itauhid | Unsorted

Telegram-канал itauhid - Indonesia Bertauhid

2838

Subscribe to a channel

Indonesia Bertauhid

AMALAN SUNNAH HARI JUM‘AT

1) Membaca surat al-Kahfi

2) Memperbanyak shalawat Nabi

3) Memperbanyak sedekah

4) Melakukan amalan shalat Jum‘at (bagi laki-laki)
- Mandi, bersiwak, memakai wangi-wangian
- Memakai pakaian terbaik
- Berangkat shalat Jum‘at lebih awal
- Shalat sunnah ketika sampai di masjid
- Menyimak khutbah Jum‘at
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

3) Suuzhan yang dianjurkan, yaitu suuzhan kepada musuh dalam suatu pertarungan.

Abu Hatim al-Busti -rahimahullah- menyatakan,

“Orang yang memiliki permusuhan dan pertarungan dengan seseorang dalam masalah agama atau masalah dunia, yang hal tersebut mengancam keselamatan jiwanya, karena makar dari musuhnya.

Maka ketika itu dianjurkan berprasangka buruk terhadap tipu daya dan makar musuh. Karena jika tidak, ia akan dikejutkan dengan tipu daya musuhnya sehingga dapat binasa”.

4) Suuzhan yang wajib, yaitu suuzhan yang dibutuhkan dalam rangka kemaslahatan syariat. Seperti suuzhan terhadap perawi hadits yang dijarh.

(Diringkas dari Mausu‘atul Akhlak Durar Saniyyah, http://www.dorar.net/enc/akhlaq/2283)

SIAPA YANG DIBERI UDZUR?

Dari penjelasan di atas juga kita ketahui bahwa, perkataan Salaf semisal,

“Seorang mukmin itu mencari udzur (alasan-alasan baik) terhadap saudaranya”.

Tidak berlaku bagi mukmin yang dikenal gemar dengan kemaksiatan atau kefasikan. Adapun mukmin yang tidak dikenal dengan kemaksiatan dan kefasikan, maka haram dinodai kehormatannya dan haram bersuuzhan kepadanya. Dan inilah hukum asal seorang mukmin.

Terutama orang-orang mukmin yang dikenal dengan kebaikan, maka hendaknya mencari lebih banyak alasan untuk berprasangka baik kepadanya. Bahkan, jika ia salah, hendaknya kita maafkan.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Maafkanlah ketergelinciran orang-orang yang baik”.

(HR. Ibnu Hibban No. 94)

Dalam riwayat lain beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Maafkanlah ketergelinciran dzawil haiah (orang-orang yang baik namanya), kecuali jika terkena hadd”.

(HR. Abu Daud No. 4375, Dishahihkan al-Albani dalam ash-Shahihah No. 638)

JAUHKAN DIRI DARI TUDUHAN DAN HAL YANG BISA MENIMBULKAN PRASANGKA

Jika telah dipahami penjelasan di atas, yaitu boleh berprasangka buruk kepada seseorang jika disertai bukti atau pertanda yang jelas.

Maka, konsekuensinya seorang mukmin hendaknya menjauhkan diri dari hal yang dapat menimbulkan tuduhan dan prasangka.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Tinggalkanlah hal-hal yang membuatmu perlu meminta udzur setelahnya”.

(HR. Dhiya al-Maqdisi dalam Ahadits al-Mukhtarah [1/131]; ar-Ruyani dalam al-Musnad [2/504]; dan ad-Dulabi dalam al-Kuna wal Asma'; Dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah [1/689])

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda,

“Siapa yang menjauhkan diri dari syubhat, sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Siapa yang terjerumus dalam syubhat, ia akan terjerumus dalam keharaman.

Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewannya di dekat perbatasan sampai ia hampir saja melewati batasnya. Ketahuilah batas-batas Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya”.

(Muttafaqun ‘alaih)

Misalnya, tidak layak seorang mukmin berada di dekat-dekat tempat perzinaan (walaupun tidak berzina) tanpa ada hajat, tidak layak seorang mukmin sengaja menenteng botol khamr (walaupun tidak diminum) untuk bercanda atau iseng saja, tidak layak seorang mukmin berada di restoran makanan haram (walaupun tidak dimakan) tanpa hajat, dan hal-hal lain yang bisa menimbulkan tuduhan lainnya.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat, wabillahit taufiq was sadaad.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

TERNYATA, ENGKAU SENDIRILAH PENYEBABNYA

قال بعض السلف :
لا تستبطئ الإجابة وقد سددت طرقها بالمعاصي

Sebagian Salaf berkata,

“Janganlah Engkau mengira pengabulan doamu itu lambat, sejatinya Engkaulah yang menutup jalan-jalan terkabulnya doa tersebut dengan kemaksiatan”.

(lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam [1/108])

Ustadz Abu ‘Uzair Boris Tanesia -hafizhahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ILMU AGAMA TANPA AKHLAK MULIA ADALAH SIA-SIA

“Perhatikan adab dan akhlakmu, wahai penuntut ilmu!”.

Sebuah nasihat yang sangat bagus bagi kaum muslimin khususnya bagi para penuntut ilmu agama. Ilmu agama yang mulia ini hendaknya selalu digandengkan dengan akhlak yang mulia.

Terlebih para da‘i yang akan menyeru kepada kebaikan dan menjadi sorotan oleh masyarakat akan kegiatan keseharian dan muamalahnya.

Nasihat tersebut dari seorang ulama yaitu Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah-, beliau berkata,

طالب العلم : إذا لم يتحل بالأخلاق الفاضلة فإن طلبه للعلم لا فائدة فيه

“Seorang penuntut ilmu, jika tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, maka tidak ada faidah menuntut ilmunya”.

(lihat Syarhul Hilyah Thalabul Ilmi, Hal. 7)

Memang demikian contoh dari para ulama sejak dahulu, mereka sangat memperhatikan adab dan akhlak. Jangan sampai justru dakwah rusak karena pelaku dakwah itu sendiri yang kurang adab dan akhlaknya. Ulama dahulu benar-benar mempelajari adab dan akhlak bahkan melebihi perhatian terhadap ilmu.

Abdullah bin Mubarak -rahimahullah- berkata,

طلبت الأدب ثلاثين سنة وطلبت العلم عشرين سنة كانوا يطلبون الأدب ثم العلم

“Saya mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan saya mempelajari ilmu (agama) selama dua puluh tahun, dan adalah mereka (para ulama salaf) memulai pelajaran mereka dengan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian baru ilmu”.

(lihat Ghayatun Nihayah fi Thabaqatil Qurra [I/466], Cet. Pertama, Maktabah Ibnu Taimiyah, Maktabah Syamilah)

Hendaknya kaum muslimin terutama para penuntut ilmu dan da‘i sangat memperhatikan hal ini. Jika setiap orang atau sebuah organisasi, kita permisalkan.

Mereka punya target dan tujuan tertentu, maka tujuan Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- diutus adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia. Kita berupaya untuk mewujudkan hal ini.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلاَقِ

“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

(HR. al-Hakim, dinilai shahih oleh adz-Dzahabi dan al-Albani)

Beliau memerintahkan kita agar bergaul dan bermuamalah dengan manusia berhiaskan akhlak yang mulia.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bergaulah dengan manusia dengan akhlak mulia”.

(HR. at-Tirmidzi, beliau menilai hasan shahih)

Beliau adalah suri teladan bagi kaum muslimin dan beliau pun sudah mencontohkan kepada kita akhlak beliau yang sangat mulia dalam berbagai kisah sirah beliau. Allah memuji akhlak beliau dalam al-Qur'an.

Allah ta‘ala berfirman,

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Sesungguhnya Engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.

(QS. al-Qalam [68]: 4)

Demikian juga pujian dari istri beliau, perlu diketahui bahwa komentar dan testimoni istri pada suami adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak sebenarnya seseorang.

‘A'isyah berkata mengenai akhlak Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

“Akhlak beliau adalah al-Qur'an”.

(HR. Muslim No. 746, Abu Daud No. 1342, dan Ahmad [6/54])

Seperti apa akhlak mulia itu?

Definisi akhlak mulia cukup sederhanya, sebagaimana ulama menerangkan,

بَذْلُ النَّدَى وَكَفُّ الْأَذَى وَاحْتِمَالُ الْأَذَى

“Akhlak mulia adalah;

[1] Berbuat baik kepada orang lain,

[2] Menghindari sesuatu yang menyakitinya, dan

[3] Menahan diri ketika disakiti”.

(lihat Madarijus Salikin [II/318-319])

Mari kita wujudkan akhlak yang mulia, mempelajari bagaimana akhlak mulia dalam Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Balasan akhlak mulia sangat besar yaitu masuk surga dan merupakan sebab terbanyak orang masuk surga.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ

“Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah taqwa kepada Allah dan akhlak yang mulia”.

(HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim. Syaikh al-Albani menilai hasan)

www.muslim.or.id

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah ta‘ala bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Dialah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya”.

(QS. ash-Shaff [61]: 9)

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta beramal shalih di antara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya.

Dan Allah pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barang siapa yang ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.

(QS. an-Nur [24]: 55)

Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya;

[1] Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta‘ala dan melarang kesyirikan,

[2] Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta,

[3] Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya,

[4] Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat,

[5] Islam memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji,

[6] Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan durhaka kepada mereka,

[7] Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak keluarga dan Islam melarang perbuatan memutuskan silaturahim,

[8] Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.

Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal shalih dan melarang segala amal yang jelek.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan, dan memberikan nafkah kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran”.

(QS. an-Nahl [16]: 90)

Diterjemahkan dari Syarh Ushul Iman, Hal. 5-8, Penerbit Darul Qasim, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah-.

www.muslim.or.id
______________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
______________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

MANUSIA YANG PALING TINGGI KEDUDUKANNYA

“Siapakah manusia yang paling tinggi kedudukannya? Yaitu dia yang tidak mempedulikan tentang kedudukannya. Orang yang paling mulia adalah orang yang tidak mempedulikan kemuliaannya. Sombong adalah sifat orang tercela, sedangkan tawadhu’ adalah akhlak orang yang mulia”. (Imam asy-Syafi‘i)

(Dr. Muhammad al-Hijari al-Muthairi, Doktor dalam bidang Tafsir dan Ilmu al-Qur'an Universitas Kuwait)

www.twitulama.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

DI MANA AIR MATAMU?

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya”.

(HR. Tirmidzi No. 1633)

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda,

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] Seorang pemimpin yang adil, [2] Seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta‘ala, [3] Seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] Dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina], akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] Seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] Seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis)”.

(HR. Bukhari No. 629 dan Muslim No. 1031)

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda,

“Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah”.

(HR. Tirmidzi No. 1639, disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi No. 1338)

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah.

Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah”.

(HR. Tirmidzi No. 1669, disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi No. 1363)

Abdullah bin Umar -radhiyallahu ‘anhuma- mengatakan,

“Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.

Ka‘ab bin al-Ahbar -rahimahullah- mengatakan,

“Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku”.

Ibnu Mas‘ud -radhiyallahu ‘anhu- mengatakan; suatu ketika Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata kepadaku,

“Bacakanlah al-Qur’an kepadaku”.

Maka kukatakan kepada beliau,

“Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada Anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada Anda?”.

Maka beliau menjawab,

“Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku”.

Maka aku pun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisa'. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya),

“Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan Engkau sebagai saksi atas mereka”. (QS. an-Nisa’ : 40)

Maka beliau berkata,

“Cukup, sampai di sini saja”.

Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata”.

(HR. Bukhari No. 4763 dan Muslim No. 800)

Dari Ubaidullah bin Umair -rahimahullah-, suatu saat dia pernah bertanya kepada ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha-,

“Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah Engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-”.

Maka ‘Aisyah pun terdiam lalu mengatakan,

“Pada suatu malam, beliau (Nabi) berkata, ‘Wahai ‘Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku’. Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan Anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat Anda senang’.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

NIKMAT RASA AMAN

Rasa aman adalah suatu nikmat. Coba kita perhatikan bagaimana jika kita hidup di lingkungan yang tidak aman. Misal, di sekitar kita banyak pemabuk. Malam hari penuh keributan dan keonaran.

Atau mungkin yang lebih parah di sekitarnya terjadi peperangan, tentu hidup jadi tidak tenang. Maka syukurilah jika kita mendapat lingkungan yang penuh ketenangan dan masyarakatnya beradab.

Allah memerintahkan kepada kita beribadah kepada-Nya sebagai wujud nikmat aman yang dianugerahkan pada kita.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.

(QS. al-Quraisy [106]: 1-4)

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga menyatakan bahwa rasa aman adalah suatu nikmat yang besar. Coba perhatikan hadits berikut.

Dari ‘Ubaidillah bin Mihshan al-Anshari, dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau bersabda,

“Barang siapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya”.

(HR. Tirmidzi No. 2346, Ibnu Majah No. 4141. Abu ‘Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib)

Oleh karenanya, nikmat ini jangan sampai diingkari.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”.

(QS. an-Nahl [16]: 112)

Gara-gara mengingkari nikmat, akhirnya datanglah musibah. Bentuk dari mengingkari nikmat adalah dengan mendustakan ajaran Rasul.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.

(QS. an-Nahl [16]: 113)

Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur terutama saat kita mendapatkan rasa aman dan tenteram dalam kehidupan kita, Aamiin.

www.rumaysho.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KARAKTER JAHILIYAH : PERCAYA KEPADA JIMAT

Jimat merupakan salah satu budaya jahiliyah yang masih “terpelihara” sampai saat ini. Pada waktu itu, masyarakat jahiliyah memakai jimat untuk melindungi diri dan hewan peliharaan mereka dari penyakit, menolak takdir, menolak ‘ain (pandangan mata jahat), dan menolak bahaya-bahaya lainnya.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menegaskan bahwa memakai jimat termasuk dalam kesyirikan. Beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Barang siapa menggantungkan jimat, maka dia telah berbuat syirik”.

(HR. Ahmad di dalam Al-Musnad [IV/156]. Dishahihkan oleh al-Albani di dalam Silsilah Ahadits ash-Shahihah No. 492)

Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- melihat seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan, maka beliau -shallallahu ‘alaihi wasallam- bertanya,

“Apakah ini?”. Orang itu menjawab, “Penangkal sakit”. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun bersabda, “Lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Sebab jika kamu mati, sedangkan gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”.

(HR. Ahmad di dalam al-Musnad [IV/445]; Ibnu Majah No. 3531 di dalam Kitabut Thibb, Bab “Menggantungkan Tamimah”. Syu‘aib al-Arna‘uth berkata, “Sanadnya dha‘if”. Didha‘ifkan oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha‘if Sunan Ibnu Majah No. 3531)

Para ulama kemudian memberikan perincian tentang hukum memakai jimat. Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah- berkata,

“Memakai jimat dan sejenisnya, apabila orang yang memakainya meyakini bahwa jimat itu berpengaruh dengan sendirinya tanpa (takdir) Allah, maka dia melakukan syirik akbar (syirik besar) dalam tauhid rububiyah, karena dia meyakini bahwa ada pencipta selain Allah ta‘ala.

Apabila pemakainya hanya meyakini jimat itu sebagai sebab, tidak dapat berpengaruh dengan sendirinya (tetap berada di bawah takdir Allah), maka dia melakukan syirik ashghar (syirik kecil). Karena dia telah meyakini sesuatu sebagai sebab, padahal bukan sebab.

Maka dia telah menyekutukan Allah dalam menentukan sesuatu sebagai sebab, padahal Allah tidaklah menjadikan sesuatu itu sebagai sebab”.

(lihat al-Qaulul Mufid [1/165])

Lihatlah dalam kasus jimat ini. Seseorang meyakini bahwa jimat merupakan sarana atau sebab untuk menolak mara bahaya. Padahal, jimat tersebut bukanlah sebab yang terbukti baik secara syar‘i (dalil syariat) maupun qadari (fakta atau penelitian ilmiah).

Tentu tidak ada hubungannya antara menggantungkan jimat di pojok rumah agar aman dari pencuri atau antara menggantungkan jimat di mobil agar terhindar dari kecelakaan.

Berkaitan dengan jimat ini, penulis mempunyai pengalaman yang menyedihkan ketika sedang bertugas di sebuah klinik rumah sakit swasta. Pada waktu itu, penulis mendapatkan seorang pasien seorang anak balita yang sakit demam tinggi, batuk dan pilek. Ketika penulis memeriksa sang anak, penulis mendapatkan sebuah bungkusan kecil berbentuk segi empat dan berwarna coklat tua yang digantungkan di kaos dalam sang anak dengan menggunakan sebuah peniti.

Bungkusan tersebut pada awalnya memang tidak terlihat karena tertutup oleh jaket dan baju luar. Penulis pun bertanya kepada sang ibu, “Untuk apa bungkusan tersebut?”. Sang ibu menjawab bahwa bungkusan itu untuk membuat anaknya tidak mudah terkena penyakit dan selalu sehat. Penulis pun kaget, karena penampilan dan gaya bicara sang ibu menunjukkan bahwa dia adalah orang berpendidikan.

Penulis pun bertanya kepada sang ibu, “Apa agamanya?”. Sang ibu menjawab, “Agamanya Islam”. Setelah menuliskan resep untuk sang anak, penulis pun berusaha untuk menjelaskan tentang masalah jimat ini kepada sang ibu.

Alhamdulillah, beliau menerima penjelasan tersebut dan bejanji akan melepas jimat tersebut ketika sampai di rumah. Semoga Allah ta‘ala memberikan petunjuk kepada kita dan sang ibu tersebut kepada jalan kebenaran.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ANGGAPAN BAHWA BINTANG ADALAH SEBAB TURUNNYA HUJAN

Salah satu keyakinan masyarakat jahiliyah adalah anggapan mereka bahwa bintang jenis tertentu merupakan sebab turunnya hujan. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Empat perkara yang ada pada umatku yang merupakan karakteristik jahiliyah, mereka tidak meninggalkannya, (yaitu) berbangga diri dengan keturunan, mencela nasab, mengaitkan bintang sebagai sebab turunnya hujan dan meratapi orang yang meninggal dunia”.

(HR. Muslim No. 2203)

Ibnu ‘Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- berkata,

“Di antara ciri khas masyarakat jahiliyah adalah mencela nasab dan meratapi mayit”. (Perawi lupa terhadap ciri khas yang ketiga). Sufyan berkata, “Mereka (para perawi) mengatakan, yang ketiga adalah mengaitkan turunnya hujan dengan bintang-bintang”.

(HR. Bukhari No. 3850)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh -rahimahullah- menjelaskan bahwa keyakinan seperti ini tidak terlepas dari dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama, dia meyakini bahwa bintang tersebut memiliki pengaruh dengan sendirinya (tanpa takdir Allah ta‘ala) dalam turunnya hujan. Maka ini adalah kesyirikan (syirik akbar) dan kekafiran. Inilah keyakinan orang-orang musyrik jahiliyah, sebagaimana keyakinan mereka bahwa berdoa kepada orang mati merupakan sebab datangnya manfaat atau sebab hilangnya mara bahaya.

Kemungkinan kedua, dia tetap meyakini bahwa yang menentukan turunnya hujan tersebut adalah Allah ta‘ala, akan tetapi dia mengaitkan antara turunnya hujan tersebut dengan bintang-bintang tertentu. Maka hal ini merupakan syirik ashghar (syirik kecil), karena dia telah menisbatkan (mengaitkan) sesuatu yang merupakan takdir Allah ta‘ala kepada makhluk-Nya yang tidak memiliki kekuatan apa-apa.

(lihat Fathul Majid [2/539-540])

Dalam hadits yang lain, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Tahukah kamu, apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?”. Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau pun bersabda, “Dia berfirman, ‘Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman dan ada pula yang kafir’.

Adapun orang yang mengatakan, ‘Hujan turun kepada kita berkat karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang’, sedangkan orang-orang yang mengatakan, ‘Hujan turun kepada kita karena bintang ini atau bintang itu, maka dia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang’.”.

(HR. Bukhari No. 1038)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh -rahimahullah- berkata ketika menjelaskan hadits tersebut,

“Jika dia meyakini bahwa bintang memiliki pengaruh dalam turunnya hujan, maka ini adalah kekafiran, karena keyakinan seperti itu adalah syirik dalam rububiyah-Nya. Seorang musyrik statusnya adalah kafir. Namun jika dia tidak meyakini yang demikian, maka hal itu termasuk syirik ashghar, karena termasuk menisbatkan (mengaitkan) nikmat Allah kepada selain-Nya.

Padahal Allah ta‘ala tidaklah menjadikan bintang sebagai sebab turunnya hujan. Turunnya hujan hanyalah karena anugerah dari Allah dan rahmat-Nya. Bisa saja Allah menahan hujan itu apabila Dia menghendaki dan menurunkan hujan itu apabila Dia menghendaki”.

(lihat Fathul Majid [2/543])

Dari penjelasan beliau -rahimahullah- di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa menjadikan sesuatu sebagai sebab, padahal Allah ta‘ala tidaklah menjadikan sesuatu tersebut sebagai sebab, merupakan perbuatan syirik ashghar.

Dalam kasus ini, masyarakat jahiliyah memiliki keyakinan bahwa bintang merupakan sebab turunnya hujan. Padahal anggapan itu hanyalah khayalan belaka, karena pada hakikatnya, bintang bukanlah sebab turunnya hujan, baik secara syar‘i (dalil syariat) maupun qadari (fakta atau penelitian ilmiah).

www.muslim.or.id
__________________
📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

HAKIKAT SYUKUR

Syaikh ‘Utsman bin Jami’ -rahimahullah- berkata,

“Syukur secara istilah adalah seorang hamba memanfaatkan semua nikmat yang Allah berikan kepadanya dalam rangka mewujudkan tujuan penciptaan dirinya”.

(lihat al-Fawa‘id al-Muntakhabat, [1/6-7])

Ditinjau dari sarananya, syukur lebih luas daripada pujian. Syukur dilakukan dengan hati, lisan, dan anggota badan. Adapun pujian dilakukan dengan hati dan lisan saja.

(lihat Minhatul ‘Allam fi Syarh Bulugh al-Maram oleh Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan, [1/12])

Ditinjau dari sebabnya, pujian lebih luas dari syukur. Syukur timbul atas perbuatan baik, sedangkan pujian timbul atas sebab yang lebih banyak, yaitu kesempurnaan pada dzat, nama, sifat, dan perbuatan Allah.

(lihat Syarh Lum‘ah al-I’tiqad oleh Syaikh Shalih al-Fauzan, Hal. 25)

Sebagian ulama menjelaskan bahwa pujian kepada Allah itu muncul baik ketika dalam kondisi senang maupun susah, sedangkan syukur terbatas pada saat mendapatkan kenikmatan.

(lihat Fath al-‘Aliim oleh Syaikh Husain al-‘Awaisyah Hal. 54)

Syaikh Sa‘ad bin Nashir asy-Syatsri -hafizhahullah- menerangkan,

“Hakikat syukur adalah menunaikan hak atas nikmat yang Allah berikan. Syukur mencakup tiga aspek. Dengan hati ia mengakui bahwa nikmat itu datang dari Allah. Dengan lisan ia menceritakan nikmat yang Allah berikan dan menyandarkan nikmat itu kepada-Nya.

Dan dengan anggota badan ia gunakan nikmat itu dalam hal-hal yang mendatangkan keridhaan Allah. Dengan demikian syukur itu mencakup segala bentuk amal ketaatan”.

(lihat Syarh Mutun al-‘Aqidah, Hal. 220)

Apabila diperjelas lagi, hakikat syukur dengan anggota badan adalah menggunakan nikmat yang Allah berikan dalam rangka ketaatan kepada-Nya baik berupa ucapan maupun perbuatan. Sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Lakukanlah amal wahai keluarga Daud, sebagai bentuk syukur”. (QS. Saba' [34]: 13)

(lihat al-Lubab fi at-Tafsir oleh Syaikh Sulaiman al-Lahim, Hal. 217)

Makhlad bin al-Husain -rahimahullah- berkata,

“Orang-orang dahulu mengatakan bahwa syukur itu adalah dengan meninggalkan maksiat”.

(lihat ‘Uddatu ash-Shabirin, Hal. 242)

www.al-mubarok.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

FATWA ULAMA : BERSUMPAH DENGAN MENGATAKAN “DEMI RASULULLAH”

Soal :

Saya sering mendengar orang-orang yang ketika ingin menegaskan perkataannya ia bersumpah dengan berkata: “Demi Rasulullah”. Apakah ini dibolehkan?

Jawab :

Ini adalah bersumpah dengan Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan ini diharamkan, serta merupakan bentuk kesyirikan. Karena bersumpah dengan sesuatu itu berarti mengagungkan sesuatu yang dijadikan objek dalam sumpahnya. Dan makhluk tidak boleh mengagungkan sesama makhluk.

Oleh karena itu, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك

“Barang siapa bersumpah atas nama selain Allah, maka ia telah kafir atau berbuat syirik”. (HR. Ahmad, Abu Daud, al-Baihaqi, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dalam Takhrij Musnad Ahmad, [7/199])

Hadits ini umum mencakup bersumpah atas nama para Nabi, atau para Malaikat, atau orang-orang shalih dan semua makhluk.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda,

من كان حالفا فليحلف بالله أو ليصمت

“Barang siapa yang bersumpah, maka bersumpahlah dengan nama Allah atau hendaknya ia diam”. (HR. Bukhari No. 6646)

Adapun yang ada di dalam Al-Qur'an, yaitu ayat-ayat yang berupa sumpah dengan al-Mursalat (para Malaikat yang diutus), bersumpah dengan adz-Dzariyat (angin yang berhembus), bersumpah dengan al-Fajr (waktu fajar), dengan al-‘Ashr (waktu), dengan adh-Dhuha (waktu dhuha), dengan Mawaqi‘un nujum (orbit-orbit bintang), dan yang lainnya ini semua adalah sumpah dari Allah ta‘ala. Dan Allah ta‘ala bebas untuk bersumpah dengan nama makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya.

Adapun makhluk, maka tidak boleh bersumpah kecuali dengan nama Allah ta‘ala.

(lihat Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, [18/35], asy-Syamilah)

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

SEBUAH REALITA YANG SANGAT MENYEDIHKAN

Sebuah realita yang sangat menyedihkan adalah banyak di antara kaum muslimin di masa kita sekarang ini yang telah mengucapkan ‘Iyyaka na’budu wa Iyyaka nasta‘in’, akan tetapi di sisi lain mereka tidak memerhatikan kandungan maknanya sama sekali. Mereka tidak memurnikan ibadahnya kepada Allah semata. Mereka juga beribadah kepada selain-Nya.

Seperti halnya orang-orang yang berdoa -padahal doa adalah intisari ibadah, pen- kepada Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, berdoa kepada Husain, kepada Abdul Qadir Jailani, Badawi, dan lain sebagainya. Ini semua termasuk perbuatan syirik akbar dan dosa yang tidak akan diampuni pelakunya apabila dia mati dalam keadaan belum bertaubat darinya.

(lihat Tafsir surah al-Fatihah, Hal. 19-20)
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KITA TIDAK BISA SENDIRI

“Ketahuilah walaupun Engkau telah dianugerahi ilmu, harta, dan kekuasaan sekaligus, niscaya Engkau masih tidak akan bisa terlepas dengan orang lain. Maka carilah teman baik yang akan menuntunmu pada kebenaran”.

(Dr. Ahmad al-Mikhyal, Imam dan Khatib Masjid Abdullah al-Mikhyal, Kuwait)

Twit Ulama
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

SALAH SATU KEWAJIBAN TAUHID DAN IMAN YANG TERBESAR

Syaikh as-Sa’di -rahimahullah- berkata,

“Tawakal kepada Allah adalah salah satu kewajiban tauhid dan iman yang terbesar. Sesuai dengan kekuatan tawakal maka sekuat itulah keimanan seorang hamba dan bertambah sempurna tauhidnya.

Setiap hamba sangat membutuhkan tawakal kepada Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya dalam segala hal yang ingin dia lakukan atau dia tinggalkan, baik dalam urusan agama maupun dalam urusan dunia”.

(lihat al-Qaul as-Sadid ‘ala Maqashid at-Tauhid, Hal. 101)
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

YUK, BACA SURAT AL-KAHFI

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah”.

(HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at”.

(HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dua hadits di atas mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib Jum‘at.

Jika kita sibuk, maka boleh diangsur membacanya (tidak sekaligus selesai). Bisa pada waktu luang kita sebelum Maghrib Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari.

BBG al-Ilmu

BAGAIMANA DENGAN WANITA HAID?

Orang yang tidak berwudhu (termasuk wanita haid) tidak dibolehkan menyentuh mushaf menurut pendapat mayoritas ulama.

Berdasarkan sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

Orang yang haid dibolehkan membaca al-Qur'an tanpa menyentuh mushaf menurut pendapat yang terkuat. Misalnya Anda baca dari hafalan, atau memegang mushaf dengan pembatas. Dia juga dibolehkan membaca mushaf yang ada tafsirnya.

Maka seharusnya tidak menyentuh mushaf secara langsung. Anda dapat memegangnya dengan sesuatu yang terpisah darinya seperti kain bersih atau Anda memakai kaos tangan atau membuka kertas mushaf dengan kayu atau pena dan semisal itu.

Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- :

“HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf. Bacaan al-Qur'an dari HP memudahkan bagi wanita haid dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya”.

https://islamqa.info/id/70403
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan share ini, share lagi ke sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

PRASANGKA BURUK YANG DIBOLEHKAN

Sebagaimana kita ketahui, bahwa berburuk sangka kepada orang lain adalah akhlak yang tercela dan dilarang dalam agama.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa”.

(QS. Al-Hujuraat [49]: 12)

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah hukum asal prasangka buruk terhadap sesama muslim, yaitu terlarang. Karena kehormatan seorang muslim pada asalnya terjaga dan mulia. Namun ketahuilah, ada prasangka buruk yang dibolehkan.

Syaikh as-Sa’di -rahimahullah- menjelaskan surat al-Hujurat ayat 12 di atas,

“Allah ta‘ala melarang sebagian besar prasangka terhadap sesama mukmin, karena ‘sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa’. Yaitu prasangka yang tidak sesuai dengan fakta dan bukti-bukti”.

(lihat Taisir al-Karim ar-Rahman)

Maknanya, jika suatu prasangka didasari bukti atau fakta, maka tidak termasuk ‘sebagian prasangka’ yang dilarang.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz -rahimahullah- berkata,

“Maka yang menjadi kewajiban seorang muslim adalah hendaknya tidak berprasangka buruk kepada saudaranya sesama muslim kecuali dengan bukti.

Tidak boleh meragukan kebaikan saudaranya atau berprasangka buruk kepada saudaranya kecuali jika ia melihat pertanda-pertanda yang menguatkan prasangka buruk tersebut, jika demikian maka tidak mengapa”.

(Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/9619)

Beliau -rahimahullah- juga mengatakan,

“Maka yang menjadi kewajiban seorang muslim, baik lelaki atau perempuan, wajib untuk menjauhi prasangka buruk. Kecuali ada sebab-sebab yang jelas (yang menunjukkan keburukan tersebut).

Jika tidak ada, maka wajib meninggalkan prasangka buruk. Tidak boleh berprasangka buruk kepada istri, kepada suami, kepada anak, kepada saudara suami, kepada ayahnya, atau kepada saudara muslim yang lain.

Dan wajib berprasangka baik kepada Allah, serta kepada sesama saudara, dan saudari semuslim. Kecuali jika ada sebab-sebab yang jelas yang membuktikan tuduhannya. Jika tidak ada, maka hukum asalnya adalah bara‘ah (tidak ada tuntutan) dan salamah (tidak memiliki kesalahan)”.

(Fatawa Nurun ‘ala ad-Darbi [21/147-148], http://bit.ly/1K2eJBN)

Maka prasangka yang didasari oleh bukti-bukti, atau pertanda, atau sebab-sebab yang menguatkan tuduhan itu dibolehkan. Semisal jika kita melihat seorang yang datang ke parkiran motor lalu membuka paksa kunci salah satu motor dengan terburu-buru, kita boleh berprasangka bahwa ia ingin mencuri.

Atau kita melihat orang-orang berkumpul di pinggir jalan disertai botol-botol khamr dengan wajah kuyu dan mata sayu, kita boleh berprasangka bahwa mereka sedang mabuk-mabukan. Dan contoh semisalnya.

MACAM-MACAM PRASANGKA BURUK

Jika telah kita pahami penjelasan di atas, ketahuilah bahwa para ulama membagi prasangka buruk atau suuzhan menjadi 4 macam. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Suuzhan yang haram, yaitu suuzhan kepada Allah dan suuzhan kepada sesama mukmin tanpa bukti atau pertanda yang nyata.

2) Suuzhan yang dibolehkan, yaitu suuzhan kepada sesama manusia yang memang dikenal penuh keraguan, sering melakukan maksiat. Juga termasuk suuzhan kepada orang kafir.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah- mengatakan,

“Diharamkan suuzhan kepada sesama muslim. Adapun kafir, maka tidak haram berprasangka buruk kepada mereka, karena mereka memang ahli keburukan. Adapun orang yang dikenal sering melakukan kefasikan dan maksiat, maka tidak mengapa kita berprasangka buruk kepadanya.

Karena mereka memang gandrung dalam hal itu. Walaupun demikian, tidak selayaknya seorang muslim itu mencari-cari dan menyelidiki keburukan orang lain. Karena sikap demikian kadang termasuk tajassus”.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

TANDA BAIKNYA HATI

“Senang membaca al-Qur'an, dan dekat dengannya adalah salah satu tanda baiknya hati seseorang”.

(Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh, Ulama Kerajaan Saudi, Menteri Agama Saudi saat ini)

JANGAN SAMPAI LUPA

“Sepadat apapun kesibukanmu, sebanyak apapun tugasmu, jangan tinggalkan untuk selalu membaca sedikit yang mudah dari al-Qur'an. Niscaya Anda akan dapatkan ketenangan, kenyamanan, keyakinan kepada Allah, dan taufik dari-Nya”.

(Dr. Muhammad Abdullah al-Wuhaibi, Profesor Akidah dan Perbandingan Madzhab di King Saud University)

AGAR MUDAH MEMAHAMI AL-QUR'AN

“Senantiasa rutin membaca tafsir menyebabkan seseorang mudah memahami makna-makna al-Qur'an, apalagi bahwa al-Qur'an adalah ‘bacaan yang diulang-ulang’. Barang siapa yang bisa memahami dengan baik sebagian al-Qur'an maka dia akan mudah memahami yang lainnya”.

(Dr. Muhammad as-Surai’, Dosen Akidah dan Ushuluddin di Uniersitas al-Qasim, Saudi. Ketua Tim Ilmiah untuk Pembahasan al-Qur'an, Saudi)

www.twitulama.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

TAKUT MATI, TETAPI TIDAK PERNAH TAKUT HIDUP

Sobat! Kemarin sebelum Anda terlahir, pernahkah Anda merasa khawatir atau takut akan kehidupan? Mengapa setelah hidup, kini Anda takut akan kematian? Padahal keduanya pasti Anda jalani tanpa ada kesempatan menunda atau menghindar.

Barangkali Anda berkata, “Karena dosa-dosa saya banyak, sedang amal ibadah saya sedikit”.

Betul, tetapi apakah itu semua bisa menunda kematian atau menghalanginya? Tentu saja tidak, mati pasti menghampiri, jadi tidak ada pilihan bagi Anda kecuali menghadapinya dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Kalau Anda sadar bahwa dosa Andalah yang menyebabkan Anda takut mati, maka lawanlah dosa Anda, hapuslah dosa Anda, niscaya kondisinya berubah.

Segera ucapkan istighfar, bulatkan penyesalan dan ketuklah pintu rahmat Allah ta‘ala, niscaya Allah mengampuni semuanya.

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman,

وَتُوْبُوْآ إِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung”.

(QS. an-Nur [24]: 31)

Astaghfirullah wa atuubu ilaihi.

Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A. -hafizhahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

AGAMA ISLAM

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hamba-Nya.

Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhai Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu, tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi”.

(QS. al-Ahzab [33]: 40)

Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya),

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian”.

(QS. al-Ma'idah [5]: 3)

Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya),

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 19)

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 85)

Allah ta‘ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini.

Allah berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya),

“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Zat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dialah yang menghidupkan dan mematikan.

Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah”.

(QS. al-A’raf [7]: 158)

Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-, dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka”.

Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekadar pembenaran saja.

Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.

Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan, di masyarakat manapun.

Allah ta‘ala berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya),

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya”.

(QS. al-Ma'idah [5]: 48)

Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapanpun dan di tempat manapun.

Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi, bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat, dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

‘Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat’. ‘Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’.

Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”.

Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Shubuh). Ketika dia melihat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, Anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa Anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’.

Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?!’ Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai”. (QS. Ali Imran [3]: 190)”.

(HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib No. 1468 dan ash-Shahihah No. 68)

Mu’adz -radhiyallahu ‘anhu- pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya,

“Apa yang membuatmu menangis?”.

Maka beliau menjawab,

“Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.

al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya,

“Apa yang membuatmu menangis?”.

Maka beliau menjawab,

“Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak mempedulikanku lagi”.

Abu Musa al-Asy‘ari -radhiyallahu ‘anhu- suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.

Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya,

“Apa yang membuatmu menangis?!”.

Maka beliau menjawab,

“Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.

Suatu malam al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab,

“Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis”.

Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki?

Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih! Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. (lihat QS. al-Ma'idah [5]: 74)

Aina nahnu min haa'ulaa'i? Aina nahnu min akhlaqis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!

Disarikan dari al-Buka’ min Khasyatillah, Asbabuhu wa Mawani‘uhu wa Thuruq Tahshilihi, Hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-‘Utaibi, tanpa penerbit, berupa file word.

www.muslim.or.id

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

HUKUM ROKOK

Siapa yang meneliti dengan baik kalam ulama, pasti akan menemukan bahwa hukum rokok itu haram, demikian menurut pendapat para ulama madzhab. Hanya pendapat sebagian kyai saja (-maaf- yang barangkali doyan rokok) yang tidak berani mengharamkan sehingga ujung-ujungnya mengatakan makruh atau ada yang mengatakan mubah.

Padahal jika kita meneliti lebih jauh, ulama madzhab tidak pernah mengatakan demikian, termasuk ulama madzhab panutan di negeri kita yaitu ulama Syafi‘iyah.

Ulama Syafi’iyah seperti Ibnu ‘Alaan dalam Kitab Syarh Riyadhus Shalihin dan al-Adzkar serta buku beliau lainnya menjelaskan akan haramnya rokok. Begitu pula ulama Syafi‘iyah yang mengharamkan adalah asy-Syaikh ‘Abdurrahim al-Ghazi, Ibrahim bin Jam‘an serta ulama Syafi‘iyah lainnya mengharamkan rokok.

Qalyubi (Ulama madzhab Syafi‘i wafat: 1069 H) ia berkata dalam Kitab Hasyiyah Qalyubi ala Syarh al-Mahalli, jilid I, Hal. 69,

“Ganja dan segala obat bius yang menghilangkan akal, zatnya suci sekali pun haram untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, para Syaikh kami berpendapat bahwa rokok hukumnya juga haram, karena rokok dapat membuka jalan agar tubuh terjangkit berbagai penyakit berbahaya”.

Ulama madzhab lainnya dari Malikiyah, Hanafiyah dan Hambali pun mengharamkannya. Artinya, para ulama madzhab menyatakan rokok itu haram.

Silakan lihat bahasan dalam Kitab ‘Hukmu ad-Diin fil Lihyah wa Tadkhin’ (Hukum Islam dalam masalah jenggot dan rokok) yang disusun oleh Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid al-Halabi -hafizhahullah- terbitan al-Maktabah al-Islamiyah, Hal. 42-44.

Di antara alasan haramnya rokok adalah dalil-dalil berikut ini.

Allah ta‘ala berfirman,

وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيْكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”.

(QS. al-Baqarah [2]: 195)

Karena merokok dapat menjerumuskan dalam kebinasaan, yaitu merusak seluruh sistem tubuh (menimbulkan penyakit kanker, penyakit pernafasan, penyakit jantung, penyakit pencernaan, berefek buruk bagi janin, dan merusak sistem reproduksi), dari alasan ini sangat jelas rokok terlarang atau haram.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ

“Tidak boleh memulai memberi dampak buruk (mudharat) pada orang lain, begitu pula membalasnya”.

(HR. Ibnu Majah No. 2340, ad-Daruquthni [3/77], al-Baihaqi [6/69], al-Hakim [2/66]. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudharat pada orang lain dan rokok termasuk dalam larangan ini.

Perlu diketahui bahwa merokok pernah dilarang oleh Khalifah Utsmani pada abad ke-12 Hijriyah dan orang yang merokok dikenakan sanksi, serta rokok yang beredar disita pemerintah, lalu dimusnahkan.

Para ulama mengharamkan merokok berdasarkan kesepakatan para dokter di masa itu yang menyatakan bahwa rokok sangat berbahaya terhadap kesehatan tubuh. Ia dapat merusak jantung, penyebab batuk kronis, mempersempit aliran darah yang menyebabkan tidak lancarnya darah, dan berakhir dengan kematian mendadak.

Simak penjelasan selengkapnya dengan Klik http://muslim.or.id/6964-rokok-itu-haram.html
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Oleh karena itu, marilah kita betul-betul memahami sebuah kaidah penting dalam masalah ini. Yaitu, seseorang yang menjadikan sesuatu sebagai sebab, padahal Allah ta‘ala tidak menjadikannya sebagai sebab, baik secara syar‘i maupun qadari, maka orang tersebut terjerumus ke dalam syirik ashghar. Kaidah ini sangatlah bermanfaat.

Dengan memahami kaidah ini, insyaallah kita dapat terhindar dari berbagai bentuk penyekutuan terhadap Allah ta‘ala.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

YUK, BACA SURAT AL-KAHFI

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah”. (HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at”. (HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dua hadits di atas mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib Jum‘at.

Jika kita sibuk, maka boleh diangsur membacanya (tidak sekaligus selesai). Bisa pada waktu luang kita sebelum Maghrib Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari.

BBG al-Ilmu

BAGAIMANA DENGAN WANITA HAID?

Orang yang tidak berwudhu (termasuk wanita haid) tidak dibolehkan menyentuh mushaf menurut pendapat mayoritas ulama. Berdasarkan sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

لٙا يَمَسَّ الْقُرْاٰنَ إِلّٙا طَاهِرٌ

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”. (HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

Orang yang haid dibolehkan membaca al-Qur'an tanpa menyentuh mushaf menurut pendapat yang terkuat. Misalnya Anda baca dari hafalan, atau memegang mushaf dengan pembatas. Dia juga dibolehkan membaca mushaf yang ada tafsirnya.

Maka seharusnya tidak menyentuh mushaf secara langsung. Anda dapat memegangnya dengan sesuatu yang terpisah darinya seperti kain bersih atau Anda memakai kaos tangan atau membuka kertas mushaf dengan kayu atau pena dan semisal itu.

Hp tidak dapat dinamakan sebagai mushaf. Bacaan al-Qur'an dari Hp memudahkan bagi wanita haid dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya. (Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah-)

https://islamqa.info/id/70403
______________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan share ini, share lagi ke sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
______________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KETIKA AJAL DATANG; SAAT ITU JUGA SEMUA KEDUNIAANMU BERAKHIR

Jika Engkau telah dibaringkan di kuburmu dan Engkau telah menghadap Rabbmu...

Maka tidak akan berguna lagi pujian dan sanjungan manusia kepadamu.

Tidak ada faidahnya lagi harta benda yang dengan banting tulang Engkau kumpulkan kecuali apa yang telah kau infakkan dalam kebaikan.

Tidak akan bermanfaat lagi banyaknya orang yang bertepuk tangan untukmu.

Tidak akan ada efeknya lagi banyaknya like pada statusmu, begitu pula banyaknya teman dan followermu.

Yang nantinya akan bermanfaat dan berguna bagimu adalah:

Sujud yang Engkau sembunyikan...

Linangan air mata yang Engkau teteskan karena takut kepada Allah...

Amal jariyah yang Engkau salurkan untuk agama Allah...

Bacaan al-Qur'an dan dzikir yang Engkau lirihkan karena dorongan keikhlasan...

Uluran tanganmu dalam membantu dan meringankan beban hidup orang lain...

Dan amal shalih apapun yang Engkau lakukan dengan keikhlasan yang sebenarnya.

Oleh karenanya, jadikanlah akhirat sebagai tujuan hidupmu. Itulah yang akan selamanya Engkau nikmati di alam baka.

Semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny, M.A. -hafizhahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

UJI NYALI BAGI YANG MERASA PEMBERANI

Sobat, pernahkah Anda minum air panas, sehingga lidah Anda terasa terbakar?

Akibat seteguk air panas yang Anda minum, lidah Anda sakit dan untuk beberapa waktu Anda tidak dapat merasakan enaknya makanan yang Anda makan.

Coba Anda bayangkan bila air panas yang Anda minum ternyata membakar lidah, mulut, kerongkongan hingga lambung Anda. Kira-kira bagaimana rasa sakit yang menimpa Anda?

Tahukah Anda bahwa salah satu siksa penghuni neraka ialah ketika penghuni neraka kehausan dan minta minum, mereka diberi minum air mendidih yang sangat panas hingga menghancurkan lambung mereka.

Simaklah firman Allah berikut.

كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِى النَّارِ وَسُقُوْا مَآءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ

“Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air panas yang mendidih, sehingga lambung mereka terpotong-potong?”. (QS. Muhammad [47]: 15)

Bagaimana tidak hancur lambungnya, walau telah masuk ke lambung, air minum atau makanan penghuni neraka masih mendidih dengan keras.

طَعَامُ الْأَثِيْمِ

“Makanan bagi orang yang banyak berbuat dosa”. (44)

كَالْمُهْلِ يَغْلِيْ فِيْ الْبُطُوْنِ

“Bagaikan timah panas yang mencair dan terus mendidih dengan keras di dalam perut mereka”. (45)

كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ

“Bagaikan air panas yang mendidih”. (46)

(QS. ad-Dukhan [44]: 44-46)

Sobat! Mungkinkah Anda penasaran atau tertantang untuk uji nyali mencicipi makanan dan minuman penghuni neraka?

Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A. -hafizhahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

AKU TINGGALKAN KARENA ALLAH

Di zaman ini, sangat banyak godaan dunia sehingga sangat berat bagi sebagian orang untuk menyembunyikan amal baiknya, apalagi setelah medsos menjadi tren di masyarakat. Banyak sekali status yang berpotensi merusak pahala amal ibadah.

Sedang tahajud, tergoda untuk menulis status, “Sungguh nikmatnya bermunajat di sepertiga malam terakhir!”.

Ketika sedekah, tergoda dengan status, “Hati menjadi terenyuh dan lembut saat menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa”.

Saat membaca al-Qur'an, ingin nulis di beranda, “Terbukti setelah banyak membaca qur'an, hati menjadi sangat tenang”, “Ramadhan ini penuh berkah, sudah khatam 3 kali!”.

Sedang umroh, tergoda menulis, “Semoga Allah terima ibadah umrohku yang sangat berkesan ini”, “Hanya karena-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilanmu”.

Ketika sedang tawaf, ingin diabadikan dalam video, ketika shalat di depan ka’bah, minta dijepret, lalu disebar, ketika berada di Madinah, narsis dengan gaya tangan berdoa.

Wahai saudaraku..
Mengapa Engkau lakukan itu semua? Tidak cukupkah pahala dan pujian dari Allah sehingga Engkau masih berharap pujian dari manusia?

Wahai saudaraku..
Sungguh kasihan orang yang demikian adanya. Cobalah Engkau renungkan, berapa lama orang itu akan menikmati perbuatannya. Paling hanya ketika dia masih hidup karena setelah meninggal, tidak ada yang akan peduli lagi dengannya.

Bahkan bisa jadi ketika dia masih hidup, dia tidak mendapatkan keuntungan apapun dari tindakannya itu, atau bahkan akan menimbulkan hasad dan dengki orang lain terhadap dia.

Saudaraku...
Tinggalkanlah itu semua karena Allah. Bukanlah Allah sudah menyimpan detil-detil amalanmu dalam catatan yang aman dan terjaga? Ataukah Engkau ingin nantinya tercantum juga dalam catatan itu bahwa Engkau beramal sembari narsis, berpose, dan bergaya, karena mengharapkan pujian dari makhluk?!

Ingatlah selalu firman Allah,

وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِهِ عَلِيْمًا

“Dan kebaikan apapun yang kalian lakukan, maka sungguh Allah telah mengetahuinya”. (QS. an-Nisa' [4]: 127)

Semoga Allah menjaga amal ibadah kita dari riya' dan sum‘ah sehingga pahalanya terjaga dan bisa memuliakan kita di akhirat nanti, Aamiin.

Ustadz Dr. Musyaffa' ad-Dariny, M.A. -hafizhahullah- –
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KINI RADIO, HP, TV, BISA BERSUARA, BESOK TANGAN ANDA

Sobat, saat ini Anda menikmati kemajuan teknologi, sehingga benda mati bisa bersuara, TV, Komputer, Hp, Radio dan lainnya, bahkan di pengadilan, peralatan itu bisa bersaksi merugikan Anda.

Tahukah Anda bahwa semua itu sejatinya peringatan keras bagi Anda, bahwa besok tangan, kaki, kulit Anda juga akan berbicara menceritakan semua ulah dan perilaku Anda, sedangkan lisan Anda akan dibungkam.

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman,

اٙلْيَوْمَ نَخْتِمُ عٙلٰٓى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Pada hari ini Kami bungkam mulut mereka, sedangkan tangan mereka bercerita kepada Kami, dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. Yasin [36]: 65)

Sudahkah Anda menyadari akan hal ini dan mempersiapkan diri untuk menjalaninya besok?

Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A. -hafizhahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ENGKAU ADALAH AKU YANG LAIN

Sepertinya kata-kata indah yang baru ditemukan rangkaiannya oleh orang sekarang.

Ternyata Nabi tercinta kita, Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sejak 14 abad yang lalu, telah merangkai kata yang lebih indah dari itu.

Itulah sabda beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak sempurna iman seseorang dari kalian, sampai dia mencintai untuk saudaranya, apa yang dia cintai untuk dirinya”. (HR. Bukhari No. 13 dan Muslim No. 45)

Ya! Tidak hanya ENGKAU adalah AKU yang lain, tapi DIA adalah AKU yang lain. Perlakukanlah dia sebagaimana Engkau senang diperlakukan, walaupun dia tidak di hadapanmu.

Saudaraku, ISLAM mempunyai segalanya yang baik, ia agama yang telah dijadikan ALLAH sempurna. Hanya saja kejahilan kita sering menjadikan kita tidak tahu keindahan dan kemuliannya.

Yuk, terus mendalami Islam, jangan sampai hanya puas dengan namanya saja.

Ustadz Dr. Musyaffa' ad-Dariny, M.A. -hafizhahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

YUK, BERDOA DI WAKTU MUSTAJAB

“(Waktu siang) di hari Jum‘at ada 12 (jam). Jika seorang muslim memohon pada Allah ‘azza wa jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jum‘at) pasti Allah ‘azza wa jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu akhir setelah ‘Ashar”. (HR. Abu Daud No. 1048, shahih)

Jadi, pada hari Jum‘at antara waktu ‘Ashar dan Maghrib, mari kita perbanyak berdoa di waktu-waktu akhir setelah ‘Ashar (sebelum Maghrib) karena saat itu merupakan waktu mustajab dalam berdoa.
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…
Subscribe to a channel