itauhid | Unsorted

Telegram-канал itauhid - Indonesia Bertauhid

2838

Subscribe to a channel

Indonesia Bertauhid

Wahai manusia, apa yang membuat kita pongah dan merasa hebat?

Apakah Anda merasa hebat dengan tumpukan dosa dan genangan maksiat di dalam relung hati?

Apakah Anda merasa tinggi dan mulia dengan kotoran kezaliman dan bercak kedurhakaan di dalam tingkah laku dan ucapan?

Siapakah kita ini wahai saudaraku, bukankah kita adalah manusia yang kerapkali terjerumus dalam kesalahan?!

Apa yang membuat kita enggan mengakui kesalahan?

Apa yang membuat kita bertahan di atas kekeliruan?

Tidaklah mulia kaum yang bertakwa kecuali karena mereka terus-menerus beristighfar dan bertaubat kepada Rabbnya. Semakin besar kedudukan Allah di mata seorang hamba semakin besar pula taubat dan istighfar yang dipanjatkannya.

Karena dia menyadari bahwa hak-hak Allah jauh lebih besar daripada ketaatan yang dia kerjakan. Maka tidaklah dia memandang Rabbnya kecuali senantiasa mencurahkan kebaikan, dan tidaklah dia menilai dirinya kecuali penuh dengan kekurangan.

www.al-mubarok.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Imam Syafi‘i berkata,

القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد

“Perkataan dalam as-Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya :

“Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.

Lalu Imam asy-Syafi‘i mengatakan,

“Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah ta‘ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya”.

Kemudian beliau -rahimahullah- menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqad) lainnya.

(lihat Itsbatu Shifat al-‘Uluw, Hal. 123-124)

Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya,

“Apa makna firman Allah,

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada”.

(QS. al-Hadid [57]: 4)

مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya”.

(QS. al-Mujadilah [58]: 7)

Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi”.

Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa al-Ghadadi, beliau berkata,

قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش ولايخلو منه مكان

Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan,

“Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?”.

Imam Ahmad pun menjawab,

“Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya”.

(lihat Itsbatu Shifat al-‘Uluw, Hal. 116)

3. Didukung oleh 1000 Dalil

Ahmad bin Abdul Halim al-Harani (yang dikenal dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) berkata,

قَالَ بَعْضُ أَكَابِرِ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ : فِي الْقُرْآنِ ”أَلْفُ دَلِيلٍ“ أَوْ أَزْيَدُ : تَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى عَالٍ عَلَى الْخَلْقِ وَأَنَّهُ فَوْقَ عِبَادِهِ . وَقَالَ غَيْرُهُ : فِيهِ ”ثَلَاثُمِائَةِ“ دَلِيلٍ تَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ

“Sebagian ulama besar Syafi‘iyah mengatakan bahwa dalam al-Qur'an ada 1000 dalil atau lebih yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagian mereka lagi mengatakan ada 300 dalil yang menunjukkan hal ini”.

(lihat Majmu‘ah al-Fatawa [5/121])

Yang namanya ijma’ atau kata sepakat ulama seperti yang kami nukilkan sudah menjadi dalil kuat bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Siapa yang menyelisihi akidah ini, dialah yang keliru.

Karena disebutkan dalam hadits,

إِنَّ أُمَّتِى لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ

“Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan”.

(HR. Ibnu Majah No. 3950)

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

www.rumaysho.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Oleh karena itu, Allah tidak mewajibkan jihad kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- saat beliau masih berada di Mekah dikarenakan berperang ketika itu lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya.

Oleh karena itu, identifikasi yang tepat untuk penyakit yang membinasakan umat dan menjadikan kaum muslimin terbelakang adalah dosa-dosa kita sendiri. Banyak dalil dari al-Qur'an yang menunjukkan hal ini. Di antaranya adalah firman Allah,

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata :

“Dari mana datangnya (kekalahan) ini?”.

Katakanlah,

“Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”.

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 165)

Oleh sebab itu, obat yang mujarab adalah membersihkan diri kita dan seluruh umat dari dosa. Sedangkan dosa yang paling berbahaya adalah syirik dan bid‘ah.

Demikian pula kita berusaha dengan penuh kesungguhan untuk mengembalikan umat kepada panduan hidup mereka yaitu al-Qur'an dan sunnah Rasul sebagaimana pemahaman salaf. Kita habiskan umur dan harta kita untuk menegakan bendera tauhid dan sunnah dan menghancurkan bendera syirik dan bid‘ah dengan berbagai sarana dan media yang kita miliki.

Jika bendera tauhid dan sunnah telah tegak berkibar dan bendera syirik dan bid‘ah hancur maka saat itu kita berhak mendapatkan janji Allah yaitu kemenangan.

www.muslim.or.id
______________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
______________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ANJURAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI PADA HARI JUM‘AT

Dari hadits-hadits tentang keutamaan membaca surat al-Kahfi di atas, menunjukkan dianjurkannya membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at.

al-Munawi mengatakan,

فيندب قراءتها يوم الجمعة وكذا ليلتها كما نص عليه الشافعي

“Dianjurkan untuk membaca surat al-Kahfi di hari Jum‘at atau malam harinya, sebagaimana ditegaskan as-Syafi‘i”.

(lihat Faidhul Qadir [6/257])

Hadits-hadits di atas juga mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at dan cukup 1 kali saja (malam harinya atau siang hari di hari Jum‘at). Anda dapat membaca surat tersebut sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga Maghrib hari Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari.

Berdasarkan keterangan di atas, tidak ada waktu khusus untuk membaca surat al-Kahfi. Anda bisa membacanya selama hari Jum‘at. Anda bisa pilih waktu yang paling longgar, paling nyaman, sehingga bisa membaca dengan penuh perenungan.

Dengan demikian, kita bisa berharap, janji yang Allah berikan bagi orang yang membaca al-Kahfi, yaitu diberi cahaya, berpeluang untuk kita dapatkan.

www.konsultasisyariah.com

BOLEHNYA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI HP

Membaca al-Qur'an melalui HP di saat berhalangan atau kesulitan membawa mushaf bersamanya maka tidak mengapa.

Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- :

“HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf. Bacaan al-Qur'an dari HP memudahkan bagi wanita haid dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya”.

Apakah diharuskan bersuci ketika membaca al-Qur'an melalui HP?

HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf, sedangkan mushaf tidak dibolehkan menyentuhnya kecuali dalam kondisi suci.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لا يمس القرآن إلا طاهر

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

www.islamqa.info

LEBIH UTAMA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI MUSHAF

Adapun lebih utama membaca al-Qur'an melalui HP atau mushaf?

Maka jawabannya adalah lebih utama melalui mushaf.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

من سره أن يحب الله و رسوله، فليقرأ في المصحف

“Siapa yang ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka bacalah mushaf”.

(Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 2342. Syaikh al-Albani menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

www.rumaysho.com

MEMBACA AL-QUR'AN BAGAIMANAPUN AKAN MENDATANGKAN KEBAIKAN

‘A'isyah -radhiyallahu ‘anha- meriwayatkan bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Seorang yang lancar membaca al-Qur'an akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca al-Qur'an dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala”.

(HR. Muslim No. 798)

Ingatlah saudaraku -semoga Allah tambahkan hidayah untukmu-,

“Jangan membaca al-Qur'an karena ada waktu luang, tetapi luangkan waktu untuk membacanya”.

“Jadikanlah al-Qur'an satu bagian dari hidupmu, bukan sebagian dari waktu luangmu”.

www.muslim.or.id

Semoga Allah mudahkan Anda untuk bisa membaca surat al-Kahfi dari ayat 1 hingga 110.

Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Pembicaraan Kelahiran ‘Isa dalam al-Qur’an

Bacalah kutipan ayat di bawah ini.

Allah ta‘ala berfirman,

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (٢٢) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (٢٣) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (٢٤) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (٢٥)

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata :

‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan’.

Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah :

‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu’.”.

(QS. Maryam [19]: 22-25)

Kutipan ayat di atas menunjukkan bahwa Maryam mengandung Nabi ‘Isa -‘alahis salam- pada saat kurma sedang berbuah. Dan musim saat kurma berbuah adalah musim panas. Jadi, selama ini natal yang diidentikkan dengan musim dingin (winter), adalah suatu hal yang keliru.

Ketahuilah wahai kaum muslimin, perkara yang remeh bisa menjadi perkara yang besar jika kita tidak mengetahuinya.

Mengucapkan selamat pada suatu perayaan yang bukan berasal dari Islam saja terlarang (semisal ucapan selamat ulang tahun), bagaimana lagi mengucapkan selamat kepada perayaan orang kafir? Tentu lebih-lebih lagi terlarangnya.

Meskipun ucapan selamat hanyalah sebuah ucapan yang ringan, namun menjadi masalah yang berat dalam hal aqidah. Terlebih lagi, jika ada di antara kaum muslimin yang membantu perayaan natal.

Misalnya, dengan membantu menyebarkan ucapan selamat hari natal, boleh jadi berupa spanduk, baliho, atau yang lebih parah lagi memakai pakaian khas acara natal (santa klaus, -pen)

Allah ta‘ala telah berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.

(QS. al-Maidah [5]: 2)

Wallahu waliyyut taufiq.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ALASAN TERLARANGNYA MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL BAGI MUSLIM

Mungkin tidak lama lagi, akan terdengar, akan terpampang tulisan yang dibaca “Merry Christmas”, atau yang artinya Selamat Hari Natal. Dan biasanya, momen ini disandingkan dengan ucapan Selamat Tahun Baru.

Sebagian orang menganggap ucapan semacam itu tidaklah bermasalah, apalagi yang yang berpendapat demikian adalah mereka orang-orang kafir. Namun hal ini menjadi masalah yang besar, ketika seorang muslim mengucapakan ucapan selamat terhadap perayaan orang-orang kafir.

Dan ada juga sebagian di antara kaum muslimin, berpendapat nyeleneh sebagaimana pendapatnya orang-orang kafir. Dengan alasan toleransi dalam beragama!? Toleransi beragama bukanlah seperti kesabaran yang tidak ada batasnya.

Namun toleransi beragama dijunjung tinggi oleh syari‘at, asal di dalamnya tidak terdapat penyelisihan syari‘at. Bentuk toleransi bisa juga bentuknya adalah membiarkan saja mereka berhari raya tanpa turut serta dalam acara mereka, termasuk tidak perlu ada ucapan selamat.

Islam mengajarkan kemuliaan dan akhlak-akhlak terpuji. Tidak hanya perlakuan baik terhadap sesama muslim, namun juga kepada orang kafir. Bahkan seorang muslim dianjurkan berbuat baik kepada orang-orang kafir, selama orang-orang kafir tidak memerangi kaum muslimin.

Allah ta‘ala berfirman,

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.

(QS. al-Mumtahanah [60]: 8)

Namun hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menggeneralisir sikap baik yang harus dilakukan oleh seorang muslim kepada orang-orang kafir. Sebagian orang menganggap bahwa mengucapkan ucapan selamat hari natal adalah suatu bentuk perbuatan baik kepada orang-orang nashrani.

Namun patut dibedakan antara berbuat baik (ihsan) kepada orang kafir dengan bersikap loyal (wala) kepada orang kafir.

Alasan Terlarangnya Ucapan Selamat Natal

1. Bukanlah perayaan kaum muslimin

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menjelaskan bahwa perayaan bagi kaum muslimin hanya ada 2, yaitu hari ‘Idul fitri dan hari ‘Idul Adha.

Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- berkata :

“Ketika Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah”.

Maka beliau berkata :

“Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya kurban (‘Idul Adha) dan hari raya ‘Idul Fitri”.

(HR. Ahmad, shahih)

Sebagai muslim yang taat, cukuplah petunjuk Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjadi sebaik-baik petunjuk.

2. Menyetujui kekufuran orang-orang yang merayakan natal

Ketika mengucapkan selamat atas sesuatu, pada hakikatnya kita memberikan suatu ucapan penghargaan. Misalnya, ucapan selamat kepada teman yang telah lulus dari kuliahnya saat diwisuda.

Nah, begitu juga dengan seorang muslim yang mengucapkan selamat natal kepada seorang nashrani. Seakan-akan orang yang mengucapkannya, menyematkan kalimat setuju akan kekufuran mereka. Karena mereka menganggap bahwa hari natal adalah hari kelahiran tuhan mereka, yaitu Nabi ‘Isa -‘alaihish shalatu wa sallam-.

Dan mereka menganggap bahwa Nabi ‘Isa adalah tuhan mereka. Bukankah hal ini adalah kekufuran yang sangat jelas dan nyata?

Padahal Allah ta‘ala telah berfirman,

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku”.

(QS. al-Kafirun [109]: 6)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Ibnul Qayyim -rahimahullah- menuturkan,

“Terkadang hati itu sakit dan semakin parah penyakitnya sementara pemiliknya tidak sadar, karena dia sibuk dan berpaling dari mengetahui hakikat kesehatan hati dan sebab-sebab yang bisa mewujudkannya. Bahkan, terkadang hati itu mati sedangkan pemiliknya tidak menyadari.

Tanda kematian hati itu adalah tatkala berbagai luka akibat dosa/keburukan tidak lagi menyisakan rasa perih dan pedih di dalam hati. Demikian pula, tatkala kebodohan tentang kebenaran dan ketidaktahuan dirinya tentang akidah-akidah yang batil tidak lagi membuatnya merasa kesakitan.

Sebab, hati yang hidup akan merasakan perih apabila ada sesuatu yang jelek dan nista yang merasuki jiwanya, dan ia akan merasa kesakitan akibat tidak mengetahui kebenaran; hal ini akan bisa dirasakan berbanding lurus dengan tingkat kehidupan yang ada di dalam hatinya”.

(lihat al-Majmu’ al-Qayyim [1/131])

Sebagian orang bijak berkata,

“Sungguh malang nasib para pemuja dunia; mereka keluar dari dunia dalam keadaan tidak merasakan sesuatu yang paling nikmat di dalamnya”.

Ada yang bertanya,

“Apakah yang paling nikmat di dalamnya?”.

Kemudian dijawab,

“Yaitu kecintaan kepada Allah, tenteram dengan mengabdi kepada-Nya, rindu berjumpa dengan-Nya, serta merasakan kelezatan dan kesenangan melalui dzikir dan menjalankan ketaatan kepada-Nya”.

(lihat al-Majmu’ al-Qayyim [1/160])

www.al-mubarok.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KARENA HATI YANG GERSANG TANPA SIRAMAN

Bagaimanapun keadaan manusia, tetap saja dia punya hati yang harus dibasahi dengan siraman rohani. Siraman rohani itu tidak hanya berupa nasihat, tetapi juga dengan melakukan segala macam amal ketaatan dan menjauhi berbagai bentuk kemaksiatan.

Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka hati akan tenang dan bahagia, sehingga dia tidak memerlukan hiburan tambahan lagi.

Inilah sebabnya, mengapa kita melihat orang yang rajin ibadah dan taat beragama; jarang ke tempat-tempat hiburan, jarang pergi rekreasi, jarang mengeluh, ringan menjalani hidup, dan seterusnya. Karena hatinya sudah bahagia, sehingga tidak perlu tambahan lagi.

Oleh karena itu, kenyataan yang ada sekarang ini; dengan banyaknya manusia yang mencari hiburan, rekreasi, melancong, berburu kuliner, lebih mengedepankan penampilan lahir dan mode semata. Itu semua pertanda GERSANGNYA hati mereka, pertanda hilangnya kebahagiaan hakiki di hati mereka.

Sehingga mereka berusaha mencari-cari ganti dari kebahagiaan hakiki itu di tempat-tempat tersebut.

Bagaimana hati tidak gersang, ibadah saja mereka malas. Kalaupun melakukannya mereka langsung selfie dan pamer kepada orang lain, seakan mereka tidak sadar, bahwa tanpa selfie pun Allah sudah merekam gerak langkah mereka.

Bagaimana hati akan bahagia, jika banyak dikotori dan terkontaminasi oleh kemaksiatan?! Mereka sebenarnya telah banyak tahu tentang amal-amal kebaikan, namun malas melakukannya!

Saudaraku.. Marilah benahi diri. Sungguh jika Anda ingin bahagia, maka fokuskanlah perhatianmu pada hati. Bahagiakanlah hatimu dan ingatlah bahwa dia tidak akan bahagia kecuali dengan amal kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Inilah yang Allah isyaratkan dalam firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika dia menyeru kalian kepada sesuatu yang dapat memberikan kalian KEHIDUPAN”.

(QS. al-Anfal [8]: 24)

– Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny, M.A. -hafizhahullah- –
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

📢Pemesanan Kaos Indonesia Bertauhid Tahap 5 👕
.
🌷Alhamdulillah telah dibuka pemesanan kaos IB tahap 5
.
📅 Pemesanan dibuka tanggal 15 Desember 2017 - 3 Januari 2018
.
📆 Pemberitahuan biaya ongkir dan pelunasan 15 Desember 2017 - 3 Januari 2018
.
📦 Barang jadi insyaAllah tanggal 17 Januari 2018
.
📌 Barang PRE-ORDER bukan ready stock.
.
👕Bahan cotton combed 24s
.
💵Dengan harga Rp 99.000
(belum termasuk ongkir)
.
📝 untuk pembelian lebih dari 2 pcs, harga Rp 95.000/pcs
.
💎 Dibuka kesempatan jadi reseller dengan beli 12 pcs
.
✅Sebagian keuntungan disisihkan untuk donasi umum Indonesia Bertauhid
.
📲Cara Pemesanan:
.
1⃣ WhatsApp ke nomor 085-78-700-3000 // Telegram @agusbudiprasetyo
.
Kaos#Nama Lengkap#Ukuran#Model Kaos#Warna#Alamat Lengkap#No HP
.
▶Contoh:
Kaos#Antum#XL#IB1#Putih/Hitam#JL.Perjuangan 01,Yogyakarta 55500#0888-8888-8888
.
2⃣ Tunggu balasan dari admin, mengenai total biaya dan no transfer
.
3⃣ Transfer ke bank yang dikehendaki

4⃣ Konfirmasi dengan menyertakan bukti transfer ke no di atas
.
5⃣ Kaos telah dipesan, dan silakan tunggu di rumah
.
Mari dipesan gan 😉
.
👇🏻👇🏻👇🏻
.
https://goo.gl/x4DDg9

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Faqihul ‘Ashr al-‘Allamah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah- ditanya :

س : سئل فضيلة الشيخ -رحمه الله- : ما أحسن وسيلة لتلقي العلم النافع؟

فأجاب بقوله : الوسائل مختلفة وهي كثيرة -والحمد لله- في الوقت الحاضر.

فمن الوسائل : أن تتلقى العلم على شيخ مأمون في علمه ودينه، وهذه أحسن الوسائل وأقوى الوسائل، وأقرب الوسائل إلى تحصيل العلم.

ومن الوسائل : أن تتلقى العلم من الكتب المؤلفة التي ألفها علماءمأمونون موثوقون في علمهم ودينهم.

ومن الوسائل : أن تستمع إلى الأشرطة المنشورة من العلماء الموثقين بعلمهم وأماناتهم، هذه ثلاث طرق يمكن أن يحصل بها العلم، وأهم شيء هو الاجتهاد والمثابرة وحسن القصد فإن ذلك منأسباب حصول العلم.

Pertanyaan : Sarana apakah yang terbaik dalam menuntut ilmu yang bermanfaat?

Jawaban : Sarana-sarana menuntut ilmu banyak bentuknya di zaman modern ini, walhamdulillah. Di antaranya :

[Pertama] Engkau menuntut ilmu dari seorang guru yang terpercaya dalam ilmu dan (amal) agamanya. Dan ini adalah sarana terbaik, terkuat dan, terdekat untuk meraih ilmu.

[Kedua] Engkau menuntut ilmu dari kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama yang amanah lagi terpercaya dalam ilmu dan agama mereka.

[Ketiga] Engkau menuntut ilmu melalui kaset-kaset yang disebarkan para ulama yang terpercaya dalam ilmu dan amanah mereka.

Inilah tiga cara yang memungkinkan untuk meraih ilmu.

Dan yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah :

[1] Kesungguhan,

[2] Sabar dalam menuntut ilmu secara terus menerus, dan

[3] Niat yang baik.

Inilah sesungguhnya di antara sebab untuk meraih ilmu.

(lihat Majmu’ Fatawa wa Rasail asy-Syaikh Ibnu al-‘Utsaimin -rahimahullah- [26/148] No. 50]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

www.sofyanruray.info
______________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
______________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ANJURAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI PADA HARI JUM‘AT

Dari hadits-hadits tentang keutamaan membaca surat al-Kahfi di atas, menunjukkan dianjurkannya membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at.

al-Munawi mengatakan,

فيندب قراءتها يوم الجمعة وكذا ليلتها كما نص عليه الشافعي

“Dianjurkan untuk membaca surat al-Kahfi di hari Jum‘at atau malam harinya, sebagaimana ditegaskan as-Syafi‘i”.

(lihat Faidhul Qadir [6/257])

Hadits-hadits di atas juga mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at dan cukup 1 kali saja (malam harinya atau siang hari di hari Jum‘at). Anda dapat membaca surat tersebut sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga Maghrib hari Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari.

Berdasarkan keterangan di atas, tidak ada waktu khusus untuk membaca surat al-Kahfi. Anda bisa membacanya selama hari Jum‘at. Anda bisa pilih waktu yang paling longgar, paling nyaman, sehingga bisa membaca dengan penuh perenungan.

Dengan demikian, kita bisa berharap, janji yang Allah berikan bagi orang yang membaca al-Kahfi, yaitu diberi cahaya, berpeluang untuk kita dapatkan.

www.konsultasisyariah.com

BOLEHNYA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI HP

Membaca al-Qur'an melalui HP di saat berhalangan atau kesulitan membawa mushaf bersamanya maka tidak mengapa.

Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- :

“HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf. Bacaan al-Qur'an dari HP memudahkan bagi wanita haid dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya”.

Apakah diharuskan bersuci ketika membaca al-Qur'an melalui HP?

HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf, sedangkan mushaf tidak dibolehkan menyentuhnya kecuali dalam kondisi suci.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لا يمس القرآن إلا طاهر

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwattha' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwaul Ghalil No. 122)

www.islamqa.info

LEBIH UTAMA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI MUSHAF

Adapun lebih utama membaca al-Qur'an melalui HP atau mushaf?

Maka jawabannya adalah lebih utama melalui mushaf.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

من سره أن يحب الله و رسوله، فليقرأ في المصحف

“Siapa yang ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka bacalah mushaf”.

(Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 2342. Syaikh al-Albani menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

www.rumaysho.com

MEMBACA AL-QUR'AN BAGAIMANAPUN AKAN MENDATANGKAN KEBAIKAN

‘A'isyah -radhiyallahu ‘anha- meriwayatkan bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Seorang yang lancar membaca al-Qur'an akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca al-Qur'an dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala”.

(HR. Muslim No. 798)

Ingatlah saudaraku -semoga Allah tambahkan hidayah untukmu-,

“Jangan membaca al-Qur'an karena ada waktu luang, tetapi luangkan waktu untuk membacanya”.

“Jadikanlah al-Qur'an satu bagian dari hidupmu, bukan sebagian dari waktu luangmu”.

www.muslim.or.id

Semoga Allah mudahkan Anda untuk bisa membaca surat al-Kahfi dari ayat 1 hingga 110.

Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

ANTARA IBADAH, TAUHID, DAN DAKWAH

Ibadah kepada Allah ditegakkan di atas tauhid. Setiap ibadah yang tidak disertai dengan tauhid maka itu bukanlah ibadah. Semua ibadah yang tidak tegak di atas tauhid maka itu adalah batil/sia-sia. Ibadah yang tegak di atas tauhid ini adalah ibadah yang ditujukan kepada Allah semata dan menjauhi segala sesembahan selain-Nya. Oleh sebab itu, ibadah kepada Allah pun tidak diterima tanpa sikap berlepas diri dari thaghut/sesembahan selain Allah.

(lihat al-Qaul al-Mufid [1/26-27])

Tauhid ini telah tercermin dalam kalimat syahadat laa ilaha illallah wa anna Muhammadar rasulullah. Sebab, makna dari laa ilaha illallah adalah tiada yang berhak disembah selain Allah. Dan makna syahadat Muhammadar rasulullah adalah tidak ada ibadah kecuali dengan apa-apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Tauhid inilah yang menjadi kunci untuk masuk ke dalam Islam sekaligus menjadi kunci masuk ke dalam surga selama tidak dirusak dengan hal-hal yang bisa membatalkannya.

(lihat Minhaj al-Firqah an-Najiyah, Hal. 32)

Oleh sebab itulah akidah/tauhid dalam agama Islam ini bagaikan kepala bagi jasad. Sehingga menjadi sebuah kekeliruan apabila perkara akidah dan tauhid ini dikesampingkan dengan alasan karena ingin fokus berjuang menegakkan daulah islam, menerapkan syari‘at, atau mewujudkan persatuan ala sufiyah.

Padahal, penegakan hukum syari‘at, hudud, tegaknya negara Islam, menjauhi hal-hal yang diharamkan serta melakukan yang wajib-wajib -ini semuanya- adalah bagian dari hak-hak tauhid dan penyempurna atasnya.

Sementara itu adalah perkara yang mengikuti/sesudah perkara tauhid. Lantas, mengapa lebih memperhatikan perkara yang bersifat mengikuti/pendukung sementara masalah pokoknya justru diabaikan?

(lihar keterangan Syaikh Shalih al-Fauzan dalam mukadimah Kitab Manhajul Anbiya' fi ad-Da’wah ila Allah, Hal. 10-11)

www.al-mubarok.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri. Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan :

(1) Tamak lagi kikir,

(2) Mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan

(3) Ujub (takjub pada diri sendiri)”.

(HR. Abdur Razaq [11/304]. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dalam Shahihul Jami’ No. 3039)

Harusnya kita melihat contoh Abu Bakr, ia malah berdoa ketika dipuji oleh orang lain.

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ

Allahumma anta a’lamu minnii bi nafsii, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alnii khoirom mimmaa yazhunnuun, waghfirlii maa laa ya’lamuun, wa laa tu'akhidznii bimaa yaquuluun.

[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]

(Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu‘abul Iman [4/228] No. 4876. Lihat Jami‘ul Ahadits, Jalaluddin as-Suyuthi [25/145], asy-Syamilah)

Sikap Abu Bakr di atas menunjukkan bahwa ia merasa dirinya tidak lebih baik dari pujian tersebut. Marilah kita memiliki sifat yang baik seperti ini.

Hanya Allah yang memberi taufik.

www.rumaysho.com
______________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
______________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

MERASA DIRI SUDAH BAIK

Ini yang dialami oleh kita-kita tatkala sudah lama belajar agama. Merasa diri sudah lebih dari orang lain dan lebih paham dari yang lain. Padahal kekurangan kita teramat banyak. Maksiat kecil-kecilan bahkan yang besar masih dilakoni.

Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang diamalkan. Prinsip yang harus dipegang adalah jangan selalu merasa diri sudah baik, namun berusaha terus untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”.

(QS. an-Najm [53]: 32)

Janganlah Engkau mengatakan dirimu suci, dirimu lebih baik. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda,

“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian”.

(HR. Muslim No. 2142)

Jika kita ingin memiliki tahu bahayanya menganggap diri lebih baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita dalam ketaatan. Lalu lihat para orang yang menyatakan kita baik. Maka kalau seandainya mereka tahu kekurangan kita, pasti mereka akan menjauh.

Seharusnya sikap seorang muslim adalah mengedepankan suuzhan (prasangka jelek) pada diri sendiri. Ia merasa dirinya serba kurang. Tak perlulah ia memandang kejelekan pada orang lain.

Harusnya kita melihat contoh Abu Bakr, ia malah berdoa ketika dipuji oleh orang lain.

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ

Allahumma anta a’lamu minnii bi nafsii, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alnii khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firlii maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidznii bimaa yaquuluun.

[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]

(Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu‘abul Iman [4/228] No. 4876. Lihat Jami‘ul Ahadits, Jalaluddin as-Suyuthi [25/145], asy-Syamilah)

Sikap Abu Bakr di atas menunjukkan bahwa ia merasa dirinya tidak lebih baik dari pujian tersebut. Marilah kita memiliki sifat yang baik seperti ini.

Hanya Allah yang memberi taufik.

www.rumaysho.com
__________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

Bentuk ganti dari meninggalkan sesuatu yang haram disebutkan dalam ayat-ayat dan hadits-hadits berikut ini.

Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan mendatangkan berkah pada jual belinya.

Dalam hadits disebutkan,

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu”

(Muttafaqun ‘alaih)

Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung.

Allah ta‘ala berfirman,

وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

(QS. at-Taghabun [64]: 16)

Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan membuat ia meninggikan derajatnya di dunia.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya”.

(HR. Muslim No. 2588)

Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya”.

(HR. Muslim No. 2588)

Semoga Allah memberi taufik untuk meninggalkan yang haram karena Allah.

www.rumaysho.com
______________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
______________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KESALAHAN

Bismillah.

Kita mengakui, bahwa manusia memiliki potensi berbuat jahat, sebagaimana manusia juga berpotensi melakukan kebaikan.

Allah telah mengilhamkan kepada jiwa jalan kefajiran atau ketakwaannya. Namun, yang beruntung ialah mereka yang menyucikan jiwanya.

Nabi kita yang mulia -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah memberikan pelajaran kepada kita bahwa setiap manusia pasti banyak melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah yang selalu bertaubat kepada Rabbnya.

Taubat dari dosa membuat pelakunya mendapatkan ampunan sekaligus kecintaan dari Allah. Taubat itulah jalan yang mengantarkan manusia meraih kebahagiaan.

Kita tentu masih teringat kisah kejujuran Ka‘ab bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- dan dua orang temannya yang sama-sama berbuat kesalahan karena tidak ikut terjun dalam medan perang bersama Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Taubat mereka telah diabadikan di dalam Kitabullah dan menjadi pelajaran bagi umat akhir zaman.

Allah pun menerima taubat mereka dari atas langit sana. Sebuah kebahagiaan tak terkira bagi kaum beriman yang takut akan hukuman Rabbnya.

Kebahagiaan serupa juga dirasakan oleh para salaf ketika mereka telah mengenal Islam dan mendapatkan taufik di atas kebenaran setelah sebelumnya bergelimang kejahatan.

Hidayah itu sangat mahal dan sangat bernilai bagi mereka, sehingga mereka rela tinggalkan kemewahan dan kekuasaan demi menyelamatkan agama dan kehidupannya.

Mereka tidak ingin termasuk golongan orang-orang yang ‘mengenali nikmat-nikmat Allah lalu justru mengingkarinya’.

Taubat itu hanya akan terbit ketika seorang hamba mengenali letak kekurangan, keteledoran, dan kesalahan dirinya. Dia akan berterus-terang di hadapan Rabbnya; bahwa dirinya telah bersalah dan bersimbah dosa. Tidak ada yang diharapkan olehnya selain ampunan dari Rabbnya.

Siapakah Anda -wahai saudaraku- yang merasa bersih dari dosa dan kezaliman?

Sementara manusia yang paling mulia setelah para nabi -yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq- telah diajari oleh Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk berkata di dalam doanya,

اللَّهُمَّ إِنَّي ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

‘Allahumma innii zhalamtu nafsi zhulman katsiiran, wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta, faghfirlii maghfiratan min ‘indika, warhamnii, innaka antal ghafuurur rahiim’.

“Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan banyak kezaliman, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan suatu pengampunan di sisi-Mu, dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

(HR. Bukhari No. 834 dan Muslim No. 2705)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

SEPAKAT ULAMA TENTANG DI MANA ALLAH

Barangkali ada yang bertanya, di mana Allah? Allah di atas sana, di atas langit, di atas seluruh makhluk-Nya.

Jawaban di atas menjadi kata sepakat ulama.

Para ulama telah sepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy-Nya. Allah berada di ketinggian di atas langit sana, bukan berada di muka bumi. Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya, bukan di mana-mana.

Berikut kami buktikan keyakinan di atas berdasarkan kata sepakat para ulama.

1. Kata Ijma’ Ulama

‘Abdurrahman bin Abi Hatim berkata, ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata aku diceritakan dari Sa‘id bin ‘Amir adh-Dhuba‘i bahwa ia berbicara mengenai Jahmiyah.

Beliau berkata,

الجهمية فقال هم شر قولا من اليهود والنصارى قد إجتمع اليهود والنصارى وأهل الأديان مع المسلمين على أن الله عزوجل على العرش وقالوا هم ليس على شيء

“Jahmiyah lebih jelek dari Yahudi dan Nashrani. Telah diketahui bahwa Yahudi dan Nashrani serta agama lainnya bersama kaum muslimin bersepakat bahwa Allah ‘azza wa jalla menetap tinggi di atas ‘Arsy. Sedangkan Jahmiyah, mereka katakan bahwa Allah tidak di atas sesuatu pun”.

(lihat al-‘Uluw li al-‘Aliyyi al- Ghaffar, Hal. 157 dan Mukhtashar al-‘Uluw, Hal. 168)

2. Sepakat Ulama Madzhab

Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi‘i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya.

Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh al-Akbar,

مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ

“Barang siapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir”.

(lihat Itsbatu Shifat al-‘Uluw, Ibnu Qudamah al-Maqdisi, Hal. 116-117)

Imam Malik bin Anas mengatakan,

اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ

“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya”.

(lihat al-‘Uluw li al-‘Aliyyi al- Ghaffar, Hal. 138)

Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya at-Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata,

“Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata :

“Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah ta‘ala berfirman,

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”.

(QS. Thaha [20]: 5)

Lalu bagaimana Allah beristiwa' (menetap tinggi)?”.

Dikatakan,

“Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam”.

Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,

الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ

“Hakikat dari istiwa' tidak mungkin digambarkan, namun istiwa' Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa' adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakikat) istiwa' adalah bid‘ah. Aku khawatir Engkau termasuk orang sesat”.

Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar.

(lihat al-‘Uluw li al-‘Aliyyi al-Ghaffar, Hal. 378)

Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan rabi‘ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

SOLUSI PROBLEMATIKA UMAT ISLAM

Sungguh musibah silih berganti menimpa kaum muslimin. Realita ini mengharuskan kita semua untuk berpikir keras mencari solusi permasalahan. Banyak analisis yang diberikan beberapa pihak untuk mengidentifikasi problem yang sebenarnya dihadapi oleh kaum muslimin. Jika identifikasi yang diajukan tidak tepat, tentu solusi yang ditawarkan juga tidak pas.

Ada yang mengatakan bahwa problema umat Islam yang paling mendasar adalah konspirasi musuh-musuh Islam yaitu orang-orang kafir dan kemenangan orang kafir atas kaum muslimin. Pihak pertama ini menawarkan solusi berupa menyibukkan kaum muslimin dengan strategi-strategi orang-orang kafir, perkataan dan penegasan mereka.

Ada juga yang mengatakan bahwa permasalahan kaum muslimin yang paling pokok adalah berkuasanya para pemimpin yang zalim di berbagai negeri kaum muslimin. Sehingga pihak kedua ini menawarkan solusi berupa upaya menggulingkan pemerintahan yang ada dan menyibukkan kaum muslimin dengan hal ini.

Di sisi lain ada juga yang berpendapat bahwa masalah kita yang paling pokok adalah perpecahan kaum muslimin. Oleh karenanya, solusi tepat adalah menyatukan kaum muslimin sehingga kaum muslimin unggul dalam kuantitas.

Ada juga analisis keempat. Analisis ini mengatakan bahwa penyakit akut umat ini adalah meninggalkan jihad sehingga obat penyakit ini adalah mengibarkan bendera jihad dan menabuh genderang perang melawan orang-orang kafir.

Marilah kita telaah bersama pendapat-pendapat di atas dengan dua panduan kita, yaitu al-Qur'an dan Sunnah.
Terkait dengan pendapat pertama, kita jumpai firman Allah,

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا

“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 120)

Ayat di atas dengan tegas menunjukkan bahwa jika kita benar-benar bertakwa kepada Allah maka konspirasi musuh bukanlah ancaman yang berarti.

Tentang pendapat kedua, kita jumpai firman Allah,

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan demikianlah, kami jadikan orang yang zalim sebagai pemimpin bagi orang zalim disebabkan maksiat yang mereka lakukan”.

(QS. al-An‘am [6]: 129)

Ayat ini menunjukkan bahwa penguasa yang zalim, hukuman yang Allah timpakan kepada rakyat yang juga zalim disebabkan dosa-dosa rakyat. Jika demikian, penguasa yang zalim bukanlah penyakit bahkan penyakit sebenarnya adalah keadaan rakyat.

Sedangkan untuk pendapat ketiga kita dapati firman Allah,

وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا

“Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun”.

(QS. at-Taubah [9]: 25)

Ayat ini menunjukkan bahwa persatuan dan jumlah yang banyak tidaklah bermanfaat jika kemaksiatan tersebar di tengah-tengah mereka. Kita lihat dosa ujub telah menghancurkan faidah dari jumlah yang banyak sehingga para sahabat menuai kekalahan pada saat perang Hunain.

Di antara maksiat adalah menyatukan barisan bersama orang-orang yang membenci sunnah Nabi karena sikap tepat terhadap mereka adalah memberikan nasihat, bukan mendiamkan kesalahan. Sikap minimal adalah mengingkari dengan hati dalam bentuk tidak menghadiri acara-acara yang menyimpang dari sunnah bukan malah menikmati.

Untuk pendapat keempat kita katakan bahwa jihad itu bukanlah tujuan namun yang menjadi tujuan adalah menegakkan agama Allah di muka bumi. Oleh karena itu, ketika kaum muslimin lemah dari sisi agama dan persenjataan maka menabuh genderang perang pada saat itu lebih banyak bahayanya dari pada manfaatnya.

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KAPAN WAKTU YANG TEPAT MEMBACA AL-KAHFI DI HARI JUM‘AT?

Soal :

Kapan waktu yang tepat untuk membaca surat al-Kahfi? Apakah di malam atau siang hari?

Terima kasih.

Jawab :

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.

Sebelumnya, kita akan simak beberapa hadits berikut.

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Ka’bah)”.

(HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at.”

(HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dalam dua hadits di atas, pada hadits pertama, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan, ‘membaca surat al-Kahfi di malam Jum‘at’. Sementara di hadits kedua, beliau menyatakan, ‘membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at.’

Mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib hari Jum‘at.

al-Munawi menukil keterangan al-Hafizh Ibnu Hajar,

قال الحافظ ابن حجر في ”أماليه“ :  كذا وقع في روايات ”يوم الجمعة“ وفي روايات ”ليلة الجمعة“، ويجمع بأن المراد اليوم بليلته والليلة بيومها

Kata al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Amali,

“Anjuran membaca al-Kahfi ada di beberapa riwayat, ada yang menyatakan ‘hari Jum‘at’ dalam riwayat lain ‘malam Jum‘at’. Bisa kita kompromikan bahwa waktu yang dimaksud adalah siang dan malam Jum‘at”.

(lihat Faidhul Qadir [6/258])

al-Munawi juga mengatakan,

فيندب قراءتها يوم الجمعة وكذا ليلتها كما نص عليه الشافعي

“Dianjurkan untuk membaca surat al-Kahfi di hari Jum‘at atau malam harinya, sebagaimana ditegaskan asy-Syafi‘i”.

(lihat Faidhul Qadir [6/257])

Berdasarkan keterangan di atas, tidak ada waktu khusus untuk membaca surat al-Kahfi. Anda bisa membacanya selama hari Jum‘at. Anda bisa pilih waktu yang paling longgar, paling nyaman, sehingga bisa membaca dengan penuh perenungan.

Dengan demikian, kita bisa berharap, janji yang Allah berikan bagi orang yang membaca al-Kahfi, yaitu diberi cahaya, berpeluang untuk kita dapatkan.

www.konsultasisyariah.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

3. Merupakan sikap loyal (wala) yang keliru

Loyal (wala) tidaklah sama dengan berbuat baik (ihsan). Wala memiliki arti loyal, menolong, atau memuliakan orang yang kita cintai, sehingga apabila kita wala terhadap seseorang, akan tumbuh rasa cinta kepada orang tersebut. Oleh karena itu, para kekasih Allah juga disebut dengan wali-wali Allah.

Ketika kita mengucapkan selamat natal, hal itu dapat menumbuhkan rasa cinta kita perlahan-lahan kepada mereka. Mungkin sebagian kita mengingkari, yang diucapkan hanya sekadar di lisan saja. Padahal seorang muslim diperintahkan untuk mengingkari sesembahan-sesembahan orang kafir.

Allah ta‘ala berfirman,

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاء مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka :

‘Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja’.”.

(QS. al-Mumtahanah [60]: 4)

4. Nabi melarang mendahului ucapan salam

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ

“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat)”.

(HR. Muslim No. 2167)

Ucapan selamat natal termasuk di dalam larangan hadits ini.

5. Menyerupai orang kafir

Tidak samar lagi, bahwa sebagian kaum muslimin turut berpartisipasi dalam perayaan natal. Lihat saja ketika di pasar-pasar, di jalan-jalan, dan pusat perbelanjaan. Sebagian dari kaum muslimin ada yang berpakaian dengan pakaian khas perayaan natal.

Padahal Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah melarang kaum muslimin untuk menyerupai kaum kafir.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.

(HR. Ahmad dan Abu Daud)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

DEMIKIANLAH ORANG BESAR

Sebagian orang mengira bahwa untuk menjadi orang besar itu harus selalu menang dan terdepan.

Namun tahukah Anda bahwa sejatinya pola pikir di atas adalah cermin kerdilnya seseorang?

Orang besar itu merendah ketika menang, berbesar hati ketika kalah, dan merangkul ketika behasil, memaafkan ketika disakiti, dan melupakan kesalahan orang.

Andai Anda hanya mau bersatu dengan saudara Anda bila seluruh hak Anda telah diberikan, dan pelaku kesalahan mengakui kesalahannya, niscaya persatuan hanya akan ada dalam impian Anda, alias Anda tidak akan pernah bisa bersatu dengan siapapun kecuali dengan diri Anda sendiri.

Karena ternyata Anda sendiri juga berlumuran dengan banyak kesalahan sebagaimana orang lain, sampai pun istri Anda juga belepotan dengan kekurangan.

Coba Anda camkan; mengapa al-Hasan cucu Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dijuluki sebagai pemimpin umat, padahal ia pada akhir hayatnya justru kehilangan status sebagai Khalifah?

Karena dia lebih memilih untuk mengalah, dan menyerahkan khilafah kepada sahabat Mu‘awiyah demi tercapainya persatuan umat.

Ternyata umat Islam bisa bersatu dengan kebesaran jiwa pemilik hak yang rela melepaskan haknya dan memaafkan saudaranya, walaupun terbukti salah.

Namun ingat, bahwa yang beliau maafkan dan relakan adalah hak dan kehormatan pribadinya bukan syari‘at agamanya.

Adapun kebenaran yang berkaitan dengan halal, haram, dan hukum hukum Allah, maka tidak sedikit pun beliau korbankan.

Jadi, bagaimana? Mau jadi orang besar atau orang kerdil?

– Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A. -hafizhahullah- –
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

IMAN DAN KETAATAN

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Allah ta‘ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُم بِإِيمَانِهِمْ ۖ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka Rabb mereka akan memberikan petunjuk kepada mereka dengan sebab keimanan mereka itu”.

(QS. Yunus [10]: 9)

Allah ta‘ala berfirman,

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى ۗ

“Dan Allah akan menambahkan kepada orang-orang yang mengikuti petunjuk, yaitu Allah tambahkan petunjuk berikutnya”.

(QS. Maryam [19]: 76)

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan untuk kalian suatu pembeda; dari kebenaran dan kebatilan”.

(QS. al-Anfal [8]: 29)

Allah ta‘ala berfirman,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ 

“Allah akan memberikan keteguhan kepada orang-orang yang beriman, dengan ucapan yang kokoh, dalam kehidupan dunia dan juga di akhirat. Dan Allah akan menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah melakukan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya”.

(QS. Ibrahim [14]: 27)

Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata,

“Setiap kali seorang hamba semakin bertakwa maka dia akan semakin meninggi untuk menggapai hidayah yang lain. Dia akan senantiasa mengalami peningkatan hidayah selama dia mengalami peningkatan takwa.

Dan setiap kali dia kehilangan suatu bagian ketakwaan maka luputlah darinya suatu bagian dari hidayah yang sebanding dengannya.

Setiap kali dia bertakwa maka bertambahlah petunjuk yang dia miliki. Dan setiap kali dia mengikuti hidayah maka ketakwaannya juga semakin bertambah”.

(lihat al-Majmu’ al-Qayyim [1/102-103])

Ibnul Qayyim -rahimahullah- juga mengatakan,

“Hidupnya hati adalah dengan amal, irodah/kehendak, dan himmah/cita-cita. Manusia apabila menyaksikan pada diri seseorang tampaknya perkara-perkara ini, mereka pun mengatakan,

“Dia adalah orang yang hatinya hidup”.

Sementara hidupnya hati adalah dengan terus-menerus berdzikir dan meninggalkan dosa-dosa”.

(lihat al-Majmu’ al-Qayyim [1/118])

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

📢Pemesanan Jaket Indonesia Bertauhid - 20👕
.
🌷Alhamdulillah telah dibuka kembali pemesanan jaket IB Kloter 20
.
📅 Pemesanan dibuka tanggal 15 Desember 2017 - 15 Januari 2018
.
📆 Pemberitahuan biaya ongkir dan pelunasan 15 Desember 2017 - 15 Januari 2018
.
📦 Barang jadi insyaAllah tanggal 15 Februari 2018
.
📌 Barang PRE-ORDER bukan ready stock.
.
👕 Bahan Jaket: Fleece Cotton/Sablon Rubber
.
💵Dengan harga Rp 199.000
.
🛒 Di atas ukuran XL tiap tambah X tambah Rp 5.000
.
✅Sebagian keuntungan disisihkan untuk donasi umum Indonesia Bertauhid
.
📌Harga belum termasuk biaya ongkos kirim
.
📲Cara Pemesanan:
.
1⃣ WhatsApp ke nomor 085-78-700-3000 // Telegram @agusbudiprasetyo
.
Jaket#Nama Lengkap#Model#Ukuran#Alamat Lengkap#No HP
.
▶Contoh:
Jaket#Andi#PA Abu-Abu#XL#JL.Perjuangan 01,Yogyakarta 55500#0812-345-678
.
2⃣ Tunggu balasan dari admin, mengenai total biaya dan no transfer
.
3⃣ Transfer ke bank yang dikehendaki
.
4⃣ Konfirmasi dengan menyertakan bukti transfer ke no di atas
.
5⃣ Jaket telah dipesan, dan silakan tunggu di rumah.
.
Mari dipesan gan 😉
.
👇🏻👇🏻👇🏻
.
https://goo.gl/PiDz6h

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

PENYAKIT ‘AIN MELALUI FOTO DAN VIDEO

Hendaknya kita berhati-hati men-share foto atau video kita, keluarga kita atau anak kita di sosial media, karena penyakit ‘Ain bisa terjadi melalui foto ataupun video. Meskipun tidak pasti setiap foto yang di-share terkena ‘Ain tetapi lebih baik kita berhati-hati, karena sosial media akan dilihat oleh banyak orang.

Penyakit ‘Ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.

Ibnul Atsir -rahimahullah- berkata,

ﻳﻘﺎﻝ : ﺃﺻَﺎﺑَﺖ ﻓُﻼﻧﺎً ﻋﻴْﻦٌ ﺇﺫﺍ ﻧَﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﻋَﺪُﻭّ ﺃﻭ ﺣَﺴُﻮﺩ ﻓﺄﺛَّﺮﺕْ ﻓﻴﻪ ﻓﻤَﺮِﺽ ﺑِﺴَﺒﺒﻬﺎ

“Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘Ain, yaitu apabila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit”.

(lihat an-Nihayah [3/332])

Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menegaskan bahwa ‘Ain adalah nyata dan ada.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْعَيْنُ حَقٌّ، وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ

“Pengaruh ‘Ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘Ainlah yang dapat melakukannya”.

(HR. Muslim No. 2188)

Contoh kasus :

• Foto anak yang lucu dan imut diposting di sosial media, kemudian bisa saja terkena ‘Ain. Anak tersebut tiba-tiba sakit, nangis terus dan tidak berhenti, padahal sudah diperiksakan ke dokter dan tidak ada penyakit.

• Bisa juga gejalanya tiba-tiba tidak mau menyusui sehingga kurus kering tanpa ada sebab penyakit.

Hal ini terjadi karena ada pandangan hasad kepada gambar itu atau pandangan takjub dan PENTING diketahui bahwa penyakit ‘Ain bisa muncul meskipun mata pelakunya tidak berniat membahayakannya (ia takjub dan kagum).

Ibnul Qayyim -rahimahullah- menjelaskan,

ﻭﻧﻔﺲ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺗﺄﺛﻴﺮﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ، ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻋﻤﻰ ﻓﻴﻮﺻﻒ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻲﺀ ﻓﺘﺆﺛﺮ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺮﻩ، ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﺋﻨﻴﻦ ﻳﺆﺛﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺭﺅﻳﺔ

“Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘Ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘Ain tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘Ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘Ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘Ain, hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung”.

(lihat Zadul Ma‘ad [4/149])

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid -hafizhahullah- menjelaskan,

ﻭﺑﻬﺬﺍ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻗﺪ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻠﻔﺎﺯ، ﻭﻗﺪ ﻳﺴﻤﻊ ﺃﻭﺻﺎﻓﻪ ﻓﻴﺼﻴﺒﻪ ﺑﻌﻴﻨﻪ، ﻧﺴﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺴﻼﻣﺔ ﻭﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ

“Oleh karena itu, jelaslah bahwa penyebab ‘Ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ‘Ain. Kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Allah”.

(Fatwa al-Islam Sual wal Jawab No. 122272)

Demikian semoga bermanfaat.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

TIGA CARA YANG PALING JITU DALAM MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu agama adalah ibadah yang sangat mulia. Bahkan Allah ta‘ala telah menetapkan bahwa seorang hamba tidak akan menggapai kebaikan apapun tanpa mempelajari ilmu agama.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, niscaya Allah akan pahamkan dia dalam hal agama”.

(HR. al-Bukhari No. 71 dan Muslim No. 1037)

al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafi‘i -rahimahullah- berkata,

وَمَفْهُومُ الْحَدِيثِ أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَفَقَّهْ فِي الدِّينِ أَيْ يَتَعَلَّمْ قَوَاعِدَ الْإِسْلَامِ وَمَا يَتَّصِلُ بِهَا مِنَ الْفُرُوعِ فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ

“Mafhum hadits ini adalah siapa yang tidak melakukan tafaqquh fid din (berusaha memahami agama), yaitu tidak mempelajari kaidah-kaidah Islam dan cabang-cabangnya maka sungguh ia telah diharamkan untuk meraih kebaikan”.

(lihat Fathul Bari [1/165])

Allah tabaraka wa ta‘ala juga menjanjikan keutamaan yang besar di dunia dan akhirat bagi siapa yang menuntut ilmu agama, terutama melalui majelis ilmu.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga, dan tidaklah ada satu kaum yang berkumpul di rumah Allah; membaca kitab Allah dan saling mengajarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dicurahkan kepada mereka rahmat, malaikat meliputi mereka dan Allah menyebut mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya”.

(HR. Muslim No. 2699)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

KAPAN WAKTU YANG TEPAT MEMBACA AL-KAHFI DI HARI JUM‘AT?

Soal :

Kapan waktu yang tepat untuk membaca surat al-Kahfi? Apakah di malam atau siang hari?

Terima kasih.

Jawab :

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.

Sebelumnya, kita akan simak beberapa hadits berikut.

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Ka’bah)”.

(HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at.”

(HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dalam dua hadits di atas, pada hadits pertama, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan, ‘membaca surat al-Kahfi di malam Jum‘at’. Sementara di hadits kedua, beliau menyatakan, ‘membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at.’

Mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib hari Jum‘at.

al-Munawi menukil keterangan al-Hafizh Ibnu Hajar,

قال الحافظ ابن حجر في ”أماليه“ :  كذا وقع في روايات ”يوم الجمعة“ وفي روايات ”ليلة الجمعة“، ويجمع بأن المراد اليوم بليلته والليلة بيومها

Kata al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Amali,

“Anjuran membaca al-Kahfi ada di beberapa riwayat, ada yang menyatakan ‘hari Jum‘at’ dalam riwayat lain ‘malam Jum‘at’. Bisa kita kompromikan bahwa waktu yang dimaksud adalah siang dan malam Jum‘at”.

(lihat Faidhul Qadir [6/258])

al-Munawi juga mengatakan,

فيندب قراءتها يوم الجمعة وكذا ليلتها كما نص عليه الشافعي

“Dianjurkan untuk membaca surat al-Kahfi di hari Jum‘at atau malam harinya, sebagaimana ditegaskan asy-Syafi‘i”.

(lihat Faidhul Qadir [6/257])

Berdasarkan keterangan di atas, tidak ada waktu khusus untuk membaca surat al-Kahfi. Anda bisa membacanya selama hari Jum‘at. Anda bisa pilih waktu yang paling longgar, paling nyaman, sehingga bisa membaca dengan penuh perenungan.

Dengan demikian, kita bisa berharap, janji yang Allah berikan bagi orang yang membaca al-Kahfi, yaitu diberi cahaya, berpeluang untuk kita dapatkan.

www.konsultasisyariah.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

RAHASIA ZUHUD DI DUNIA

al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- pernah ditanya :

ماسر زهدك في الدنيا؟

“Apa rahasia zuhudmu di dunia?”.

Beliau menjawab,

علمت بأن رزقي لن يأخذه غيري فاطمأن قلبي له،

“Aku telah mengetahui bahwa rezekiku tidak akan pernah ada yang mengambilnya selainku, maka tenanglah hatiku untuknya,

وعلمت بأن عملي لا يقوم به غيري فاشتغلت به،

Aku telah mengetahui bahwa ilmuku tidak akan ada yang melaksanakannya selainku, maka aku menyibukkan diri dengannya,

وعلمت أن الله مطلع علي فاستحييت أن أقابله على معصية،

Aku telah mengetahui bahwa Allah mengawasiku, maka Aku malu berhadapan dengannya dalam keadaan bermaksiat,

وعلمت أن الموت ينتظرني فأعددت الزاد للقاء الله.

Aku telah mengetahui bahwa kematian menghadangku, maka aku telah siapkan bekal untuk bertemu dengan Allah”.

www.muslim.or.id
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

MERASA DIRI SUDAH BAIK

Ini yang dialami oleh kita-kita tatkala sudah lama belajar agama. Merasa diri sudah lebih dari orang lain dan lebih paham dari yang lain. Padahal kekurangan kita teramat banyak. Maksiat kecil-kecilan bahkan yang besar masih dilakoni.

Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang diamalkan. Prinsip yang harus dipegang adalah jangan selalu merasa diri sudah baik, namun berusaha terus untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Allah ta‘ala berfirman,

هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

“Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”.

(QS. an-Najm [53]: 32)

Janganlah Engkau mengatakan dirimu suci, dirimu lebih baik. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ

“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian”.

(HR. Muslim No. 2142)

Jika kita ingin memiliki tahu bahayanya menganggap diri lebih baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita dalam ketaatan. Lalu lihat para orang yang menyatakan kita baik. Maka kalau seandainya mereka tahu kekurangan kita, pasti mereka akan menjauh.

Seharusnya sikap seorang muslim adalah mengedepankan suuzhon (prasangka jelek) pada diri sendiri. Ia merasa dirinya serba kurang. Tak perlulah ia memandang kejelekan pada orang lain. Kita ingat kata pepatah,

“Semut di seberang lautan nampak, namun gajah di pelupuk mata tak nampak.”

Dari Abu Hurairah, ia berkata,

يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاة فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذَل- أو الجَذَع – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya”.

(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 592, shahih secara mauquf)

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

HAKIKAT DUNIA

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنيا إلَّا بلاءٌ وفتنةٌ

“Tak ada yang tersisa dari dunia ini kecuali cobaan dan ujian”.

(Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah No. 3276)

Ibnu Mas‘ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

“Tidaklah seseorang itu hidup dunia melainkan ia hanyalah sebagai tamu dan harta miliknya merupakan barang pinjaman. Tamu pasti akan pergi, sementara barang pinjaman pasti akan dikembalikan”.

(lihat Kitab az-Zuhd, Imam Ahmad bin Hanbal)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah- berkata,

“Seorang yang cerdas itu apabila ia membaca al-Qur'an, ia akan mengetahui hakikat sesungguhnya nilai dunia, mengetahui bahwasanya dunia tidaklah bernilai apa-apa, dan bahwasanya dunia adalah tempat menanam untuk akhirat”.

(lihat Syarh Riyadush Shalihin [3/358])

– Ustadz Abu ‘Uzair Boris Tanesia -hafizhahullah- –
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
__________________
♻ Silakan disebarluaskan

Читать полностью…

Indonesia Bertauhid

MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH

Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Dia akan ganti dengan yang lebih baik.

Siapa yang meninggalkan budaya dan tradisi syirik, maka Allah akan menggantikannya dengan beribadah pada Allah semata. Shalatnya untuk Allah, sembelihan tumbalnya untuk Allah, dan sedekahnya jadinya untuk Allah.

Siapa yang meninggalkan ibadah yang tidak ada tuntunan karena Allah, maka Allah akan memberikan cahaya sunnah untuknya, jalan yang terang benderang yang jauh dari kesia-siaan.

Siapa yang meninggalkan pekerjaan yang haram, pekerjaan riba dan profesi yang mengundang laknat Allah, maka Allah akan ganti dengan pekerjaan yang halal yang lebih menenteramkan jiwa.

Siapa yang meninggalkan pujaan hati yang belum halal karena Allah, maka Allah akan beri ganti dengan jodoh yang terbaik yang lebih menjaga kesucian diri.

Siapa yang meninggalkan nyanyian yang sia-sia dan musik yang banyak melalaikan, maka Allah akan ganti dengan hal yang lebih bermanfaat dan dijauhkan dari kemunafikan.

Siapa yang meninggalkan kecanduan rokok, miras, dan narkoba karena Allah, maka Allah ganti dengan kesehatan dan keselamatan pada jiwanya.

Faidah yang sangat berharga disebutkan oleh Ibnul Qayyim -rahimahullah- berikut ini tentang perihal yang kita kaji.

Akan terasa sulit jika seseorang meninggalkan hal-hal yang ia sukai dan gandrungi, lantas ia meninggalkannya karena selain Allah.

Namun jika jujur dan ikhlas dari dalam hati dengan meninggalkannya karena Allah, maka tidak akan terasa berat untuk meninggalkan hal tadi. Yang terasa sulit cuma di awalnya saja sebagai ujian apakah hal tersebut sanggup untuk ditinggalkan. Apakah meninggalkan hal itu jujur ataukah dusta? Jika ia terus bersabar dengan menahan kesulitan yang hanya sedikit, maka ia akan memperoleh kelezatan.

Ibnu Sirin pernah berkata bahwa ia mendengar Syuraih bersumpah dengan nama Allah, hamba yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka ia akan meraih apa yang pernah luput darinya.

Adapun perkataan, “Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diberi ganti yang lebih baik dari itu”, ganti yang diberikan di sini beraneka ragam. Akan tetapi, ganti yang lebih besar yang diberi adalah kecintaan dan kerinduan pada Allah, ketenangan hati, keadaan yang terus mendapatkan kekuatan, terus memiliki semangat hidup, juga kebanggaan diri serta ridha pada Allah ta‘ala.

(lihat al-Fawaid, Hal. 166, Tahqiq : Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Maktabah ar-Rusyd, Cet. ke-6, 1431 H)

LUAR BIASA JANJI YANG AKAN DIBERI

Marilah saudaraku… Cobalah berusaha meninggalkan sesuatu karena Allah, ingat karena Allah semata, maka rasakan bagaimanakah ganti luar biasa yang Allah berikan.

Ingat sekali lagi sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang disebutkan oleh salah seorang sahabat,

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya jika Engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik”.

(HR. Ahmad [5/363]. Syaikh Syu‘aib al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali berkata bahwa sanad hadits ini shahih. Adapun tidak disebutnya nama sahabat tetap tidak mencacati hadits tersebut karena seluruh sahabat itu ‘udul, yaitu baik)

Читать полностью…
Subscribe to a channel