : أَحَدُهَا : أَنَّهُ لا يَكُونُ إلا بِثَلَاثٍ مُتَّصِلَةٍ . كَالْمَغْرِبِ : كَقَوْلِ مَنْ قَالَهُ مِنْ أَهْلِ الْعِرَاقِ . وَالثَّانِي : أَنَّهُ لا يَكُونُ إلا رَكْعَةً مَفْصُولَةً عَمَّا قَبْلَهَا , كَقَوْلِ مَنْ قَالَ ذَلِكَ مِنْ أَهْلِ الْحِجَازِ . وَالثَّالِثُ : أَنَّ الأَمْرَيْنِ جَائِزَانِ , كَمَا هُوَ ظَاهِرُ مَذْهَبِ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَغَيْرِهِمَا , وَهُوَ الصَّحِيحُ . وَإِنْ كَانَ هَؤُلاءِ يَخْتَارُونَ فَصْلَهُ عَمَّا قَبْلَهُ ,
فَلَوْ كَانَ الإِمَامُ يَرَى الْفَصْلَ , فَاخْتَارَ الْمَأْمُومُونَ أَنْ يُصَلِّيَ الْوِتْرَ كَالْمَغْرِبِ فَوَافَقَهُمْ عَلَى ذَلِكَ تَأْلِيفًا لِقُلُوبِهِمْ كَانَ قَدْ أَحْسَنَ , كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لِعَائِشَةَ : ( لَوْلا أَنَّ قَوْمَك حَدِيثُو عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ لَنَقَضْت الْكَعْبَةَ , وَلأَلْصَقْتهَا بِالأَرْضِ ; وَلَجَعَلْت لَهَا بَابَيْنِ , بَابًا يَدْخُلُ النَّاسُ مِنْهُ , وَبَابًا يَخْرُجُونَ مِنْهُ ) . فَتَرَكَ الأَفْضَلَ عِنْدَهُ ; لِئَلا يَنْفِرَ النَّاسُ " اهـ .
Demikian pula halnya, jika makmum mengikuti imam yang qunut dalam shalat Fajar (Shubuh) atau Witir, hendaknya dia qunut bersamannya. Apakah qunutnya sebelum ruku atau sesudahnya. Jika imamnya tidak qunut, hendaknya dia tidak qunut sepertinya.
Seandainya imam berpendapat sunahnya sebuah amalan, sedangkan makmumnya berpendapat tidak sunah, meninggalkannya dengan tujuan untuk menyatukan hati dan persatuan adalah lebih baik. Misalnya adalah, para ulama memiliki tiga pendapat dalam shalat witir; Pertama; Dilakukan tiga rakaat secara bersambung, seperti shalat Maghrib seperti pendapat warga Irak. Kedua; Ada satu rakaat yang harus terpisah dari rakaat sebelumnya. Seperti pendapat penduduk Hijaz. Ketiga; Kedua praktek tersebut dibolehkan, sebagaimana tampak dalam mazhab Syafii, Ahmad dan selain keduanya. Inilah yang benar.
Seandainya imam berpendapat shalat witir harus dipisah sementara para makmumnya berpendapat bahwa shalat Witir harus disambung seperti shalat Maghrib, lalu imam shalat sesuai pendapat mereka untuk menyatukan hati, maka dia telah bersikap baik. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada Aisyah
لَوْلا أَنَّ قَوْمَك حَدِيثُو عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ لَنَقَضْت الْكَعْبَةَ , وَلأَلْصَقْتهَا بِالأَرْضِ ; وَلَجَعَلْت لَهَا بَابَيْنِ , بَابًا يَدْخُلُ النَّاسُ مِنْهُ , وَبَابًا يَخْرُجُونَ مِنْهُ
“Seandainya kaummu bukanlah orang yang baru meninggalkan jahiliah, niscaya Ka’bah akan aku bongkar dan akan aku tempelkan dengan bumi serta akan aku buat dua pintu, pintu yang satu untuk masuk dan yang lain untuk keluar.”
Beliau meninggalkan rencana tersebut agar orang-orang tidak menjauh darinya.
(Al-Fatawa Al-Kubro: 2/117)
Mari Belajar Cerdas......
Cerdas adalah selalu berusaha menjadi pelopor, bukan pengekor....
Cerdas itu pandai memilah bukan suka menggeneralisir dan menyamaratakan.
Cerdas adalah teliti mengamati, bukan terbawa arus opini….
Cerdas adalah engkau melakukan kebaikan yang telah engkau ketahui...
Cerdas itu adalah apabila kesalahan tak menghalanginya tuk terus bekerja sambil memperbaiki diri, bukan alasan untuk undur diri dan mencaci maki...
Cerdas tidak lemah berjuang krn survey lemah, justeru dia harus lemahkan hasil survey dg perjuangan keras...
Cerdas standar: Memilih yg baik dari yg buruk.
Cerdas super: Memilih yg terbaik di antara yg baik atau memilih yg lebih ringan keburukanya di antara yg buruk
Cerdas itu, kalau tidak dapat seluruhnya, minimal dapat sebagiannya....bukan berprinsip, kalau tidak dapat sebagiannya, tinggalkan saja seluruhnya....
Cerdas adalah memilih kata yang tepat di moment yg tepat, bukan selalu mengulang-ulang kata yang sama walau moment berbeda.