Kemari, biar saya tunjukkan satu hal terindah yang tak pernah semesta bagi tahu pada yang lainnya,
rumah untuk singgah yang tak kenal lelah, Kamu Biru.
— senar
#kamubiru
selamat tanggal 6, selamat untuk yang ke 2 nya, semoga kambir selalu menjadi rumah yang selalu penuh akan ke bengekan nya.
selamat mengulang tanggal rumah, hope pasukan kambir selalu solid dan akur, LOVEE YOU MBIRRR‹3
— padmarini, untuk yang sedang berbahagia.
#kamubiru
Selamat tanggal 6 lagi kamubiru dan beserta pasukan kuatnya sekuat tni Indonesia. Terima kasih kamubiru sudah jadi rumah yang penuh makna di dunia virtual ini.
Kamubiru dan pasukannya, mari perbanyak cerita dirumah indah ini.
━ abcingta, sayang kambir ❤️
#kamubiru
Bukan tempat yang nyata tapi rasa pulang begitu ada. Sejauh apapun melangkah, sejauh apapun aku berpergian pulangku selalu sama, di rumah Kamu Biru namanya.
Selamat bertambah tua rumahku.
Entah sampai kapan aku disini semoga pelukanmu masih jadi yang terhangat walaupun sekian lama kutinggal berkelana. Akan selalu jadi tempat pulangku; Kamu Biru.
— Nusantara
#kamubiru
Happy anniversary ladang teh, semoga kedepannya dapat menghasilkan teh² yang berkualitas, gue gabisa nulis kata² ah pokoknya sayang banget sama kambir 💙
—jagadkarta
#kamubiru
Biasanya, birumu dan biruku berbeda.
Entah rasa sedih mengalir sampai ke hilir,
ataupun tenang jiwa yang datang tanpa diundang.
Namun birumu dan biruku kali ini sama.
Rumah peluk tuk setiap hilangnya petunjuk.
Tangan hangat di setiap pedih yang menyengat.
Keluarga baru di lembar halaman nomor satu.
Bertambah usia, bertambah pula cerita.
Bertambah jua sudut pandang yang berbeda.
Semoga selalu bahagia sampai waktunya ✨
— Biru
Saat anda memutuskan untuk pergi, saya gak pernah tau apa yang harus saya lakukan. Berdiam seperti ini terus atau menangis terus-menerus? Jelasnya begini, semenjak kepergianmu saya gak pernah ngerasa sebaik dulu.
— killua
#kamubiru
Ini adalah potret mereka,
yang mengais sisa demi mencapai cita.
Ini adalah mereka,
yang tetap tersenyum meski tak punya apa apa.
Ini adalah sosok mereka,
yang bekerja keras menahan siksaan semesta.
Ini adalah wujud mereka,
yang menangis tiap malam memikirkan asa.
— bentala
#kamubiru
Karena pada dasarnya ketika kita memilih untuk berjalan sendiri tanpa bergenggaman semuanya akan tetap baik-baik saja.
━ abcingta
#kamubiru
ini niih, keluarga baru kamu biru♥️
— sabim
— gadis mars
— bentala
— senjani
— ruby
— jenderal
— budakcinta
— biru
— siganteng
— padmarini
"Caska, ayo kita akhiri semuanya." Seolah paham, gadis yang dipanggil Caska itu menoleh lalu tersenyum tipis.
"Kenapa? Udah capek ya pura-puranya?" Tanya Caska masih dengan senyumannya, senyuman yang penuh akan rasa sakit.
Hal itu cukup membuat Ren sedikit terkejut lalu mengerutkan dahinya bingung. "Aku udah tau Ren kalo sebenernya kamu udah nggak sayang sama aku. Cuman aku diem, nunggu kamu ngomong sendiri." Ren semakin dibuat terkejut oleh pernyataan Caska.
"Nggak, bukan gitu Ka." Caska tertawa, "bukan gitu gimana maksud kamu? Aku tau Ren, semuanya. Dari awal aku tau tentang kamu dan dia." Kali ini Ren dibuat bungkam oleh kalimat Caska.
"Maafkan aku Ren, karena sudah menjadi penghalang diantara kalian berdua." Caska bersiap berdiri dan meninggalkan tempat itu, tetapi Ren menahannya.
"Bukan gitu Ka, biarin aku jelasin dulu." Tahan Ren, mencoba meyakinkan Caska, tetapi seolah sudah teguh dengan pilihannya, Caska melepas genggaman tangan Ren dilengannya.
"Aku sudah tau semuanya, tidak perlu lagi dijelaskan. Iya, ayo kita akhiri semuanya. Aku melepasmu, aku mengikhlaskanmu untuk bersamanya, walau sebenarnya sakit, melihat sahabat dan juga orang yang aku sayangi justru membohongi dan bermain dibelakangku. Berbahagialah kalian, tolong titipkan salamku untuk Vae," setelahnya Caska benar-benar berlalu dari sana.
Meninggalkan Ren, yang terdiam dan menatap kepergian Caska. Sebenernya hatinya juga sakit, tetapi dia juga tidak bisa jika terus berpura-pura mencintai kekasihnya itu. Ah, mantan kekasih lebih tepatnya. Sementara, dihatinya sudah ada wanita lain yang ia cintai sejak awal.
- Aksara
#kamubiru ; #kepingancerita
Di jam makan siang ini aku memutuskan ke kantin membeli beberapa makanan. Saat berjalan, aku lihat seorang gadis duduk sendirian di bawah pohon belakang sekolah, seperti termenung memikirkan sesuatu. Dengan langkah mengendap aku menghampirinya.
"Dor! Hahahahah,"
"EH AYAM! YaAllah, Astaghfirullah, Sabim! Berengsek lu!"
Aku duduk di sampingnya dengan tawaku yang belum reda, "Sendirian aja, ada apa nih?"
Gadis itu, biasa kupanggil Atta, menegakan badan lalu menatap lurus ke depan, "Gua patah, lagi." Aku mengerutkan dahi, sedikit tidak paham dengan apa yang ia bicarakan.
"Beberapa waktu lalu gua deket sama cowok dari dunia virtual, RP maksudnya. Terus seminggu yang lalu, dia nembak gua. Jujur sih gua suka sama dia, entah karena apa tapi gua dengan begitu mudah dibuat jatuh sama dia, yaudah gua terima,"
"Awalnya baik-baik aja, he treats me like he really loves me too. Tapi kemarin, dia ngaku sesuatu. Dia punya pacar di dunia nyata, LDR Jogja-Bandung karena mereka beda universitas. Di sisi lain dia suka sama adek RP gua, apa nggak gila?!"
Aku yang sedari tadi menyimak, kaget dengan apa yang diceritakan Atta. Bagaimana bisa ia berbuat seperti itu? Aku sedikit banyak paham dengan dunia virtual yang Atta maksud, tapi apakah pantas perasaan dipermainkan dengan dasar 'hanya sebatas virtual'? Ayolah, tidak ada yang namamya perasaan virtual.
"Anehnya lagi, lu tau nggak, Bim?" Aku menggeleng dan membiarkannya melanjutkan cerita.
"Anehnya lagi dia juga ngaku ke pacarnya kalau pacaran sama gua, kenalnya lewa Hp gitu katanya. Maksudnya apa coba? Udah punya pacar, eh pacarin gua, eh suka sama adek gua juga. Dan dia nggak ngerasa bersalah sama sekali, malah dengan santainya bilang, kalau mau pergi dari dia silahkan aja lagian udah punya pacar di dunia nyata,"
"Lah terus tujuan dia bikin gua nyaman lalu ngajak gua pacaran apaan? Mainan? Sumpah nggak lucu. Bim, kenapa sih kisah percintaan gua selalu gini? Selalu gagal karena jadi orang ketiga di antara hubungan seseorang, kenapa selalu gua yang tersakiti? Gua capek, tapi kenapa selalu dikasih kisah begini sih?! Gua harus apa biar bahagia?!"
Ia tampak frustasi menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Aku menghela napas panjang, lalu mengusap bahunya perlahan, "Gua ngerti, punya perasaan ke seseorang kadang malah bikin kita sakit karena itu resikonya. Tapi namanya perasaan nggak bisa diatur, nggak bisa kita salahkan, Ta. Gua nggak paham kenapa Tuhan ngasih kisah begini ke lu, yang gua paham, Tuhan tau lu kuat nahan semua ini,"
"Mungkin belum saatnya lu bahagia karena perasaan yang disebut cinta. Mungkin bahagia lu bukan dia dan bukan sekarang. Suatu saat nanti lu akan paham apa hikmah dari semua ini. Sekarang, lakukan apa yang lu mau lakukan. Tapi kalau udah lelah bertahan, jangan sungkan buat bersandar ke gua. Kita udah berteman lama, bahkan udah kayak keluarga. Gua nggak bisa biarin keluarga gua sakit sendirian."
Atta mengangkat kepalanya menatapku, yang kudapat ialah matanya yang sudah berair, aku tersenyum lembut sembari tetap mengusap bahunya. "Lu kenapa datang pas gua sedih si, Bim?"
"Iya, gua suka ngakak kalau liat muka sedih lu hahaha makin jelek." Ujarku diiringi tawa, berniat sedikit mencairkan suasana yang mulai mellow ini.
Atta memukul lenganku sedikit keras , "Gendeng lu! Tapi makasih sih, bisa bikin hati gua lega."
"Nah itu tau. Udah ah jangan nangis lagi. Nih ya, gua tuh udah ganteng, baik, pinter, rajin lagi. Daripada lu capek disakitin sana sini sama cowok, mending pacaran sama gua aja, dijamin tentram dah idup lu." Aku berkata main-main dengan cengiran jahil untuk menggodanya.
"Yeee mana ada tentram, nangis sih enggak, yang ada darah tinggi mulu!"
Haha, tawaku dan Atta menutup acara curhat colongan di siang hari ini. Sampai lupa kalau tujuanku tadi adalah makan, hanya karena seseorang yang sudah kuanggap saudara ini.
— sabim, hai teman, ingat ini, yang fana akan kalah pada yang nyata pada akhirnya.
#kamubiru X #kepingancerita
Belum pernah bertemu, namun rasa nyaman menguar merdu. Jika ditanya, "dimana kamu mendapatkannya?" dengan bangga akan ku jawab, kamu biru.
Harapku terlalu banyak untuk si rumah kokoh tanpa beton, apalagi bata. Namun yang pasti, inginku kalian selalu bahagia.
—aksarasemesta, gembok tanggal kambir.
#kamubiru
Alhamdulilah ketemu lagi di tanggal 6 Januari yang ke 2 tahun, mau dong ucapin sekalian wish buat kambir ke depannya 🥰😘😛😝
Читать полностью…lahir dari kenyataan, mati karena keadaan.
teriakan dengan lantang bahwa gak semua sedih berakhir pedih.
happy bornday to my home, thanks for anything else you give to me and together always.
— arilaka, teruntuk rumah yang tak pernah marah walau ditinggal dalam waktu lama.
#kamubiru
Perjalanan panjang, yang pastinya telah bertemu dengan banyak lika-liku.
Masih bertahan, dan akan selalu disini walau ada saja yang ingin menjatuhkanmu.
Semangat yang tak pernah padam, berbagi kisah juga kasih.
Dan tentu saja, diselingi dengan hadirnya rasa sedih.
Tetapi itu tak membuatmu menyerah, terbukti bahwa bersama dapat kita lewati.
Selamat bertambah usia rumah, yang mengajarkan dan memberikan banyak hal sampai saat ini.
-rest, yang mencintai kalian dari 38.000 km
#kamubiru
Mari bersyukur karena dipertemukan dengan hal yang bisa membuat bahagia di tengah nestapa, memberi obat penenang di kala gundah, dan tempat berpulang saat lelah menerpa. Yang biasa kita sebut 'rumah'.
Biru memang lambang dari luka namun Kamu Biru bisa mengubah lara menjadi harsa.
Kamu Biru, selamat bertambah usia.
— sabim
#kamubiru
Kau pernah berkata jika senja bisa kehilangan langitnya, langit dan laut bisa kehilangan birunya.
Kau pun pernah bicara, genggaman dan tautan lepas suatu waktu, pena dan aksara bisa saling menutup rungu.
Namun, setelahnya kau melanjutkan.
Jika perihal rindu tak mungkin tanpa pasangan. Ia merupa berbisik dalam naluri, hanya saja ada yang enggan menyadari.
Rindu bisa menyatukan, sekalipun hanya dalam angan. Ia adalah jalan, menembus kokohnya sekat untuk mengikis jarak.
Jadi, senja tak pernah benar-benar kehilangan langitnya, pun mustahil langit kehilangan birunya, sebab ada rindu yang berjuang ditiap doa yang terpanjatkan. Lalu Tuhan mengasihi siapapun yang menunduk dihadapan.
Begitulah ucapmu kala itu, sebelum Tuhan menarik paksa dari rengkuhan hingga kita berbeda alam. Lantas bagaimana saat ini, apa rinduku masih berpasangan, menuju padamu apakah masih ada jalan?
— senjani
#kamubiru
Tidak sesederhana saat aku sekedar mengagumi dirimu.
Lebih rumit saat aku sudah mulai mencintaimu.
Ditambah lagi hubungan kita yang memang sudah terjalin, namun hanya sebatas sahabat.
Dan kau? Entahlah.
Rahasia di hatiku saja sudah rumit, sudah terlalu malas untuk berpikir yang nantinya malah berekspektasi.
— ruby
#kamubiru #kamubiruplaylist
siapa engga suka?🥺 ya ngga papa sih, it's your own choice. anw, udah hari ke-5 dari 2021 niih, jangan males-malesan nanti rejekimu di patok ayam! ayoo mandii, have a great day everyone!💗
— candra
Semoga hidupmu makmur bahagia, swastamita yang tidak lagi kuharap terbit di semestaku.
— Nusantara
#kamubiruplaylist
Tuhan, kau adalah saksi seberapa sering aku menyebut namanya di dalam doa.
Membisikkan asmanya, berharap agar ia baik-baik saja di sana.
Dan benar, ia bahagia.
Buktinya ia tertawa di sana, bersama kekasihnya yang nyata.
Aku turut bersuka cita sebab sadar, bahwa aku kekasihnya hanya di dunia fana.
— sabim
#kamubiru
Tuan, setidaknya beri aku kepastian sebelum kau menghilang. Bukan bermaksud untuk mengekang, aku hanya ingin hubungan kita berjalan seperti pada umumnya.
Hubungan yang seharusnya berjalan dengan setidaknya sedikit komunikasi, bukannya tidak sama sekali.
—gadis mars
#kamubiru