itauhid | Unsorted

Telegram-канал itauhid - Indonesia Bertauhid

2838

Subscribe to a channel

Indonesia Bertauhid

Hasan al-Bashri berkata,

كانوا يقولون من رمي أخاه بذنب قد تاب إلى الله منه لم يمت حتى يبتليه الله به

“Para sahabat dan tabi‘in memiliki konsep, barang siapa yang mencela saudaranya, karena dosa-dosanya, sedangkan saudaranya itu sudah bertaubat kepada Allah, maka si pencela tidak akan meninggal dunia kecuali dia akan mengalami dosa saudaranya tersebut”.

(Idem)

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﺘَﻜَﻠَّﻢُ ﺑِﺎﻟْﻜَﻠِﻤَﺔِ ﻟَﺎ ﻳَﺮَﻯ ﺑِﻬَﺎ ﺑَﺄْﺳًﺎ ﻳَﻬْﻮِﻱ ﺑِﻬَﺎ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺧَﺮِﻳﻔًﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama tujuh puluh tahun di dalam neraka”.

(HR. at-Tirmidzi, Hasan Shahih)

Jika kita bisa menjaga lisan, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- akan menjamin surga kepada kita.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

ﻣَﻦْ ﻳَﻀْﻤَﻦْ ﻟِﻲ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻟَﺤْﻴَﻴْﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺭِﺟْﻠَﻴْﻪِ ﺃَﺿْﻤَﻦْ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ

“Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya”.

(HR. al-Bukhari No. 6474)

Semoga kita bisa menjaga lisan kita karena lisan sangat berbahaya jika tidak terkontrol.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ISLAM TELAH SEMPURNA

Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِيْنًا ۚ

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian”.

(QS. al-Ma'idah [5]: 3)

Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata,

“Sesungguhnya kebenaran itu hanya satu, yaitu jalan Allah yang lurus, tiada jalan yang mengantarkan kepada-Nya selain jalan itu. Yaitu beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun, dengan cara menjalankan syari‘at yang ditetapkan-Nya melalui lisan Rasul-Nya -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, bukan dengan hawa nafsu dan bid‘ah-bid‘ah”.

(lihat at-Tafsir al-Qayyim, Hal. 116-117)
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

YUK, BACA SURAT AL-KAHFI

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah”.

(HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at”.

(HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dua hadits di atas mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib Jum‘at.

Jika kita sibuk, maka boleh diangsur (tidak sekaligus selesai) membacanya. Bisa pada waktu luang kita sebelum Maghrib Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari.

www.bbg-alilmu.com

BAGAIMANA DENGAN WANITA HAID?

Orang yang tidak berwudhu (termasuk wanita haid) tidak dibolehkan menyentuh mushaf menurut pendapat mayoritas ulama.

Berdasarkan sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

Orang yang haid dibolehkan membaca al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf menurut pendapat yang terkuat. Misalnya Anda baca dari hafalan, atau memegang mushaf dengan pembatas. Dia juga dibolehkan membaca mushaf yang ada tafsirnya.

Maka seharusnya tidak menyentuh mushaf secara langsung. Anda dapat memegangnya dengan sesuatu yang terpisah darinya seperti kain bersih atau Anda memakai kaos tangan atau membuka kertas mushaf dengan kayu atau pena dan semisal itu.

Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- :

“HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf. Bacaan al-Qur'an dari HP memudahkan bagi wanita haid dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya”.

https://islamqa.info/id/70403
______________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
______________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

MISKIN TETAPI KAYA

Imam asy-Syafi‘i -rahimahullah- berkata,

“Jika Engkau memiliki hati yang selalu qona‘ah, maka sesungguhnya Engkau sama seperti raja dunia”.

Para pembaca yang budiman, qana‘ah dalam bahasa kita adalah “nerimo” dengan apa yang ada. Yaitu sifat menerima semua keputusan Allah. Jika kita senantiasa merasa menerima dengan apa yang Allah tentukan untuk kita, bahkan kita senantiasa merasa cukup, maka sesungguhnya apa bedanya kita dengan raja dunia?

Kepuasan yang diperoleh sang raja dengan banyaknya harta juga kita peroleh dengan harta yang sedikit, akan tetapi dengan hati yang qana‘ah.

al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- pernah berkata,

“Sesungguhnya di antara lemahnya imanmu, Engkau lebih percaya kepada harta yang ada di tanganmu daripada apa yang ada di sisi Allah”.

(lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam [2/147])

Orang yang qana‘ah tidak terpedaya dengan harta dunia yang mengkilau dan ia tidak hasad kepada orang-orang yang telah diberikan Allah harta yang berlimpah.

Ia qana‘ah, ia menerima semua keputusan dan ketetapan Allah. Bagaimana orang yang sifatnya seperti ini tidak akan bahagia?!

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Bukanlah kekayaan diukur dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan yang hakiki adalah kekayaan jiwa (hati)”.

(HR. al-Bukhari No. 6446 dan Muslim No. 1051)

Ibnu Baththal -rahimahullah- berkata,

“Karena banyak orang yang dilapangkan hartanya oleh Allah ternyata jiwanya miskin, ia tidak menerima dengan apa yang Allah berikan kepadanya, maka ia senantiasa berusaha untuk mencari tambahan harta, ia tidak peduli dari mana harta tersebut, maka seakan-akan ia adalah orang yang kekurangan harta karena semangatnya dan tamaknya untuk mengumpul-ngumpulkan harta.

Sesungguhnya hakikat kekayaan adalah kayanya jiwa, yaitu jiwa seseorang yang merasa cukup (nerimo) dengan sedikit harta dan tidak bersemangat untuk menambah-nambah hartanya, dan nafsu dalam mencari harta. Maka seakan-akan ia adalah seorang yang kaya dan selalu mendapatkan harta”.

(lihat Syarh Ibnu Baththal terhadap Shahih al-Bukhari)

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

BERSEGERALAH MELAKUKAN KEBAIKAN SEBELUM DATANG MUSIBAH

Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir.

Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia”.

(HR. Muslim No. 118)

Hadits ini berisi perintah untuk bersegera melakukan amalan shalih. Yang disebut amalan shalih adalah jika memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas pada Allah dan mengikuti tuntunan Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Jika tidak memenuhi syarat ini, suatu amalan tidaklah diterima di sisi Allah.

Dalam hadits ini, dikabarkan bahwa akan datang fitnah seperti potongan malam. Artinya, fitnah tersebut tidak terlihat. Ketika itu manusia tidak tahu ke manakah mesti berjalan. Ia tidak tahu di manakah tempat keluar.

Fitnah boleh jadi karena syubuhaat (racun pemikiran), boleh jadi timbul dari syahwat (dorongan hawa nafsu untuk bermaksiat).

Fitnah di atas itu diibaratkan dengan potongan malam yang sekali lagi tidak diketahui. Sehingga seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman dan sore harinya dalam keadaan kafir.

Dalam satu hari, bayangkanlah ada yang bisa demikian. Atau ia di sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi harinya kafir. Mereka bisa menjadi kafir karena menjual agamanya.

Bagaimanakah bisa menjual agama? Menjual agama yang dimaksud di sini adalah menukar agama dengan harta, kekuasaan, kedudukan, atau bahkan dengan perempuan.

Pelajaran lainnya dari hadits ini :

[1] Wajibnya berpegang teguh dengan agama.

[2] Bersegera dalam amalan shalih sebelum datang cobaan yang mengubah keadaan.

[3] Fitnah akhir zaman begitu menyesatkan. Satu fitnah datang dan akan berlanjut pada fitnah berikutnya.

[4] Jika seseorang punya kesempatan untuk melakukan satu kebaikan, maka segeralah melakukannya, jangan menunda-nunda.

[5] Jangan menukar agama dengan dunia yang murah.

Semoga Allah memberi kita taufik untuk bersegera dalam kebaikan dan terus menjaga agama kita.

www.rumaysho.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

DOSA

الذنوب سبب للهلاك في الدنيا، والعذاب في الآخرة

“Dosa adalah sebab kebinasaan di dunia dan azab di akhirat”.

(lihat Mukhtashar fi Tafsir al-Qur'an al-Karim, Hal. 571)

SEBAB TERHALANG SHALAT MALAM

al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُذْنِبُ الذَّنْبَ فَيُحْرَمُ بِهِ قِيَامَ اللَّيْلِ

“Sungguh seseorang melakukan perbuatan dosa, lalu terhalang dari shalat malam”.

(lihat al-Mujaalasah wa Jawaahirul Ilmi [2/262])

JANGAN SAMPAI SETAN MEMBUAT ANDA LELAH BERTAUBAT

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: خِيَارُكُمْ كُلُّ مُفَّتَنٍ تَوَّابٍ، قِيلَ: فَإِذَا عَادَ؟ قَالَ: يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَيَتُوبُ، قِيلَ: فَإِنْ عَادَ؟ قَالَ: يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَيَتُوبُ، قِيلَ: فَإِنْ عَادَ؟ قَالَ: يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَيَتُوبُ، قِيلَ حَتَّى مَتَى؟ قَالَ: حَتَّى يَكُونَ الشَّيْطَانُ هُوَ الْمَحْسُورُ

Dari ‘Ali, beliau bertutur,

“Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang banyak diuji dengan dosa-dosa namun banyak bertaubat”.

Ada yang bertanya,

“Jika dia kembali (berbuat dosa lagi)?”.

Beliau menjawab,

“Dia memohon ampun kepada Allah dan bertaubat dari dosa tersebut”.

Lalu ada yang bertanya kembali,

“Jika dia kembali (berbuat dosa lagi)?”.

Beliau menjawab,

“Dia memohon ampun kepada Allah dan bertaubat dari dosa tersebut”.

Lalu ada yang bertanya kembali,

“Jika dia kembali (berbuat dosa lagi)?”.

Beliau menjawab,

“Dia memohon ampun kepada Allah dan bertaubat dari dosa tersebut”.

Kemudian ada yang bertanya kembali,

“Sampai kapan?”.

Beliau menjawab,

“Sampai setan lelah membuatnya senantiasa bertaubat”.

(lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam [1/414])

www.indonesiabertauhid.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Ibnu Mas‘ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

“Barang siapa yang mencintai al-Qur'an maka dia telah mencintai Allah dan Rasul-Nya”.

(lihat Tazkiyatun Nufus wa Tarbiyatuha, Hal. 48)

‘Utsman bin ‘Affan -radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,

“Seandainya bersih hati kalian niscaya ia tidak akan merasa kenyang dari menikmati kalam/ucapan Rabb kalian [yaitu al-Qur'an, pen]”.

(lihat Tazkiyatun Nufus wa Tarbiyatuha, Hal. 48)

‘Aun bin Abdullah bin ‘Utbah -rahimahullah- berkata,

“Majelis-majelis dzikir adalah obat bagi hati”.

(lihat at-Tahdzib al-Maudhu‘i li Hilyat al-Auliya', Hal. 348)

‘Atha' bin Maisarah al-Khurasani -rahimahullah- mengatakan,

“Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis yang membahas hukum halal dan haram [majelis ilmu, pen]”.

(lihat at-Tahdzib al-Maudhu‘i li Hilyat al-Auliya', Hal. 348)

Suatu saat ada seorang lelaki yang mengadu kepada Hasan al-Bashri -rahimahullah-.

Lelaki itu berkata,

“Wahai Abu Sa‘id, aku mengadukan kepadamu kerasnya hatiku”.

Maka beliau berkata,

“Lunakkanlah ia dengan dzikir”.

(lihat Tazkiyatun Nufus wa Tarbiyatuha, Hal. 46)

Ibnul Qayyim -rahimahullah- menuturkan,

“Terkadang hati itu sakit dan semakin parah penyakitnya sementara pemiliknya tidak sadar, karena dia sibuk dan berpaling dari mengetahui hakikat kesehatan hati dan sebab-sebab yang bisa mewujudkannya.

Bahkan, terkadang hati itu mati sedangkan pemiliknya tidak menyadari. Tanda kematian hati itu adalah tatkala berbagai luka akibat dosa/keburukan tidak lagi menyisakan rasa perih dan pedih di dalam hati.

Demikian pula, tatkala kebodohan tentang kebenaran dan ketidaktahuan dirinya tentang akidah-akidah yang batil tidak lagi membuatnya merasa kesakitan.

Sebab, hati yang hidup akan merasakan perih apabila ada sesuatu yang jelek dan nista yang merasuki jiwanya, dan ia akan merasa kesakitan akibat tidak mengetahui kebenaran; hal ini akan bisa dirasakan berbanding lurus dengan tingkat kehidupan yang ada di dalam hatinya”.

(lihat al-Majmu’ al-Qayyim [1/131])

www.al-mubarok.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

5) Berusaha tetap terus beramal walaupun sedikit.

Ini adalah kuncinya, yaitu tetap beramal sebagai buah ilmu. Amal adalah tujuan kita berilmu, bukan sekadar wawasan saja, karenanya kita diperintahkan tetap terus beramal meskipun sedikit dan ini adalah hal yang paling dicintai oleh Allah.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah ta‘ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit”.

(HR. Muslim)

Beramal yang banyak dan terlalu semangat juga kurang baik, apalagi tanpa ada ilmu di dalam amal tersebut, sehingga nampakanya seperti semangat di awal saja tetapi setelahnya kendur bahkan sudah tidak beramal lagi.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash -radhiyallahu ‘anhuma-, ia mengatakan bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata padanya,

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

“Wahai ‘Abdullah, janganlah Engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

6) Sering berdoa memohon keistiqamahan dan keikhlasan.

Tentunya tidak lupa kita berdoa agar bisa tetap istiqamah beramal dan beribadah sampai menemui kematian.

Allah ta‘ala berfirman,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al-Yaqin (yakni ajal)”.

(QS. al-Hijr [15]: 99)

Doa berikut ini sebaiknya sering kita ucapkan dan sudah selayaknya kita hafalkan.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

‘Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rahmatan, innaka Antal-Wahhaab’.

“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Zat yang Maha Pemberi (karunia)”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 8 )

Dan doa ini,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

‘Ya Muqallibal Quluub Tsabbit Qalbi ‘Alaa Diinik’.

“Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”.

(HR. at-Tirmidzi No. 3522, lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi No. 2792)

Dan masih banyak doa yang lainnya.

Tidak lupa pula kita selalu berusaha dan berdoa agar kita ikhlas dalam beribadah dan beramal.

Ikhlas hanya untuk Allah semata serta jauh dari riya', mengharapkan pujian manusia dan tendensi dunia.

Semoga kita selalu diberikan keikhlasan dan keistiqamahan dalam beramal.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KIAT AGAR HIJRAH TIDAK GAGAL

Istilah “hijrah” menjadi lebih populer di zaman ini. Hijrah yang dimaksudkan yaitu mulai kembali kepada kehidupan beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan berusaha menjadi lebih baik, karena sebelumnya tidak terlalu peduli atau sangat tidak peduli dengan aturan agama.

Istilah ini dibenarkan, karena Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjelaskan bahwa orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah dan kembali kepada Allah dan agamanya.

Rasullullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

ﻭَﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮُ ﻣَﻦْ ﻫَﺠَﺮَ ﻣَﺎ ﻧَﻬَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪ

“Dan al-Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Sangat membuat kita sedih, ketika ada sebagian saudara kita yang “hijrahnya gagal” yaitu tidak istiqamah di atas agama, kembali lagi ke dunia kelamnya yang dahulu dan kembali melanggar larangan Allah.

Berikut kiat-kiat agar “hijrah tidak gagal” dan dapat istiqamah di jalan agama :

1) Berniat ikhlas ketika hijrah.

Hijrah bukan karena tendensi dunia atau kepentingan dunia tetapi ikhlas karena Allah. Seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya dan sesuai dengan niat hijrahnya.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍْﻷَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺎﺕِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﻜُﻞِّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ . ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ، ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﻨْﻜِﺤُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.

Maka barang siapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia dapatkan atau mendapatkan wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia inginkan itu”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan kita tetap harus meluruskan niat ketika telah hijrah agar tetap istiqamah, karena yang namanya hati sering berubah-ubah dan mudah berubah niatnya.

Niat dan ikhlas adalah perkara yang berat untuk dijaga agar istiqamah dan sangat membutuhkan pertolongan Allah.

Sufyan ats-Tsauri -rahimahullah- berkata,

ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي ؛ لأنها تتقلب علي

“Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak-balik”.

(lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam Hal. 18, Darul Aqidah, Kairo, Cet. I, 1422 H)

2) Segera mencari lingkungan yang baik dan sahabat yang shalih.

Ini adalah salah satu kunci utama sukses hijrah, yaitu memiliki teman dan sahabat yang membantu untuk dekat kepada Allah dan saling menasihati serta saling mengingatkan.

Hendaknya kita selalu berkumpul bersama sahabat yang shalih dan baik akhlaknya.

Allah ta‘ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)”.

(QS. at-Taubah [9]: 119)

Agama seseorang itu sebagaimana agama teman dan sahabatnya. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika Engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, Engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya.

Adapun berteman dengan pandai besi, jika Engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal Engkau dapat baunya yang tidak enak”.

(HR. Bukhari)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

YUK, BACA SURAT AL-KAHFI

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah”.

(HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at”.

(HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dua hadits di atas mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib Jum‘at.

Jika kita sibuk, maka boleh diangsur (tidak sekaligus selesai) membacanya. Bisa pada waktu luang kita sebelum Maghrib Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari.

www.bbg-alilmu.com

BAGAIMANA DENGAN WANITA HAID?

Orang yang tidak berwudhu (termasuk wanita haid) tidak dibolehkan menyentuh mushaf menurut pendapat mayoritas ulama.

Berdasarkan sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

Orang yang haid dibolehkan membaca al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf menurut pendapat yang terkuat. Misalnya Anda baca dari hafalan, atau memegang mushaf dengan pembatas. Dia juga dibolehkan membaca mushaf yang ada tafsirnya.

Maka seharusnya tidak menyentuh mushaf secara langsung. Anda dapat memegangnya dengan sesuatu yang terpisah darinya seperti kain bersih atau Anda memakai kaos tangan atau membuka kertas mushaf dengan kayu atau pena dan semisal itu.

Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- :

“HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf. Bacaan al-Qur'an dari HP memudahkan bagi wanita haid dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya”.

https://islamqa.info/id/70403
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Romantis itu...

Ketika istri bertambah panjang hijabnya, suami bertambah panjang jenggotnya.

Gamis istri panjang menutupi kaki, celana suami naik di atas mata kaki.

Liburan wisata kuliner beralih menjadi wisata ke taman surga.

Rencana keuangan masa depan beralih menjadi rencana investasi akhirat.

Musik di HP berganti menjadi murattal al-Qur'an.

Cita-cita sehidup semati berganti menjadi cita-cita berkumpul kembali di surga.
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Keempat kunci ini telah tercakup dalam satu resep yaitu keimanan. Iman yang benar kepada Allah dan rasul-Nya. Iman yang lurus terhadap perintah dan larangan-Nya. Iman yang dibangun di atas dalil al-Kitab dan as-Sunnah. Iman yang memadukan antara ucapan lisan, keyakinan hati, dan amal anggota badan. Iman yang memadukan antara cinta, takut, dan harapan. Iman yang menyatukan antara kecintaan dan pengagungan. Iman yang melahirkan ketaatan dan rasa takut kepada Allah. Iman yang bersih dari noda syirik, kekafiran, dan kemunafikan.

Inilah yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya (yang artinya),

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman; mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan, dan mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk”.

(QS. al-An‘am [6] : 82)

Semoga Allah memberikan kita taufik dan pertolongan agar tegar di atas keimanan hingga ajal tiba, Aamiin.

www.al-mubarok.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ANDA YANG MANA?

“Jauh berbeda antara orang yang sibuk dengan shalatnya dan orang yang sibuk sampai-sampai dia meninggalkan shalat”.

(Dr. Ahmad Hammud al-Jassar, Imam dan Khatib di Masjid Kuwait, Ketua Dewan Pembina Lembaga Studi Qur'an di Kuwait, dan Doktor Teknik Sipil di Universitas Kuwait)

BAGAIMANA DENGAN KITA?

“Dalam Tadzkiratul Huffazh disebutkan, Said bin Abdul Aziz apabila terlewat menghadiri shalat berjamaah, beliau MENANGIS. Kita?”

(Dr. Ahmad ‘Isa al-Mu’sharawi, Ketua Lajnah Tashih al-Qur'an di al-Azhar, Doktor Ilmu Hadits Universitas al-Azhar)

BERSUNGGUH-SUNGGUHLAH!

“Banyak orang membuang-buang waktunya untuk menonton TV, membaca koran, berbincang dengan keluarga dan teman-teman, akan tetapi jika disuruh menghafal al-Qur'an, shalat malam, atau menuntut ilmu, terasa malas dan berat.

Mereka berkata,

‘Harta dan keluarga telah menyibukkan kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami’.

Beralasan dengan kesibukan mengejar harta, keluarga, sakit, dan lain sebagainya padahal Allah menyeru,

‘Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa ketika diserukan kepadamu, ‘Bergeraklah di jalan Allah!’, Engkau justru bermalas-malasan. Apakah Engkau lebih ridha dengan kehidupan dunia daripada di akhirat?’. Maka bersungguh-sungguhlah!”.

(Dr. Shalah Budair, Imam dan Khatib Masjid Nabawi asy-Syarif dan Hakim di Mahkamah Agung Madinah Nabawiyah)

www.twitulama.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KESABARAN YANG INDAH

Shabrun Jamiilun (Kesabaran yang indah) adalah;

- Kesabaran yang tidak disertai dengan kejengkelan dan keluh kesah kepada manusia,

- Bahkan bisa jadi kaumnya tidak mengetahui bahwa ia terkena musibah karena ia tidak pernah berkeluh kesah kepada manusia. (lihat Fathul Qadir [5/346]), dan

- Ia hanya mengeluhkan keluh kesahnya kepada Allah.

Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. -hafizhahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

GHIBAH TERMASUK DOSA BESAR

Ghibah (menggunjing) termasuk dosa besar, namun sedikit yang mau menyadari hal ini.

Sudah dijelaskan sebelumnya mengenai “Ghibah itu Apa?”. Sekarang kita akan melihat dalil yang menunjukkan bahwa ghibah tergolong dosa dan perbuatan haram, bahkan termasuk dosa besar.

Kata seorang ulama Tafsir, Masruq,

“Ghibah adalah jika Engkau membicarakan sesuatu yang jelek pada seseorang. Itu disebut mengghibah atau menggunjingnya. Jika yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar ada padanya, maka itu berarti memfitnah (menuduh tanpa bukti)”. Demikian pula dikatakan oleh al-Hasan al-Bashri”.

(lihat Jami’ al-Bayan ‘an Ta'wili Ayil Qur'an [26/167])

Ghibah yang terjadi bisa cuma sekadar dengan isyarat. Ada seorang wanita yang menemui ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha-. Tatkala wanita itu hendak keluar, ‘Aisyah berisyarat pada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dengan tangannya untuk menunjukkan bahwa wanita tersebut pendek. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- lantas bersabda,

قَدِ اغْتَبْتِيهَا

“Engkau telah mengghibahnya”.

(HR. Ahmad [6/136]. Syaikh Syu‘aib al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

Dosa ghibah sudah disebutkan dalam firman Allah ta‘ala berikut ini.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain.

Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.

(QS. Al Hujurat [49]: 12)

asy-Syaukani -rahimahullah- dalam kitab Tafsirnya mengatakan,

“Allah ta‘ala memisalkan ghibah (menggunjing orang lain) dengan memakan bangkai seseorang. Karena bangkai sama sekali tidak mengetahui siapa yang memakan dagingnya. Ini sama halnya dengan orang yang hidup juga tidak mengetahui siapa yang menggunjing dirinya. Demikianlah keterangan dari az-Zujaj”.

(lihat Fathul Qadir [5/87])

asy-Syaukani -rahimahullah- kembali menjelaskan,

“Dalam ayat di atas terkandung isyarat bahwa kehormatan manusia itu sebagaimana dagingnya. Jika daging manusia saja diharamkan untuk dimakan, begitu pula dengan kehormatannya dilarang untuk dilanggar.

Ayat ini menjelaskan agar setiap muslim menjauhi perbuatan ghibah. Ayat ini menjelaskan bahwa ghibah adalah perbuatan yang teramat jelek. Begitu tercelanya pula orang yang melakukan ghibah”.

(Idem)

Ibnu Jarir ath-Thabari berkata,

“Allah mengharamkan mengghibahi seseorang ketika hidup sebagaimana Allah mengharamkan memakan daging saudaramu ketika ia telah mati”.

(lihat Jami’ al-Bayan ‘an Ta'wili Ayil Qur'an [26/168])

Qatadah -rahimahullah- berkata,

“Sebagaimana Engkau tidak suka jika mendapati saudarimu dalam keadaan mayit penuh ulat. Engkau tidak suka untuk memakan bangkai semacam itu. Maka sudah sepantasnya Engkau tidak mengghibahinya ketika ia masih dalam keadaan hidup”.

(lihat Jami’ al-Bayan ‘an Ta'wili Ayil Qur'an [26/169])

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

LARANGAN MENCELA SEORANG MUSLIM YANG SUDAH BERTAUBAT DARI DOSA MAKSIATNYA

Terkadang ada saudara kita yang melakukan dosa atau maksiat, kemudian menjadi bahan perbincangan atau ghibah. Padahal bisa jadi pelaku dosa tersebut sudah bertaubat dari dosa tersebut.

Mengenai hal ini, mari kita perhatikan nasihat dari beberapa ulama, yaitu orang yang menjelek-jelekkan saudaranya yang sudah bertaubat dari dosa, bisa jadi dia akan melakukan dosa tersebut.

Misalnya, ada teman kita yang ketahuan selingkuh atau berzina, maka kita pun heboh membicarakannya bahkan mencela serta terlalu banyak berkomentar dengan menerka-nerka saja. Hal ini sebaiknya dihindari, sikap muslim adalah diam, menasihati dengan cara empat mata, dan berharap kebaikan pada saudaranya terlebih ia sudah menyesal dan mengaku salah.

Syaikh al-Mubarakfuri menjelaskan,

“Bisa jadi ia terjerumus dalam dosa yang sama karena ada faktor kagum terhadap dirinya sendiri, sombong dan mensucikan diri. Seolah dia berkata kamu kok bisa terjerumus dalam maksiat/dosa itu, lihatlah aku, sulit terjerumus dalam dosa itu. Tentu ini bentuk kesombongan yang nyata dan sangat merendahkan orang lain”.

Beliau berkata,

ﻳُﺠَﺎﺯَﻯ ﺑِﺴَﻠْﺐِ ﺍﻟﺘَّﻮْﻓِﻴﻖِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺗَﻜِﺐَ ﻣَﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺑِﻪِ ﻭَﺫَﺍﻙَ ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺤِﺒَﻪُ ﺇِﻋْﺠَﺎﺑُﻪُ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻟِﺴَﻼﻣَﺘِﻪِ ﻣِﻤَّﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺑِﻪِ ﺃَﺧَﺎﻩُ

“Dibalas dengan memberikannya jalan hingga ia akan melakukan maksiat yang ia cela yang dilakukan oleh saudaranya. Hal tersebut karena ia sombong/kagum dengan dirinya sendiri karena ia merasa selamat dari dosa tersebut”.

(lihat Tuhfatul Ahwadzi [7/173])

Demikian juga Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa menjelek-jelekkan saudaranya yang telah melakukan dosa, maka bisa jadi ia akan melakukan dosa tersebut.

ﻭَﻛُﻞُّ ﻣَﻌْﺼِﻴَﺔٍ ﻋُﻴِّﺮَﺕْ ﺑِﻬَﺎ ﺃَﺧَﺎﻙَ ﻓَﻬِﻲَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻳَﺤْﺘَﻤِﻞُ ﺃَﻥْ ﻳُﺮِﻳْﺪَ ﺑِﻪِ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺻَﺎﺋِﺮَﺓٌ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﻻَ ﺑُﺪَّ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻬَﺎ

“Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, Engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut”.

(lihat Madarijus Salikin [1/176])

Beliau melanjutkan penjelasan bahwa dosa mencela saudaranya yang telah melakukan dosa itu lebih besar dari dosa yang dilakukan oleh saudaranya.

Beliau berkata,

ﺃﻥ ﺗﻌﻴﻴﺮﻙ ﻷﺧﻴﻚ ﺑﺬﻧﺒﻪ ﺃﻋﻈﻢ ﺇﺛﻤﺎ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻪ ﻭﺃﺷﺪ ﻣﻦ ﻣﻌﺼﻴﺘﻪ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺻﻮﻟﺔ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻭﺗﺰﻛﻴﺔ ﺍﻟﻨﻔﺲ

“Engkau mencela saudaramu yang melakukan dosa, ini lebih besar dosanya daripada dosa yang dilakukan saudaramu dan maksiat yang lebih besar, karena menghilangkan ketaatan dan merasa dirinya suci”.

(lihat Madarijus Salikin [1/177-178])

Para ulama sudah mengingatkan mengenai hal ini, terlebih mereka adalah orang yang sangat berhati-hati dan takut kepada Allah.

Seorang ulama, Ibrahim an-Nakha‘i berkata,

إني لأرى الشيء أكرهه، فما يمنعني أن أتكلّم فيه إلا مخافة أن أُبتلى بمثله

“Aku melihat sesuatu yang aku tidak suka, tidak ada yang menahanku untuk berkomentar dan membicarakannya kecuali karena aku khawatir aku yang akan ditimpakan masalahnya di kemudian hari”.

(HR. Ibnu Abid Dunya dalam Kitab ash-Shamt)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ANJURAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI PADA HARI JUM‘AT

Dari 2 hadits tentang keutamaan membaca surat al-Kahfi di atas, menunjukkan dianjurkannya membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, bisa dibaca 1 kali saja selama 24 jam di hari Jum‘at.

Anda dapat membaca sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga Maghrib Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari. Jika Anda sibuk, maka boleh diangsur (tidak sekaligus selesai) membacanya.

www.bbg-alilmu.com

BOLEHNYA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI HP

Membaca al-Qur'an melalui HP di saat berhalangan atau kesulitan membawa mushaf bersamanya maka tidak mengapa.

Apakah diharuskan bersuci ketika membaca al-Qur'an melalui HP?

HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf, sedangkan mushaf tidak dibolehkan menyentuhnya kecuali dalam kondisi suci.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لا يمس القرآن إلا طاهر

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

www.islamqa.info

LEBIH UTAMA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI MUSHAF

Adapun lebih utama membaca al-Qur'an melalui HP atau mushaf?

Maka jawabannya adalah lebih utama melalui mushaf.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

من سره أن يحب الله و رسوله ، فليقرأ في المصحف

“Siapa yang ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka bacalah mushaf”.

(Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 2342. Syaikh al-Albani menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

www.rumaysho.com

MEMBACA AL-QUR'AN BAGAIMANAPUN AKAN MENDATANGKAN KEBAIKAN

‘A'isyah -radhiyallahu ‘anha- meriwayatkan bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Seorang yang lancar membaca al-Qur'an akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca al-Qur'an dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala”.

(HR. Muslim No. 798)

www.muslim.or.id

Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

فا لرحمن أي : الذي الرحمة وصفه، والرحيم أي : الراحم لعباده.

ar-Rahman : Nama Allah yang mengandung sifat Zatiyah (sifat “rahmat” / kasih sayang yang luas lagi sempurna dan selalu melekat pada diri-Nya, tiada kesamaan dengan makhluk).

ar-Rahim : Nama Allah yang mengandung sifat fi’liyah (perbuatan Allah memberi “rahmat” kepada makhluk-Nya).

Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta‘ala memilih lafazh ar-Rahim pada ayat ini (QS. Al-Ahzab [33]: 43),

(وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْمًا)

“Dan Dia (Allah) Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”.

bukan dengan lafazh ar-Rahman.

رَحْمن بِالْمُؤْمِنِيْن

(lihat Fiqhul Asma'il Husna, Hal. 103)
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

MANFAATKANLAH WAKTU MUDAMU UNTUK KEBAIKAN!

Dari Ibnu ‘Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara :

[1] Waktu mudamu sebelum masa tuamu,

[2] Waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu,

[3] Waktu kayamu sebelum waktu fakirmu,

[4] Waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan

[5] Waktu hidupmu sebelum matimu”.

(HR. al-Hakim [4/341], shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim)

Ghanim bin Qais berkata,

“Di awal-awal Islam, kami juga saling menasihati :

[1] Wahai manusia, beramallah di waktu senggangmu sebelum datang waktu sibukmu,

[2] Beramallah di waktu mudamu untuk masa tuamu,

[3] Beramallah di kala sehatmu sebelum datang sakitmu,

[4] Beramallah di dunia untuk akhiratmu, dan

[5] Beramallah ketika hidup sebelum datang matimu”.

(lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam [2/387-388])

Karena tak ada satu pun yang yakin bahwa ia bisa hidup terus hingga waktu tua, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah menasihati seorang sahabat yang tatkala itu berusia muda (berumur sekitar 12 tahun) yaitu Ibnu ‘Umar -radhiyallahu ‘anhuma-.

(lihat Syarh al-Arba‘in an-Nawawiyah, Syaikh Shalih Alu Syaikh, Hal. 294)

Beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memegang pundaknya lalu bersabda,

“Hiduplah Engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara”.

(HR. Bukhari No. 6416)

ath-Thibi mengatakan,

“Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memisalkan orang yang hidup di dunia ini dengan orang asing (al-gharib) yang tidak memiliki tempat berbaring dan tempat tinggal.

Kemudian beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan lebih lagi yaitu memisalkan dengan pengembara. Orang asing dapat tinggal di negeri asing.

Hal ini berbeda dengan seorang pengembara yang bermaksud menuju negeri yang jauh, di kanan kirinya terdapat lembah-lembah, akan ditemui tempat yang membinasakan, dia akan melewati padang pasir yang menyengsarakan dan juga terdapat perampok.

Orang seperti ini tidaklah tinggal kecuali hanya sebentar sekali, sekejap mata”.

(lihat Fath al-Bari [18/224])

www.rumaysho.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

MAKNA TAUHID

Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- berkata,

“... Beribadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya, inilah makna tauhid. Adapun beribadah kepada Allah tanpa meninggalkan ibadah kepada selain-Nya, ini bukanlah tauhid.

Orang-orang musyrik beribadah kepada Allah, akan tetapi mereka juga beribadah kepada selain-Nya sehingga dengan sebab itulah mereka tergolong sebagai orang musyrik.

Maka bukanlah yang terpenting itu adalah seorang beribadah kepada Allah, itu saja. Akan tetapi yang terpenting ialah beribadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.

Kalau tidak seperti itu maka dia tidak dikatakan sebagai hamba yang beribadah kepada Allah. Bahkan ia juga tidak menjadi seorang muwahhid/ahli tauhid.

Orang yang melakukan shalat, puasa, dan haji, tetapi dia tidak meninggalkan ibadah kepada selain Allah maka dia bukanlah muslim...”.

(lihat I‘anatul Mustafid [1/38-39])
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

SEBAIK-BAIK PERHIASAN DUNIA ADALAH WANITA SHALIHAH

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr -radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah”.

(HR. Muslim No. 1467)
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

PERAN DZIKIR BAGI HATI DAN KEIMANAN

Ibnu Rajab al-Hanbali -rahimahullah- berkata,

“Bagi seorang yang jatuh cinta, maka nama kekasih/Zat yang dicintainya tentu tidak akan lenyap dari dalam hatinya. Seandainya dia dibebani untuk melupakan kekasihnya dari ingatannya niscaya dia tidak mampu melakukannya. Seandainya dibebani untuk menahan lisan dari menyebut-nyebutnya niscaya dia pun tidak sanggup bersabar menahannya”.

(lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, Hal. 560)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di -rahimahullah- berkata,

“Sesungguhnya dzikir kepada Allah akan menanamkan pohon keimanan di dalam hati, memberikan pasokan gizi, dan mempercepat pertumbuhannya. Setiap kali seorang hamba semakin menambah dzikirnya kepada Allah niscaya akan semakin kuat pula imannya”.

(lihat at-Taudhih wa al-Bayan li Syajarat al-Iman, Hal. 57)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata,

“Dzikir bagi hati laksana air bagi seekor ikan. Lantas apakah yang akan menimpa seekor ikan jika dia memisahkan diri dari air?”.

(lihat al-Wabil ash-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib oleh Imam Ibnul Qayyim, Hal. 71)

Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- mengatakan,

“Hal itu [dzikir] adalah ruh dalam amal-amal shalih. Apabila suatu amal tidak disertai dengan dzikir maka ia hanya akan menjadi ‘tubuh’ yang tidak memiliki ruh. Wallahu a’lam”.

(lihat Madarij as-Salikin [2/441])

Ibnul Qayyim -rahimahullah- juga mengatakan,

“Hidupnya hati adalah dengan amal, irodah/kehendak, dan himmah/cita-cita. Apabila manusia menyaksikan pada diri seseorang tampaknya perkara-perkara ini, mereka pun mengatakan,

‘Dia adalah orang yang hatinya hidup’.

Sementara hidupnya hati adalah dengan terus-menerus berdzikir dan meninggalkan dosa-dosa”.

(lihat al-Majmu’ al-Qayyim [1/118])

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya adalah seperti perbandingan antara orang yang hidup dengan orang yang sudah mati”.

(HR. Bukhari)

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr -hafizhahullah- berkata,

“Oleh sebab itu, dzikir kepada Allah jalla wa ‘ala merupakan hakikat kehidupan hati. Tanpanya, hati pasti menjadi mati”.

(lihat Fawa‘id adz-Dzikri wa Tsamaratuhu, Hal. 16)

Tanda hati yang hidup adalah khusyu’ ketika berdzikir kepada-Nya.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyu’ hati mereka karena mengingat Allah dan menerima kebenaran yang diturunkan. Janganlah mereka itu seperti orang-orang yang telah diberikan al-Kitab sebelumnya; berlalu masa yang panjang sehingga keraslah hati mereka, dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”.

(QS. al-Hadid [57]: 16)

(lihat Mausu‘ah Fiqh al-Qulub, Hal. 1298)

Dzikir yang paling utama adalah dengan membaca al-Qur'an, sebab di dalamnya telah terkandung obat dan penyembuh bagi berbagai jenis penyakit hati; apakah itu penyakit syubhat maupun syahwat.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Wahai umat manusia, sungguh telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian dan obat bagi apa yang ada di dalam hati”.

(QS. Yunus [10]: 57)

(lihat Tazkiyatun Nufus wa Tarbiyatuha, Hal. 47)

Tsabit al-Bunani -rahimahullah- berkata,

“Apakah susahnya bagi salah seorang dari kalian jika dia hendak memanfaatkan waktu satu jam setiap harinya untuk berdzikir kepada Allah sehingga dengan sebab itu sepanjang hari yang dilaluinya dia akan meraih keberuntungan”.

(lihat at-Tahdzib al-Maudhu‘i li Hilyat al-Auliya', Hal. 346)

Dzun Nun al-Mishri -rahimahullah- berkata,

“Tidaklah terasa menyenangkan dunia kecuali dengan dzikir kepada-Nya. Tidak terasa menyenangkan akhirat kecuali dengan maaf/ampunan dari-Nya. Dan tidaklah memuaskan kenikmatan di surga kecuali dengan memandang-Nya”.

(lihat at-Tahdzib al-Maudhu‘i li Hilyat al-Auliya', Hal. 350)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Perlu diperhatikan bahwa hati manusia lemah, apalagi ketika sendiri. Perlu dukungan dan saling menasihati. Selevel Nabi Musa -‘alaihis salam- saja memohon kepada Allah agar mempunyai teman seperjuangan yang bisa membantunya dan membenarkan perkataannya, yaitu Nabi Harun -‘alaihis salam-. Beliau berkata dalam al-Qur'an,

وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَاناً فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ

“Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.

(QS. al-Qashash [28]: 34)

Mereka yang “gagal hijrah” bisa jadi disebabkan karena masih sering berkumpul dan bersahabat dekat dengan teman-teman yang banyak melanggar larangan Allah.

3) Menguatkan fondasi dasar tauhid dan akidah yang kuat dengan mengilmui dan memahami makna syahadat dengan baik dan benar.

Syahadat adalah dasar dalam agama. Kalimat ini tidak sekadar diucapkan, akan tetapi kalimat ini mengandung makna yang sangat mendalam dan perlu dipelajari lebih mendalam.

Allah menjelaskan dalam al-Qur'an bahwa kalimat syahadat akan meneguhkan seorang muslim untuk kehidupan dunia dan akhirat jika benar-benar mengilmui dan mengamalkannya.

Allah ta‘ala berfirman,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki”.

(QS. Ibrahim [14]: 27)

Maksud dari “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh…” sebagaimana dalam hadits berikut.

الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ (يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ)

“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat’.”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

4) Mempelajari al-Qur'an dan mengamalkannya.

Tentu saja, karena al-Qur'an adalah petunjuk bagi kehidupan di dunia agar selamat dunia dan akhirat. Sebagaimana seseorang yang hendak pergi ke suatu tempat, tentu perlu petunjuk dan arahan berupa peta dan penunjuk jalan semisalnya.

Jika tidak menggunakan peta dan tidak ada orang yang memberi petunjuk, tentu akan tersesat dan tidak akan sampai ke tempat tujuan.

Apalagi ternyata ia tidak tahu bagaimana cara membaca peta, tidak tahu cara menggunakan petunjuk yang ada serta tidak ada penunjuk jalan, tentu tidak akan sampai dan selamat.

Allah menurunkan al-Qur'an untuk meneguhkan hati orang yang beriman dan sebagai petunjuk. Membacanya juga dapat memberikan kekuatan serta kemudahan dalam beramal shalih dan berakhlak mulia dengan izin Allah ta‘ala.

Allah ta‘ala berfirman,

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

“Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’.”.

(QS. an-Nahl [16]: 102)

Allah ta‘ala juga berfirman,

هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

“al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”.

(QS. Fushshilat [41]: 44)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Dari 2 hadits tentang keutamaan membaca surat al-Kahfi di atas menunjukkan dianjurkannya membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, bisa dibaca 1 kali saja selama 24 jam di hari Jum‘at.

Anda dapat membaca sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga Maghrib Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari. Jika Anda sibuk, maka boleh diangsur (tidak sekaligus selesai) membacanya.

www.bbg-alilmu.com

Membaca al-Qur'an melalui HP di saat berhalangan atau kesulitan membawa mushaf bersamanya maka tidak mengapa.

Apakah diharuskan bersuci ketika membaca al-Qur'an melalui HP?

HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf, sedangkan mushaf tidak dibolehkan menyentuhnya kecuali dalam kondisi suci.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لا يمس القرآن إلا طاهر

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

www.islamqa.info

Adapun lebih utama membaca al-Qur'an melalui HP atau mushaf?

Maka jawabannya adalah lebih utama melalui mushaf.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

من سره أن يحب الله و رسوله، فليقرأ في المصحف

“Siapa yang ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka bacalah mushaf”.

(Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 2342. Syaikh al-Albani menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

www.rumaysho.com

Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

📢 Pemberitahuan Pemesan Jaket dan Rompi IB

Diberitahukan kepada pemesan Rompi IB kloter 6 dan Jaket IB Kloter 19 harap konfirmasi ulang ke nomor 085602371993 dengan menyertakan bukti pembayaran

Nomor 085787003000 sedang mengalami masalah.

Demikian informasi dari kami.

Terimakasih

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

DIBLOKIR TEMAN?

Diblokir manusia dari pertemanan dunia maya bukanlah perkara yang harus diratapi, tetapi diblokir Allah dari golongan orang-orang yang terampuni, itulah yang mesti dikhawatirkan.

Karena meraih surga bukan atas dasar cinta dan benci menurut ukuran manusia, melainkan apakah Allah ridha dengan segala perbuatan dan amal shalih kita.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ

“Barang siapa yang mencari ridha Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barang siapa yang mencari ridha manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia”.

(HR. Tirmidzi No. 2414 dan Ibnu Hibban No. 276. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Maksud hadits “Allah akan cukupkan dia dari beban manusia” adalah Allah akan menjadikan dia sebagai golongan Allah dan Allah tidak mungkin menyengsarakan siapapun yang bersandar pada-Nya. Dan golongan Allah (hizb Allah), itulah yang bahagia.

Sedangkan maksud “Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia” adalah Allah akan menjadikan manusia menguasainya hingga menyakiti dan berbuat zalim padanya.

(lihat Tuhfatul Ahwadzi [7/82])

Beberapa faidah dari hadits di atas adalah sebagai berikut.

1) Wajib takut kepada Allah dan mendahulukan ridha Allah daripada ridha manusia.

2) Hadits tersebut menunjukkan akibat dari orang yang mendahulukan mencari ridha manusia daripada ridha Allah.

3) Wajib tawakal dan bersandar kepada Allah.

4) Akibat yang baik bagi orang yang mendahulukan ridha Allah walau membuat manusia tidak suka dan akibat buruk bagi yang mendahulukan ridha manusia dan ketika itu Allah murka.

5) Hati setiap insan dalam genggaman, Allah yang dapat membolak-balikkan sekehendak Dia.

(lihat al-Mulakhash fi Syarh Kitab Tauhid, Syaikh Shalih al-Fauzan Hal. 267)

Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk selalu mengedepankan ridha Allah daripada ridha manusia, Aamiin.

www.rumaysho.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

EMPAT KUNCI BAHAGIA

Bismillah.

Berbicara soal bahagia, setiap orang tidak ada yang menolaknya. Setiap kita tentu ingin hidup bahagia. Persoalan yang menimpa kita adalah ketika kebahagiaan itu disalahartikan dan dicari dengan jalan yang salah.

Bahagia sering ditafsirkan dengan kesenangan duniawi, padahal sejatinya kebahagiaan itu adalah perkara yang bersifat rohani. Banyak orang yang mungkin secara duniawi dinilai sengsara atau bahkan merugi, tetapi ternyata di dalam hatinya tersimpan kebahagiaan tiada tara.

Sebaliknya, terkadang kita jumpai orang-orang yang secara materi dinilai berhasil dan bahagia, tetapi di dalam hatinya ia tidak merasakan hidup bahagia. Ketika orang menyalahartikan kebahagiaan, maka kehinaan dan kehancuran bisa jadi justru menjadi kebahagiaan yang dia elu-elukan.

Tidakkah kita mengingat nasib Qarun dan Fir‘aun beserta pengikutnya yang disiksa oleh Allah bersama dengan segenap kekayaan dan kekuasaan yang mereka miliki? Ternyata kejayaan materi dan politik bukan jaminan kebahagiaan.

Banyak orang lupa, bahwa bahagia itu di tangan Allah; yang Allah akan berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah tidak akan berikan kebahagiaan itu kecuali kepada mereka yang tunduk beribadah dan mentauhidkan-Nya.

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr -hafizhahullah- dalam kesempatan ceramahnya beberapa waktu silam telah mengingatkan bangsa Indonesia ini dengan ucapannya,

“Kebahagiaan itu di tangan Allah dan ia tidak bisa dicapai kecuali dengan taat kepada Allah…”.

Kalimat singkat tetapi sarat pelajaran dan faidah. Hal ini mengingatkan kita akan sebuah surat pendek yang merangkum 4 kunci kebahagiaan.

Allah berfirman (yang artinya),

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran”.

(QS. al-‘Ashr [103]: 1-3)

Di dalam surat ini tercakup 4 kewajiban sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Muhammad at-Tamimi -rahimahullah- yaitu ilmu, amal, dakwah, dan sabar.

Inilah 4 kewajiban agung yang menjadi jalan kaum beriman untuk mencapai puncak kenikmatan. Iman dan amal salih tidak bisa tegak kecuali dengan ilmu, begitu pula dakwah dan sabar tidak bisa terwujud kecuali dengan ilmu. Sehingga ilmu merupakan kunci pokok kebahagiaan.

Wajarlah apabila Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam hal agama”.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Ilmu, amal, dakwah, dan sabar. Inilah 4 kunci bahagia. Tanpa ilmu manusia akan hidup dalam kesesatan, tanpa amal manusia akan tenggelam dalam kedurhakaan, tanpa dakwah manusia akan hanyut dalam kerusakan demi kerusakan, dan tanpa kesabaran manusia akan melepaskan diri dari agama dan ketaatan kepada Rabb-nya.

Sebagian ulama berkata,

“Sabar dalam iman seperti kepala bagi anggota badan, apabila kepala diputus maka badan tidak lagi bertahan…”.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

EKSTRA HATI-HATI DALAM MENJADIKAN SESEORANG SEBAGAI RUJUKAN BERAGAMA

Dalam situasi seperti masa-masa sekarang ini, saatnya kita super hati-hati dalam menjadikan seseorang sebagai rujukan ilmu agama.

Imam adz-Dzahabi -rahimahullah- mengatakan,

“Mayoritas para imam Salaf... Mereka memandang bahwa hati itu lemah dan syubhat itu menyambar-nyambar”.

(lihat Siyaru A’lamin Nubala' [7/261])

Ini di zaman mereka, apalagi di zaman kita sekarang ini. Oleh karena itu, harusnya kita selalu wasapada dan mengingat terus pesan-pesan para ulama Ahlus Sunnah dalam masalah ini.

Sahabat Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- :

“Dahulu, jika kami mendengar orang mengatakan ‘Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda’; mata-mata kami langsung tertuju kepadanya, dan telinga-telinga kami juga langsung mendengarkannya dengan seksama.

Lalu ketika orang-orang menaiki tunggangan yang liar dan jinak (yakni: menceburkan diri dalam urusan yang tidak mereka kuasai dengan baik); maka kami pun tidak mengambil dari orang-orang, kecuali ilmu yang kami ketahui (sebelumnya)”.

(lihat Muqaddimah Shahih Muslim [1/13])

Imam Ibnu Sirin -rahimahullah- :

“Dahulu para ulama Salaf tidak menanyakan tentang sanad, lalu ketika terjadi fitnah, mereka pun mengatakan: ‘sebutkan kepada kami orang-orang (sumber ilmu) kalian!’, maka jika dilihat orang tersebut Ahlus Sunnah; haditsnya diterima, dan jika dilihat orang tersebut ahli bid‘ah; haditsnya tidak diterima”.

(lihat Muqaddimah Shahih Muslim [1/15])

Beliau juga mengatakan dalam pesannya yang masyhur,

“Sungguh ilmu ini adalah agama kalian, maka lihatlah darimana kalian mengambil agama kalian”.

(lihat Muqaddimah Shahih Muslim [1/14])

Imam Ibrahim an-Nakha‘i -rahimahullah- :

“Dahulu, jika mereka ingin mengambil (ilmu agama) dari seseorang; mereka (lebih dahulu) melihat kepada shalatnya, kepada penampilan lahirnya, dan kepada perhatiannya terhadap sunnah”.

(lihat al-Jarhu wa at-Ta’dil libni Abi Hatim [2/29])

Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua dalam menimba ilmu agama dan semoga Allah meneguhkan kita di atas sunnah Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Aamiin.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Ghibah termasuk dosa karena di akhir ayat disebutkan Allah Maha Menerima Taubat. Artinya, apa yang disebutkan dalam ayat termasuk dalam dosa karena berarti dituntut bertaubat. Imam Nawawi juga menyebutkan bahwa ghibah termasuk perbuatan yang diharamkan.

(lihat Syarh Shahih Muslim [16/129])

Dalam Kunuz Riyadhis Shalihin [18/164] disebutkan,

“Para ulama sepakat akan haramnya ghibah dan ghibah termasuk dosa besar”.

Wallahu a’lam.

Semoga Allah menjauhkan dari setiap dosa besar termasuk pula perbuatan ghibah.

Semoga Allah memberi taufik untuk menjaga lisan ini supaya senantiasa berkata yang baik.

www.rumaysho.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

SAAT RASA JENUH DALAM MENUNTUT ILMU DATANG

Abu Hatim al-Warraq, murid dan pencatat Imam Bukhari -rahimahumallah- mengatakan,

“Suatu hari Imam Bukhari mengimlakkan kepadaku hadits yang banyak, sampai beliau khawatir aku jenuh, maka beliau pun mengatakan,

‘Hiburlah hatimu, sungguh mereka yang di dunia hiburan; sibuk dalam dunia mereka. Mereka yang di dunia produksi, sibuk dalam produksinya. Mereka yang di dunia bisnis, sibuk dalam bisnisnya.

Tetapi Engkau, bersama Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan para sahabat beliau!’.”.

(lihat Siyar A’lam an-Nubala' [12/445])

Sungguh suntikan semangat yang sangat penting dan sangat ampuh. Coba bayangkan, bila kita berada di majelisnya Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan para sahabatnya. Betapa semangatnya kita dan betapa bahagianya hati ini.

Itulah sebabnya mengapa ada orang yang sangat senang menyibukkan diri membaca al-Qur'an karena dia merasa senang, tenteram, dan bahagia bersama Allah, mendengarkan firman-Nya, dan merenungi maknanya.

Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny, M.A. -hafizahullah-
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…
Subscribe to a channel