Belajar tiada henti, beribadah hingga mati
Khutbah Idul Adha; Tingkatkan Penghambaan, Muliakan Sesama Dalam Kehidupan
Oleh: Abdullah Haidir, Lc
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ. وَبَلَغَنَا إِلَى هٰذَا الْيَوْمِ مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُوْ رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ تُرْجَى مِنْهُ الشَّفَاعَةُ.
أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْعُقُوْلِ السَّلِيْمَةِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ،
عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Hari ini kita Kembali dipertemukan dengan hari yang agung dan mulia. Hari Dimana Allah perlihatkan kepada kita kekuasaannya dengan kasat mata. Sejak kemaren suara takbir berkumandang di berbagai penjuru, lisan ini pun seakan secara otomatis melantunkannya dengan penuh syahdu.
Hari ini berkumpul ibadah-ibadah utama yang tidak terdapat pada hari lainnya, di hari ini ada ibadah shalat, takbir tahlil dan tahmid, ibadah kurban, ibadah haji…. Maka tidak ada ucapan yang pantas diucapkan atas segala kemuliaan ini kecuali lantunan pujian dan rasa Syukur kepada Allah Taala diiringi sikap membesarkan dan mengagungkanNya.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd….
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Idul Adha dengan segala kemuliaan dan rangkaian ibadahnya dapat disimpulkan sebagai sebuah refleksi penghambaan kepada Allah dan kepeduliaan terhadap sesama. Dua point kehidupan yang sangat menentukan kedudukan seorang hamba di hadapan Allah Taala.
Dua ibadah sentral di hari ini, ibadah kurban dan ibadah haji, jelas-jelas menggambarkan bagaimana semestinya sikap seorang hamba Ketika berhadapan dengan seruan Allah, walaupun dia harus mengeluarkan harta yang tidak sedikit,
Bahkan dalam ibadah haji, bukan hanya harta, tapi juga harus keluarkan tenaga, waktu, perasaaa dsb, semua itu dilakukan semata karena ingin memenuhi seruan dan panggilan Allah Taala. Ini semua adalah realisasi penghambaan kepada Allah, yaitu responsif atas setiap seruan Allah dan rasulnya dengan segera mengamalkannya semampu yang dapat dia lakukan.
Inilah sesungguhnya makna Ikhlas kepada Allah, tunduk dan beribadah hanya kepadaNya semata dan tidak menyekutukanNya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu... [Anfal: 24]
Ibadah haji dan Kurban adalah symbol, bahwa kita sebagai orang beriman semestinya siap menyambut seruan Allah taala, walau terasa berat sekalipun. Karena sejatinya, seruan Allah bukan hanya ibadah haji dan kurban, tapi seruan dan panggilan Allah dan Rasulnya ada pada setiap ajaran Islam yang diturunkan kepada umat manusia.
Ibadah kepada Allah adalah alasan mengapa kita ada di dunia ini, ibadah adalah sebab mengapa Allah menciptakan kita, maka ibadah merupakan eksistensi kehidupan kita. Siapa yang menghadirkannya, maka dia menghadirkan eksistensi kehidupan, dan siapa yang mengabaikan dan meninggalkan ibadah kepada Allah dalam kehidupannya, maka pada hakekatnya, kehidupannya akan kehilangan alasan, tujuan dan eksistensi.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamd.
*HARI NAHR/IDUL ADHA (10 Zulhijah)*
• Tanggal 10 Zulhijah disebut juga sebagai hari nahr (yaumun-nahr). Nahr adalah menyembelih hewan dalam posisi hewan tersebut berdiri. Dalam hal ini adalah onta. Berikutnya nahr dikenal sebagai istilah untuk penyembelihan hewan kurban.
Hari ini pun ditetapkan dalam syariat sebagai salah satu dari dua hari Id, yaitu Idul Adha. Bahkan para ulama berpendapat bahwa Idul Adha lebih utama dari Idul Fitri, karena di dalamnya terdapat ibadah-ibadah yang utama seperti kurban dan amalan-amalan haji yang tidak terdapat pada hari Idul Fitri.
• Bagi jamaah haji, sejak matahari tenggelam tanggal 9 Zulhijah, setelah wukuf mereka mulai meninggalkan Arafah untuk menuju Masy’aril Haram yang lebih dikenal dengan nama Muzdalifah, berjarak kurang lebih 5 km dari Arafah, seraya melantunkan talbiyah dan takbir. Lalu mereka bermalam di sana hingga waktu Fajar dan shalat Shubuh di sana. Selesai shalat disunahkan mengangkat kedua tangan untuk memanjatkan doa.
Hal ini Allah jelaskan dalam ayat berikut;
فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ . ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 198-199)
• Selanjutknya sebelum matahari terbit, di pagi hari tanggal 10 Zulhijah, jamaah haji berangkat dari Muzdalifah ke Mina untuk melontar jumrah aqabah saja sebanyak tujuh kali lontaran dan bertakbir pada setiap kali lontaran. Setelah itu jamaah laki2 menggundul kepalanya sedangkan wanita cukup memotong sedikit dari ujung rambutya.
Sesudahnya mereka dapat dikatakan tahallul awal. Boleh mengganti pakaiannya dan melakukan apa yang sebelumnya dilarang saat ihram, kecuali berjimak, kecuali jika di hari itu juga mereka juga melakukan tawaf ifadhah dan sai, maka sempurnalah tahallul mereka, disebut tahallul tsani, dibolehkan baginya seluruh yang dilarang selama ihram.
• Bagi kaum muslimin yang tidak melaksanakan ibadah haji, tanggal 10 Zulhijah tetap dianjurkan untuk banyak bertakbir, baik yang muthlaq ataupun muqayyad.
• Di pagi hari tanggal 10 Zulhijah diperintahkan untuk ikut shalat Id bersama kaum muslimin. Semua ikut serta, tua muda, besar kecil, laki perempuan. Bahkan wanita yang sedang haid pun dianjurkan hadir walau tidak shalat.
Disunahkan;
- Mandi besar,
- Berwudhu
- Mengenakan wewangian
- Memakai pakaian terbaik,
- Tidak makan terlebih dahulu.
- Berjalan kaki ke tempat shalat jika terjangkau
- Bertakbir dan mengeraskannya di perjalanan.
- Ikuti shalat dan dengarkan khutbah hingga selesai.
• Setelah shalat lakukan penyembelihan hewan kurban. Disunahkan menyembelih sendiri hewan yang dikurbankan. Jika tidak, minimal ikut menghadiri penyembelihan. Lalu memakan bagian dari hewan yang dikurbankan dan sisanya disadaqahkan.
• Yang tidak berkurban pun sebaiknya ikut hadir dan ikut membantu proses penyembelihan serta pengelolaannya, untuk menghadirkan kebersamaan di antara masyarakat dan kaum muslimin.
*HARI TARWIYAH...*
* Besok tanggal 8 Zulhijah, dikenal sebagai hari tarwiyah. Dinamakan hari Tarwiyah التروية berasal dari kata روَّى يروِّي menghilangkan dahaga dengan meminum air. Karena zaman dahulu, di hari ini para jamaah haji bersiap-siap berangkat ke Mina lalu ke Arafah, karena saat itu di Mina dan Arafah belum tersedia fasilitas pengadaan air seperti sekarang, maka jamaah haji menyimpan air di wadahnya masing-masing untuk bekal minum mereka nanti di Mina dan Arafah.
* Bagi jamaah haji, ini adalah hari untuk memulai amalan-amalan haji yang sangat utama. Bagi yang melakukan haji Tamattu dan dia sudah berada di Mekah, maka di waktu Dhuha dia kembali memulai ihramnya untuk haji dengan didahului perkara-perkara sunahnya, seperti mandi, bersuci dan memakai wewangian di tubuhnya, lalu memakai pakaian ihram. Setelah itu menyatakan niat untuk haji; Labbaikan hajjan. Kemudian disunahkan baginya bertalbiah.
Adapun haji Qiran dan Ifrad, tetap sebagaimana adanya dalam keadaan ihram. Lalu di hari Tarwiyah ini seluruh jamaah haji disunahkan ke Mina dan bermalam serta melaksanakan shalat lima waktu di sana pada waktunya masing-masing dengan cara qashar tanpa jamak. Ini memang hukumnya sunah. Karena itu, sebagian jamaah haji banyak yang langsung menuju Arafah.
* Adapun bagi yang tidak berhaji, amalan yang belaku adalah amalan yang sifatnya umum dengan memperbanyak amal saleh, dan yang sifatnya khusus yaitu memperbanyak takbir tahlil dan tahmid. Ini berlaku bukan hanya tanggal 8 Zulhijah, tapi sejak tanggal 1 Zulhijah.
* Adapun puasa tarwiyah yang cukup dikenal di sebagian masyarakat, memang ada riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
Puasa hari Tarwiyah menghapus dosa setahun, puasa hari Arafah menghapus dosa dua tahun
* Hadits ini dikutip oleh As-Suyuthi dalam kitabnya Jami'ul Ahadits, no. 13723, dari Abu Syaikh dan Ibnu Najar dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma.
Hadits ini umumnya dinyatakan dha'if oleh para ulama. Syekh Nashirudin Al-Albany memasukkan hadits ini sebagai hadits dhaif dalam kitabnya Irwa'ul Ghalil, tapi dalam kitab Dhaif Al-Jami Ash-Shagir beliau nyatakan sebagai hadits maudhu' (palsu).
Namun dari segi pengamalan, orang yang berpuasa di hari Tarwiyah, tidak lantas dapat dikatakan sebagai perbuatan sia-sia atau bid'ah. Sebab hal ini dapat dikatagorikan sebagai bagian dari amal saleh yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di sepuluh hari pertama Zulhijah. Di samping kalaupun hadits di atas adalah dhaif, maka sebagian ulama membolehkan mengamalkan hadits dhaif untuk fadha'ilul a'mal (motivasi melakukan amal tambahan untuk menambah pahala)...
Wallahu a'lam.
Cahaya Di Atas Cahaya….
“Allahu nuurussamaawaati wal ardh (Allah adalah cahaya langit dan bumi)'. Di antara makna yang disebutkan para ulama tafsir adalah bahwa Allah memberikan hidayah atau petunjuk kepada penghuni langit dan bumi; Penduduk langit adalah malaikat, penduduk bumi adalah manusia.
Maka siapapun yang menerima petunjuk Allah, beriman kepadanya dan menjadikannya sebagai pedoman, berarti dia sedang berada dalam kehidupan yang terang benderang. Dia akan tahu jalan yang ditempuh, dia segera menyadari bahaya yang menghadang agar dapat segera menghindar. Dia dapat beraktifitas dengan maksimal, meraih kebaikan dan menghindari segala keburukan. Bahkan orang beriman yang menerima hidayah Allah, digambarkan sebagai “Nuurun alaa nuurin” Cahaya di atas Cahaya, karena setiap orang memiliki fitrah keimanan, itu sudah sedikit Cahaya, lalu ditambah menjadi orang beriman, bertambahlah cahayanya, ditambah lagi dia belajar dan menerima petunjuk-petunjuk Allah yang dipelajari dari para ulama yang secara bersambung mendapatkan ilmu dari Rasulullah saw, cahayanya semakin bersinar-sinar. Itulah ‘nuurun alaa nuurin’!
Hal tersebut dengan indah Allah umpamakan dalam surat An-Nur, bahwa hidayah dan petunjuk Allah dalam hati orang beriman, ibarah sebuah misykat (ceruk yang dibuat di sisi dinding untuk diletakkan lentera). Lentera tersebut apinya sangat bercahaya karena berada dalam kaca, sementara minyaknya adalah minyak zaitun yang berasal dari buah yang pohonnya diberkahi (syajarah mubaarakah) yang tanpa kena api pun sudah tampak kilaunya. Maka sebuah lentera yang terletak dalam misykat, ditutup oleh kaca yang jernih, menggunakan bahan bakar yang baik, mestinya akan tampak sangat bercahaya. Begitulah perumpamaan orang beriman, fitrahnya beriman, lalu dia menyatakan beriman, kemudian dia menjadikan petunjuk Allah sebagai panduan. Hidupnya akan terang benderang bertabur cahaya.
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (سورة النور: 35)
“Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nur: 35)
Selalulah pelihara cahaya dalam hati kita, jangan sampai padam, sebab inilah habit orang beriman, hidup dibawah Cahaya. Berdoalah kepada Allah, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw agar selalu diberikan Cahaya dalam dirinya.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ يَسَارِي نُورًا، وَفَوْقِي نُورًا، وَتَحْتِي نُورًا، وَأَمَامِي نُورًا، وَخَلْفِي نُورًا، وَاجْعَلْ لِي نُورًا
“Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam penglihatanku cahaya, di dalam pendengaranku cahaya, di sebelah kananku cahaya, di sebelah kiriku cahaya, di atasku cahaya, di bawahku cahaya, di depanku cahaya, dan di belakangku cahaya. Dan jadikanlah untukku cahaya." (Muttafaq alaih)
Abdullah Haidir
Masalah Fikih
Jika berkumpul pada seseorang hadats kecil yaitu (harus) berwudu dan hadats besar yaitu (harus) mandi, maka dalam masalah ini ada perbedaan pendapat yang cukup luas. Pendapat yang benar dan menjadi fatwa adalah cukup baginya mandi membasahi sekujur tubuh dengan niat mandi (janabat) dan tidak wajib baginya menggabungkan antara wudu dan mandi. Dalam hal ini tidak berlaku ketentuan tertib, wallahu a'lam
(Kifayatul Akhyar, Taqiyudin Abu Bakar Al Hushni, Darul Khair, cet. 1 1412-1991, hal 26)
https://youtu.be/O7SnvSTmvr4?si=-rHHfqytobbYc3dZ
Читать полностью…sanak saudara kita sendiri.
Rasulullah saw dengan pada dan singkat bersabda
لا يدخل الجنة قاطع رحم
“Tidak akan masuk surga, orang yang memutus silaturrahmi.”(Muttafaq alaih)
Kadang terjadi dalam kehidupan antara kerabat, kesalahpahaman, ketersinggungan ataupun perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan.Perkara-perkara tersebut jikapun terjadi jangan cepat-cepat dijadikan sebagai alasan untuk memutus silaturrahmi.
Terhadap kerabat, buka ruang permaklumanyang lebih besar, saling menghormati dan saling memahami. Bahkan ajaran Rasulullah saw, jika ada kerabat yang ingin memutus silaturrahminya, hendaknyakita tetap berusaha menyambungnya,
ليسَ الواصِلُ بالمُكافِئِ، ولَكِنِ الواصِلُ الذي إذا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وصَلَها (رواه البخاري)
“Bukanlah orang yang bersilaturrahmi (yang sempurna) adalahorang yang membalas kebaikan dengan kebaikan, tapi orang yang bersilaturrahmi adalah orang yang apabila hubungan kekerabatannya diputus, maka diamenyambungkannya.” (HR. Bukhari)
Semoga Allah pelihara hubungan kekerabatan di tengah sanak saudara kita dan dijauhkan dari kedengkian dan permusuhan.
بَارَكَ ٱللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي ٱلْقُرْآنِ ٱلْعَظِيمِ،وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ ٱلْآيَاتِ وَٱلذِّكْرِ ٱلْحَكِيمِ،
أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ، وَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ لِي وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُٱلْعَلِيمُ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ، ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيهَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا ٱللَّهُ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّهِ
ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. أَمَّا بَعْدُ
عِبَادَ ٱللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى ٱللَّهِ، فَقَدْ فَازَ ٱلْمُتَّقُونَ
وَٱعْلَمُوا أَنَّ ٱللَّهَ أَمَرَكُمْ بَدَأَفِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّىٰ بِٱلْمَلَائِكَةِ ٱلْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ،
وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا ٱلْمُؤْمِنُونَ، حَيْثُ قَالَ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُۥ يُصَلُّونَعَلَى ٱلنَّبِيِّ ۚ يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ ٱلنَّبِيِّٱلْأُمِّيِّ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَسَلِّمْ تَسْلِيمًا، عَدَدَ مَا
أَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ، وَخَطَّ بِهِ قَلَمُكَ، وَأَحْصَاهُ كِتَابُكَ
وَٱرْضَ ٱللَّهُمَّ عَنِ ٱلْخُلَفَاءِ ٱلرَّاشِدِينَ،سَادَاتِنَا أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ ٱلصَّحَابَةِ
أَجْمَعِينَ، وَعَنِ ٱلتَّابِعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُم بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ،وَعَلَيْنَا مَعَهُم بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ ٱلرَّاحِمِينَ
ٱللَّهُمَّ ٱغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَاتِ،
وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَاتِ، ٱلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَٱلْأَمْوَاتِ
ٱللَّهُمَّ ٱنْصُرِ ٱلْإِسْلَامَ وَٱلْمُسْلِمِينَ،ٱللَّهُمَّ ٱنْصُرْ إِخْوَانَنَا ٱلْمُسْلِمِينَ فِي فِلَسْطِينَ، ٱللَّهُمَّ ٱنْصُرْهُمْ
عَلَىٰ أَعْدَائِكَ أَعْدَاءِ ٱلدِّينِ
ٱللَّهُمَّ آمِنَّا فِي بِلَادِنَاإِنْدُونِيسِيَا، وَوَفِّقْ وُلَاةَ أُمُورِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا، وَٱرْحَمْهُمَاكَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
وَصَلَّى ٱللَّهُ وَسَلَّمَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ
عِبَادَ ٱللَّهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِوَٱلْإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي ٱلْقُرْبَىٰ، وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَاءِ وَٱلْمُنكَرِ
فَٱذْكُرُوا ٱللَّهَ يَذْكُرْكُمْ، وَٱشْكُرُوهُ
عَلَىٰ نِعَمِهِۦ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ، وَٱللَّهُ يَعْلَمُمَا تَصْنَعُونَ
https://www.youtube.com/live/J3xLOG2q9is?si=1My1nbu_yOnI9gQN
Читать полностью…*IKUTILAH...!*
*Talaqqi Kitab Safinatunnajah*
Safinatunnajah adalah kitab ringkas mengenai dasar-dasar ilmu fikih menurut mazhab Imam Syafi'i.
Hari/ Tanggal:
- Senin, 3 Maret 2025 hingga Senin,17 Maret 2025
Waktu:
- 16.00-17.00
*Penyaji : KH. Arwani Amin, Lc, MA.*
*Tempat* : Masjid Husnul Khatimah
Jl. Hercules Bumi Dirgantara Permai, RT.012/RW.008, Jatisari, Kec. Jatiasih, Kota Bekasi , Jawa Barat 17426
*dan Via Zoom*
Info pendaftaran: 081231234073 atau link bit.ly/TalaqqiSCC
Semoga bulan Ramadan kita tahun ini jauh lebih dari tahun lalu dan menjadi pribadi yang lebih bertakwa.
*_Jazakumullah khairal jaza'_*
Dapat diikuti dari sini 👇;
idreamradio?_t=8sEN1xsK8v4&_r=1" rel="nofollow">https://www.tiktok.com/@idreamradio?_t=8sEN1xsK8v4&_r=1
Sementara itu, aspek lain dari ibadah di hari ini adalah aspek kepedulian terhadap sesama. Ibadah kurban selain merupakan ibadah dalam bentuk menyembelih hewan sesuai ketentuan syariat, diapun merupakan bentuk sikap sosial, yaitu senang berbagi kepada orang-orang di sekeliling kita. Maka terhadap hewan kurban, Allah berpesan,
فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ
“Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al-Hajj: 28)
Sementara itu dalam ibadah haji, kepedulian kita diasah dengan membangun kesadaran bahwa umat manusia pada dasarnya memiliki hak yang sama. Mereka harus dihormati dan tidak boleh disakiti, apapun latar belakang bangsanya, rasnya, bahasanya, status sosialnya dan bahkan apapun keyakinannya.
Maka itu, Rasulullah saw saat melaksanakan haji wada dan beliau menyampaikan khutbah wukud, di antaranya beliau berpesan,
يا أيُّها الناسُ إنَّ ربَّكمْ واحِدٌ أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى عَجَمِيٍّ وَلاَ لِعجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلاَ لأَحْمَرَ عَلَى أَسْودَ وَلاَ لأسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إلَّا بالتَّقوَى إنَّ أكرَمكمْ عند اللهِ أتْقاكُمْ
“Wahai manusia, sesungguhnya tuhan kalian satu. Ketahuilah, tidak ada keutamaan bangsa arab atas non arab, tidak juga non arab lebih utama dari bangsa arab, tidak ada keutamaan mereka yang berkulit putih atas kulit hitam, juga yang berkulit hitam tidak lebih utama dari yang berkulit putih, kecuali dengan takwa. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa.” (HR. Baihaqi, Syuabul Iman, no. 5137)
Ini semua memberikan Pelajaran berharga bagi kita, bahwa selain menghadirkan penghambaan kepada Allah, maka kita dituntut untuk menampilkan kehidupan sosial yang baik, senang berbagi dan memberikan manfaat bagi orang lain. Inipun merupakan amal saleh yang tidak kalah besarnya di hadapan Allah taala.
Kemudian, sikap sosial yang baik hendaknya kita wujudkan dengan tidak menyakiti dan merugikan orang lain, siapapun dia. Bahkan kita kita harus tegas menyatakan penolakan dan pengingkaran terhadap berbagai bentuk kezaliman, penindasan dan kejahatan, siapapun pelakunya dan jangan sekali-kali kita membiarkan semua itu, apalagi ikut ambil bagian di dalamnya.
Karena itu, di moment yang sangat agung ini, Kembali kita ingatkan diri kita masing bahwa di sana ada hak saudara-saudara kita di Palestina yang hingga kini masih mengalami kejahatan, penindasan dan penjajahan kaum zionis Israel. Hak mereka yang menjadi kewajiban kita adalah, peduli dan membela mereka. Maka, jangan berhenti dan jangan bosan untuk terus berada di sisi bangsa Palestina, mendoakan mereka, mensupport mereka serta terus menyuarakan penentangan kita atas kejahatan dan penjajahan kaum zionis Israel, hingga banga Palestina mendapatkan kemerdekaannya dan penjajahan zionis lenyap dari muka bumi serta Masjidil Aqsha Kembali ke pangkuan umat Islam.
Demikianlah, Idul Adha memberikan kita Pelajaran berharga untuk terus menjaga hubungan baik kita kepada Allah dan menghormati sesama manusia serta mendatangkan kemaslahatan Bersama dalam kehidupan sehari-hari.
• Karena Idul Adha pada tahun ini bertepatan dengan hari Jumat, maka banyak pertanyaan seputar kewajiban shalat Jumat, apakah gugur bagi orang yang sudah melaksanakan shalat Id di pagi harinya?
Mayoritas ulama; Mazhab Hanafi, Maliki dan Syafii, menyatakan bahwa shalat Jumat tetap diwajibkan bagi mereka yang sudah memenuhi syarat wajib shalat Jumat. Adapun ulama dalam mazhab Hambali menyatakan bahwa kewajiban shalat Jumat gugur dan cukup diganti dengan shalat Zuhur. Masing-masing pendapat ada referensinya. Namun tetap melaksanakan shalat Jumat lebih hati-hati dan keluar dari masalah khilaf. Wallahu a’lam.
Allahu akbar, allahu akbar, laa ilaaha illallahu wallahu akbar, allahu akbar walillahilhamd.
HARI ARAFAH...
* Hari tanggal 9 Zulhijah dikenal sebagai hari Arafah. Arafah adalah sebuah padang luas yang terletak setelah Mina dan Muzdalifah dari arah Mekah, tempat seluruh jamaah haji berkumpul untuk melakukan wukuf pada tanggal tersebut.
* Dinamakan Arafah, karena diriwayatkan bahwa di tempat inilah Nabi Adam dan Hawa bertemu kembali setelah mereka dikeluarkan dari surga. Ada juga yang mengatakan bahwa kata Arafah diambil dari ucapan Nabi Ibrahim alaihissalam; Araftu (aku tahu) setelah diajarkan manasik haji oleh malaikat Jibril dan diperkenalkan tempat-tempat ibadah haji, termasuk di antaranya padang Arafah tersebut.
* Hari Arafah adalah hari agung, di hari ini seluruh jamaah haji berkumpul di Arafah untuk melakukan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah, untuk menghadirkan penghambaan, melantunkan zikir dan memanjatkan doa kepada Zat Yang Maha Mulia; Allah subhanahu wa taala.
خَيرُ الدُّعَاءِ دُعاءُ يَومِ عرفةَ ، وأفضل ما قلتُ أنَا والنَّبِيُّونَ من قَبْلي : لا إِله إِلا الله وحده لا شريك له ، لَهُ الملكُ وله الحمدُ ، وهو على كل شيء قديرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah dan seutama-utama ucapanku dan ucapan para nabi sebelumku adalah; Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in qodiir.” (HR. Tirmizi)
* Inilah even yang paling berkesan dalam ibadah haji. Saat itulah Allah banggakan hamba-hambaNya di hadapan para malaikat, mereka datang dalam keadaan kumal dan dekil seraya memohon ampunan dan ridhaNya. Di hari ini pula Allah paling banyak membebaskan hamba-hambaNya dari neraka (HR. Muslim)
* Bagi kaum muslimin yang tidak berhaji, tetap dapat meraih kemuliaan hari ini dengan beribadah puasa yang disunahkan secara khusus, yaitu puasa Arafah yang dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
Tidak selayaknya seorang muslim, jika tidak ada uzur, ketinggalan moment berharga ini.
* Selain itu, hadits di atas yang menyatakan doa terbaik adalah doa di hari Arafah, menurut sejumlah ulama juga berlaku bagi mereka yang tidak berhaji. Artinya, walau kita tidak berhaji, doa-doa yang dipanjatkan di hari ini merupakan seutama-utamanya doa yang kita panjatkan. Maka perbanyaklah doa di hari ini.
* Di hari ini pun masih berlaku anjuran untuk memperbanyak takbir tahlil dan tahmid. Bahkan di hari ini pun mulai berlaku apa yang disebut takbir muqayyad, yaitu takbir yang secara khusus dibaca setiap selesai fardhu sebelum membaca zikir shalat. Berlaku dari sejak shalat Fajar hari Arafah hingga shalat Ashar terakhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Zulhijah.
* Selain itu semua, hari Arafah masih termasuk sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, dimana amal saleh, apapun bentuknya, menjadi amal yang paling Allah cintai dibanding hari-hari lainnya (HR. Bukhari)
* Ya Allah, berkahi kami di hari yang mulia ini….
Di Masjid Nabawi orang2 rela antri dan berdesakan agar dapat masuk raudhah, kalau bisa masuk pun hanya sebentar saja. Kadang bahkan tidak dpt masuk.
Jangan berkecil hati, di sekitar kita pun banyak 'raudhah' yg dpt kita masuki dgn mudah, tanpa antri.
Rasulullah saw bersabda, 'Jika kalian melewati taman surga, ssinggahlah' Saat beliau ditanya apa itu taman surga? Beliau menjawab, 'halaqah zikir (majlis ilmu)' (HR. Tirmizi)
*MT Ummahat Al Muhajirin, Jl Nusantara Depok. Setiap senen pagi...
abdullahhaidir1/post/DJ08wLPRw-F?xmt=AQF0lDYHEwN9IsYso2NDoRrgcAHhSS3oSBbxVtNGrXVscA" rel="nofollow">https://www.threads.com/@abdullahhaidir1/post/DJ08wLPRw-F?xmt=AQF0lDYHEwN9IsYso2NDoRrgcAHhSS3oSBbxVtNGrXVscA
Maa Asybahallailatu Bil Baarihah...
Ada pepatah Arab kuno yang terkenal hingga sekarang;
ما أشبه الليلة بالبارحة
“Apa yang terjadi malam ini, mirip sekali dengan peristiwa kemaren….”
Pepatah ini digunakan untuk menggambarkan situasi di mana peristiwa yang terjadi saat ini sangat mirip dengan peristiwa yang terjadi di masa lalu, seolah-olah sejarah berulang kembali.
Dahulu ketika Rasulullah saw dengan para sahabatnya berjuang menghadapi permusuhan kaum kafir Quraisy dan kelicikan bangsa Yahudi Madinah, perkara berat yang beliau hadapi bukan hanya besarnya kekuatan musuh dan senjata beratnya. Tapi juga menghadapi ‘celotehan dan sikap-sikap tak terpuji’ dari orang-orang yang berada di barisan kaum muslimin. Merekalah kaum munafikun yang dengan lisan dan tindakannya, alih-alih membantu dan menambah kekuatan pasukan Rasulullah saw, justeru mereka berusaha melemahkan perjuangan dengan berbagai macam cara dan bentuknya.
Tercatat dalam sirah, bagaimana mereka menarik diri dari pasukan kaum muslimin dalam perang Uhud, bagaimana mereka dalam perang Ahzab menebarkan opini bahwa Rasulullah saw dan para sahabat hanya menyebabkan hilangnya rasa aman di Madinah, juga bagaimana mereka dalam perang Tabuk memprovokasi kaum muslimin untuk jangan ikut berperang karena cuaca panas dan mengejek orang-orang beriman yang bahu membahu berinfak untuk biaya jihad, juga bagaimana pedasnya tuduhan dan stigma negatif yang mereka lontarkan kepada para sahabat yang berjihad di jalan Allah.
Jadi ketika medan jihad di Palestina, khususnya di Gaza, begitu nyata, rakyat tertindas dan bangsa yang terjajah sedang menghidupkan sunah jihad dan para ulama terpercaya sudah menyerukan agar kaum muslimin di seluruh dunia ikut andil dan memberikan saham dalam membantu jihadi di Palestina, lalu kita dapati ada sebagian orang-orang di tengah umat Islam, malah sibuk menebarkan keragu-raguan bahkan sampai tuduhan-tuduhan kepada para mujahid dan siapa saja yang berdedikasi membantu perjuangan rakyat Palestina, maka cukuplah kita katakan, inilah tampaknya sunatullah yang Allah kehendaki di setiap medan jihad, kapanpun dan dimanapun.
Semoga Alah menangkan para mujahid di Palestina menghadapi zionis Yahudi dan selamatkan mereka dari kedengkian sebagian kaum yang berada di dalam tubuh umat Islam.
Fatwa Jihad...
Dahulu hadratusyaikh Hasyim Asy'ari keluarkan resolusi jihad saat agresi Belanda, kini saat zionis bumi hangus bumi Gaza, persatuan ulama internasional keluarkan fatwa jihad melawan zionis. Fakatanya begitu nyata. Mau cari alasan apa lagi???
Zionis ini hadapi roket2 dari Al Qossam, houtsi di Yaman dan hizbullah di Lebanon sudah kelabakan, apalagi kalau negara2 muslim terdekatnya, seperti Mesir, negara2 teluk, Yordan, Suriah yang lersenjataannya lebih lengkap, ikut angkat senjata menyerang zionis, dijamin mereka tidak dapat tidur...
Negara2 arab/muslim sudah punya pengalaman membentuk pasukan militer koalisi yg berasal dari 10 negara, dipimpin Arab Saudi, saat ingin membantu pemerintah Yaman dari kudeta yg dilakukan oleh pasukan houtsi pada tahun 2015.
Saya masih ingat sekali, karena saat itu saya masih tinggal di Saudi, operasi militer tersebut dinamakan Ashifatul Hazm (badai keteguhan) mirip2 lah dengan nama
Taufanul Aqsha, para ulama pun sangat support terhadap operasi tersebut, tak jarang mereka membicarakan fadhilah dan keutamaan jihad.
Kalau hal tersebut dapat terwujud dalam rangka membela pemerintahan Yaman dari pengaruh houtsi, mestinya sekarang lebih mungkin terwujud untuk membela warga Gaza dari kaum zionis laknat yg jelas2 lakukan genosida terhadap warga Gaza...?
Khutbah Jumat; Menjaga HubunganSilaturrahmi
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ، ٱلْحَمْدُ ٱلَّذِي أَلَّفَبَيْنَ قُلُوبِنَا فَأَصْبَحْنَا بِنِعْمَتِهِۦ إِخْوَانًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُوَرَسُولُهُۥ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِ ٱلْمُرْسَلِينَ
وَخَاتَمِ ٱلنَّبِيِّينَ سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِۦوَصَحْبِهِۦ أَجْمَعِينَ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا ٱلْحَاضِرُونَ، أُوصِي نَفْسِيوَإِيَّاكُمْ فِتَّقْوَى ٱللَّهِ، فَقَدْ فَازَ ٱلْمُتَّقُونَ
Kaum muslimin jamaah shalat Jumatdiberkahi Allah.
Mari selalu kita wasiati dan nasehati
diri kita untuk menjaga, merawat, menumbuhkan dan menyuburkan keimanan danketakwaan kepada Allah, sebagaimana pesan Allah Taala ,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran:102)
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Taala.
Hari-hari ini kita sebagai kaummuslimin masih berada dalam suasana lebaran Idul fitri setelah sebelumnya kita
melakukan berbagai rangkaian ibadah di bulan Ramadan. Semoga amal ibadah telahkita lakukan diterima Allah Taala dan segala kekurangan diampuni. Juga semoga
kita masih diberikan kesempatan bertemu kembali dengan Ramadan berikutnya danberikutnya.
Hadirin jamaah shalat jumat yang dimuliakan Allah.
Saat Idul Fitri, ada satu momentyang sangat special dan Istimewa, yaitu saat kita dapat berkumpul dengan
keluarga dan kerabat kita. Kegembiraan hari raya akan semakin lengkap manakalakita dapat berkumpul dengan orang tua, keluarga inti dan sanak saudara. Untuk
itulah kita saksikan betapa banyak orang-orang yang berusaha kembali ke kampunghalaman dengan suka dukanya. Tak lain karena mereka tidak ingin kehilangan
moment special tersebut.
Perkara ini mengingatkan kitabetapa berharganya keluarga kita, betapa bernilainya kekerabatan kita. Karena itu, Islam sebagai agama yang fitrah sangat memberikan perhatian yang besaragar seorang muslim menjaga hubungan baik dengan sanak saudaranya. Apa yang kemudian dikenal dengan Istilah silaturrahmi atau silaturrahim.
Allah taala berfirman,
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِوَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“…Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu samalain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An Nisa: 1)
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيرِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (متفق عليه)
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya, dipanjangkan usianya, maka hendaknya dia menjaga silaturrahmi.” (Muttafaq alaih)
Cukup banyak ayat dan hadits yang berbicara tentang perintah menjagasilaturrahmi, menunjukkan bahwa perkara ini sangat ditekankan dalam kehidupan
seorang muslim. Maka seorang muslim hendaknya menjadikan hal ini sebagaiperkara utama yang tidak boleh diabaikan.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Bagaimanakah sesugguhnya realisasi silaturrahmi? Pada dasarnya silaturrahmi bersifat umum dalam bentuk apa saja yang bersifat positif bagihubungan antar kerabat, seperti berkunjung, berbagi, berempati dengan doa-doa
atau ungkapan-ungkapan yang memotivasi dan menghibur, atau perkara lainnya yangpositif dan bermanfaat.
Alhamdulillah, budaya bangsa kita adalah budaya sangat
memeprhatikan hubungan baik dengan kerabat. Karna itu, silaturrahmi bukanlahperkara asing bagi masyarakat, baik terkait pemahaman maupun pengamalan.
Tinggal yang perlu kita lakukan adalah mempertahankannya dan menghidupkannya dalam kehidupan.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah.
Berhadapan dengan besarnya anjuran dan keutamaan silaturrahmi, maka, memutus silaturrahmi adalah perbuatan yang sangat dikecam dan mengundang murka Allah. Karenanya kita harus berusaha meninggalkan sikap-sikap yang justru dapat merusak hubungan silaturrahmi dengan
Puasa Syawal Dan Qadha Ramadan
Kesunahan puasa syawal dan fadhilahnya tak diragukan lagi. Tercantum dalam hadits shahih Riwayat muslim
مَنْ صَامَ رَمَضانَ ثُمَّ أَتَبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كانَ كصِيَامِ الدَّهْرِ
“Siapa yang berpuasa Ramadan lalu diikuti puasa enam hari bulan Syawal, bagaikan puasa setahun.” (HR. Muslim)
Puasa ini dapat dilakukan di hari apa saja di bulan Syawal, tentus saja kecuali di hari pertama, karena itu hari Idul Fitri yang dilarang berpuasa. Bisa dilakukan berturut-turut, bisa selang seling, sesuai kemungkinan yang ada.
Bagaimana dengan mereka yang punya utang puasa ramadan atau qadha? Para ulama menyatakan, jika utang puasanya karena dibulan Ramadan tidak berpuasa karena lalai atau malas semata, tidak ada uzur syar’i, maka yang utama tentu saja dia harus bertaubat atas perbuatan dosa besarnya meninggalkan puasa Ramadan tanpa uzur. Adapun soal qadanya, para ulama sepakat dia tidak boleh berpuasa syawal sebelum mengqadha puasanya, bahkan seharunya dia sesegera mungkin mengqadha puasanya.
Jika utang puasanya karena uzur syar’i, seperti sakit, safar atau haid, maka hukumnya fleksibel. Karena kesempatan qadha puasa dalam hal ini berlaku hingga ramadan berikutnya. Itu artinya kalau seseorang berpuasa syawal dahulu lalu setelah itu mengqadha puasa ramadannya, hal tersebut dibolehkan. Namun para ulama menyatakan bahwa jika dia mengqadha lebih dahulu baru puasa syawal, maka itu lebih afdhal, lebih utama.
Bagaimana jika digabungkan saja niatnya, niat qadha sekaligus niat puasa syawal? Sebagian ulama membolehkan hal ini, namun jika dipisah tentu lebih hati-hati dan lebih utama. Masing-masing orang dapat melakukan mana yang lebih memudahkan baginya. Wallahu a’lam.
_Punya pertanyaan seputar ibadah di bulan Ramadhan?_
_Punya permasalahan puasa, Sholat, Zakat,atau ibadah lainnya?_
Oleh karena itu, kami hadir untuk menjawab pertanyaan anda
*EKSKLUSIF!!!*
_Live Konsultasi Syariah via Instagram_
Tema : *"Ibadah yang Sempurna di Bulan Ramadan"*
Catat tanggalnya!!
Hari/Tanggal : Jum'at, 21 Maret 2025
Waktu :16.00-17.00
Narasumber : *Ustadz Farid Nu'man Hasan SS, M.Sos*
Live on Instagram @tanya_syariah
_Kami siap membantu memberikan solusi sesuai syari'at_
*Ikuti...!!!*
*DAURAH FIKIH RAMADAN INTENSIF*
Diselenggarakan oleh Syariah Consulting Center (SCC)
*Sesi 1* : Ahad, 23 Februari 2025 Pukul 08.00-12.00
*Sesi 2* : Ahad, 16 Maret 2025 Pukul 08.00-12.00
*Materi:*
- Seluk Beluk Penetapan Awal dan Akhir Ramadan
- Fikih Puasa dan Tarawih
- Fikih Zakat
- Fikih I'tikaf, Mudik dan Lebaran
*Narasumber:*
- Ustadz Zufar Bawazir, Lc, M.Sos
- Ustadz Iman Santoso, Lc, MEI
- Dr. Oni Sahroni, MA
- Ustadz Farid Nu'man Hasan, SS , M.Sos
Diselenggarakan secara Luring dan Daring via Zoom
*Tempat:*
*Gedung Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman*
Jl. H.Mursid No.99B 4, RT.4/RW.4, Kebagusan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
*Link registrasi:*
https://bit.ly/DaurahRamadhanSCC
Infaq Registrasi:
BSI *7285633278* a.n Royyan Jaisy
Narahubung dan Konfirmasi : 081231234073 (Admin SCC)
Infaq Registrasi: Rp.50.000
🌿🌾🌿🌾🌿🌾🌿🌾🌿
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
DKM Masjid Al Insan mengundang Bapak, Ibu serta seluruh warga GIK dan sekitarnya untuk menghadiri Kajian Bulanan yang insya Allah akan diadakan :
🗓 *Hari : Ahad, 15 Desember 2024*
⏰ *Waktu :16.00-18.00
📄 *Tema: Hadist Arbain ke 23 " Semua Kebaikan adalah Shadaqah"*
👳🏻♂️ *Pembicara: Ustadz Abdullah Haidir, Lc.*
🕌 *Tempat: Masjid Al Insan*
*Perumahan Griya Insani Kukusan Beji Depok*
🌿🌾🌿🌾🌿🌾🌿🌾🌿
Mari kita luangkan waktu untuk hadir dalam majelis ilmu
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًايَلْتَمِثُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ طَرِيقًاإِلَى الْجَنَّةِ
_"Barang siapa yg menempuh perjalanan menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan perjalanannya menuju syurga"_
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
🍁🍁🍁🍁🌷🌷🍁🍁🍁
*DKM Al Insan*