"Ca, aku mau ketemu. Aku jemput di rumah, ya?" Begitulah isi pesan yang siang ini sedang Aca baca. Aca menyatukan alisnya, "Kamu kan udah punya Bela, Bi. Aku ga mau ganggu hubungan kalian." ketik Aca.
Cling
"Aku sama Bela udah gak ada apa-apa, Ca. Aku sadar selama ini yang aku sayang cuma kamu." balas Bintang.
Aca menyembunyikan senyumnya, 'Iyain ngga yaa' batin Aca. "Iya, aku siap-siap dulu." balas Aca setuju.
Gadis berambut sebahu itu berjalan dan melompat kegirangan menuju lemari bajunya. Ia membongkar seluruh bajunya, mencari baju apa yang sebaiknya ia pakai nanti. Setelah puas memilih, Aca bergegas bersiap diri untuk terlihat sempurna di hadapan Bintang nanti.
"Kak, ada Mas Bintang tuh di luar." pekik ibu Aca dari luar kamar. "Iya, Bun. Suruh tunggu sebentar." sahutnya.
Aca bergegas menuju teras rumahnya dan menemukan Bintang dan Dafa di sana. "Dafa, lo ngapain ke sini?" tanya Aca.
"Dia ngapain ke sini, Ca?" Dafa memperhatikan penampilan Aca, "Terus lo mau kemana?"
"Pergi sama gue." jawab Bintang. Dafa menatap Aca dengan harapan gadis itu mengatakan hal sebaliknya dari pengakuan Bintang. "Sorry, ya, Fa. Gue mau pergi dulu sama Bintang." pundak Dafa menurun.
"Gue pergi dulu, ya, Fa." pamit Aca yang telah menaiki motor milik Bintang.
Jujur, Aca merasa bersalah pada Dafa sebab meninggalkan pria itu begitu saja. 'Tapi ini juga kesempatan biar aku bisa jalan sama Bintang lagi.' batinnya.
"Turun, Ca." titah Bintang.
Aca menuruni motor lalu membuntuti Bintang menuju bangku tukang siomay kesukaannya, "Bang, siomaynya dua, ya. Yang satu sambelnya dikit sama gak pake saos." ucap Bintang memesan. Aca tersenyum simpul sebab Bintang masih mengingat betul kesukaannya.
"Ini, mbak, mas." ucap abang siomay dengan dua piring berisi pesanan Aca dan Bintang di tangannya. "Makasih, bang." ucap Aca.
Selama makan, tak banyak yang mereka bicarakan. Hanya bertanya kabar dan sedikit bercanda lalu masing-masing kembali fokus kepada makanannya. "Ca." panggil Bintang yang dibalas dengan gumaman singkat oleh Aca.
"Kalo aku minta balikan, kamu mau gak?" lanjutnya.
Spontan Aca menatap Bintang kaget. "Tapi, Bi.."
"Masalah Bela kamu gak usah khawatir, aku kan udah bilang sama kamu, Ca. Selama ini aku sayangnya sama kamu. Masalah aku selingkuh, tolong maafin aku, Ca." jelas Bintang.
Aca terlihat berpikir, "Gimana, Ca?"
"I—"
"Jangan percaya sama omongan reptil kayak dia, Ca."
— senandika
#sepenggalkisah
Sebercanda ini dunia pada pemijaknya,
semengerikan ini takdir pada pionnya,
seburuk ini kebahagiaan pada penikmatnya.
Saya kira saya sudah cukup bahagia,
tapi saya rasa dersik angin menertawakan saya saat itu.
Menghina seakan saya tidak akan pernah bahagia.
Daksa sudah cukup derana akan semua pijakan sang takdir,
sudah ancai sampai serpihan nya menyatu dengan tanah.
Nyatanya, saya tidak punya siapapun.
Hanya berdiri diam didekap angin malam dengan usak dari rintik hujan.
Mungkin semesta coba mengatakan,
kamu tidak pantas bahagia.
-semestabiru, tentang cahaya semu yang ia kira kebahagiaan
#literasiduasatu
“Masih belum bisa lupa?”
Fokusnya tak pernah lepas, netranya selalu memperhatikan kemana gerak Ditri sampai pertanyaan dari Malik membuyarkan lamunannya.
“Kebiasaan, bikin kaget,” Vaisya mendelik lalu kembali menatap orang-orang yang tengah asyik bermain air.
Malik tertawa lalu mengikuti arah pandang Vaisya, “Jatuh cinta bisa buat lu segila itu ya, Sya?”
Vaisya mengangguk dengan semangat, “Gue bukan jatuh lagi, Mal. Tapi udah nyungsep nubruk ngajeledag.” Jawabannya mendapat toyoran ringan dari Malik.
“Bangun, Vaisya. Siapa yang sebelum berangkat gathering janji buat gak merhatiin bang Ditri?”
Mereka berdua kini saling berhadapan, pandangan Vaisya memelas tapi tidak dengan Malik. Ekspresinya tegas, tak terlihat sedikitpun raut untuk memaklumi Vaisya.
“Sekaliiii aja, itu bang Ditri ganteng banget, Mal,” Vaisya memohon menyatukan kedua telapak tangannya, meminta izin agar Malik tidak memarahinya kali ini.
“Ini udah yang kesekian, Sya. Abis ini apa? Abis ini lu pasti bakal nangis karena liat bang Ditri sama kak Danya berduaan,” Omelnya. “Lagian hadirnya gue masih kurang apa di mata lu, Vaisya?”
Vaisya terdiam, menatap Malik yang kini sedang merutuki diri sudah berbicara demikian. “Mal.. kita udah ngomongin ini sebelumnya, kan? lu udah kaya abang gue..”
Tertolak, lagi. Batin Malik
— senar
#sepenggalkisah
—
ㅤㅤ
ㅤㅤ
"Selamat ulang tahun, Aslan."Ucap seorang gadis yang sedang berdiri dihadapan sahabatnya dengan membawa sebuah kue dengan dihiasi lilin.
Ucapan gadis tersebut membuat hati Aslan sedikit gembira, gadis yang menemaninya selama kurang lebih 10 tahun ini menjadi satu-satunya orang yang mengingat hari lahirnya. Kemudian, Aslan meniup satu persatu lilin yang menyala diatas kue, dan kembali menatap sahabatnya, "makasih Aluna udah kasih gw surprise."
"Nih kado dari Aluna yang cantik." ucap nya dengan senyum manis lalu menaruh kue di meja dan memberikan sebuah bingkisan.
"Apaan nih?" Aslan membuka bingkisan dan mengernyitkan dahi,
'cara jitu dapat pasangan'
"Lo gak salah ngasih buku ini?" Tanya Aslan dengan bingung
"Gak, ini tuh buku best seller diseluruh toko buku. Gw harus antri panjang buat dapetin ini buku, pokoknya Lo harus baca dan ikuti instruksi disini." jawab Aluna dengan antusias.
"Oiya dan satu lagi, biar Lo cepet dapet pacar." sambung Aluna dengan sedikit berbisik.
Aslan hanya menggeleng heran dengan tingkah sahabat nya yang sangat ingin melihatnya memiliki pasangan. Padahal, Aluna sendiri pun masih sendiri dengan alasan fokus mencintai idol Korea favoritnya.
Aslan menaruh buku dan duduk terdiam, "mama sibuk banget ya Lun? Sampai gak sempet ucapin selamat ulang tahun ke gw" ucap Aslan dengan nada lirih.
"Mungkin mama ada jadwal meeting lagi di kantor."
"Kantor mana yang udah meeting di jam 6 pagi?" Tanya Aslan dengan sedikit emosi karena mengingat mama nya.
"Heyy jangan gitu, Lo boleh sedih tapi inget gw disini dan ada buat lo." ucap Aluna seraya mengelus pundak sahabat nya.
"Gw mau pergi Lun, jangan cari gw sebelum gw sendiri yang muncul dihadapan Lo. Dan Lo gak perlu kasih tau mama gw kemana."
Aslan beranjak pergi dari kursi nya dan mengambil barang lalu bergegas pergi.
"Aslan! mau kemana? gw ikut!" ujar Aluna dengan panik dan berusaha menyusul Aslan.
"Ke tempat yang damai, jaga kesehatan lo dan jangan nakal, gw pergi." Kecupan kecil yang melayang dikening Aluna menjadi isyarat bahwa Aslan akan benar-benar pergi.
"Pergilah Aslan, cari damai mu. Sampai kapanpun aku hanyalah orang yang menemani mu tanpa pernah kau tau bahwa aku mulai mencintaimu."
Sungguh hari yang pilu untuk gadis manis bernama Aluna.
— asthrophile, Ranu Kumbolo: kado untuk Aslan part 1
#sepenggalkisah
—
"Tapi kita ga harus pisah kaya gini Reza. Gue tau kita ga akan bisa bareng terus, tapi selama gue ada disini gue mau jagain lu," bantah Elin sambil menahan tangisannya yang perlahan menetes karena sudah tidak bisa ia tahan.
"Berhenti nyakitin diri sendiri, Elin. Gue sayang sama lu, dan gue gamau nyakitin lu. Jangan pernah berharap sama gue, begitupun sebaliknya. Mulai sekarang kita jaga batasan ya? Lu berhak dapetin cowo yang lebih baik dari gue," ocehan Reza yang menyayat hati membuat Elin semakin menangis. Bagaimana tidak, mereka sudah sangat dekat bahkan keluarganya pun saling kenal satu sama lain.
Reza memeluk Elin lalu mengelus kepalanya lembut, "kita ga pisah Lin. Gue cuman mau kasih batasan biar ga sama-sama nyakitin diri sendiri. Maafin gue ya?"
Elin membalas pelukannya, lalu mengangguk cepat setelah Reza selesai mengucapkan kalimat yang sedikit menenangkan hatinya.
Tangis sudah tak bisa ditahan, mereka terdiam kehabisan kata-kata. Malam yang cukup menguras emosi, karena menyangkut perihal perasaan di dalam hati.
Singkatnya, ini adalah kisah tentang dua insan yang saling mencintai. Kali ini semesta membiarkan mereka untuk saling mengasihi, namun sayangnya Tuhan tak memberikan izin.
—gadis mars
#sepenggalkisah
Ego mencegah seseorang untuk mengucapkan.
"Aku membutuhkanmu"
—royalmalkist
#literasiduasatu
Hari ini Dafa menjemputku untuk berangkat ke sekolah bersama. Sebelum aku bersama Bintang pun Dafalah yang sering mengantarku kemana-mana. Aku jadi merasa bersalah padanya sebab aku seperti memanfaatkannya selama ini.
"Fa? Maaf ya kalo gue kayak nyusahin lo, maaf juga soal ucapan gue yang kemaren." ucapku saat kami berjalan beriringan menuju kelas.
Banyak pasang mata yang menatap kami saat ini, tapi Dafa memerintahkan untuk mengabaikannya saja. "Nyusahin? Gue gak ngerasa disusahin sama lo, Ca. Gue seneng kalo lo butuh gue."
"Lo itu baik banget tau gak sih, Fa. Gue harap suatu saat nanti lo bisa dapet cewe yang baik." Mendengarku berkata seperti itu Dafa menghentikan langkahnya dan menatapku dalam. "Fa?" panggilku.
"Mata lo ada kotorannya, Ca." Ku bulatkan mataku lalu ku bersihkan mataku. Bersih. "Dafa!! Di sebelah mana? Gue cari kok gak ada?!" pekikku mengejar Dafa.
Setelah langkahku sejajar dengan langkahnya, "Tapi boong." ucapnya yang ku balas dengan tarikan pada rambutnya. 'Mampus' batinku.
Sesampainya di kelas, aku teringat satu hal. Aku duduk sebangku bersama Bela. Aku meruntuki diriku sendiri. "Cui, pindah samping Bela gih." ucap Dafa yang peka akan keadaanku pada temannya.
"Seriusan lo? Demi apa?" tanya Rehan—teman sebangku Dafa yang dijawab anggukan singkat oleh Dafa. "Satu titik, dua koma. Neng Bela cantik, aa Rehan yang punya." pantun Rehan pada Bela yang mendapat sorakan dari teman-temanku.
"Ngerdus mulu kakek onta!"
"Mantap, incik bos!"
"Sa ae upil semut!"
Aku yang notabenya adalah orang berhumor rendah pun tertawa mendengarnya. "Ayo duduk." titah Dafa padaku.
Ku buntuti Dafa menuju bangkunya. "Makasih, Fa." ucapku.
"Love you too."
"Ha?"
— senandika
#sepenggalkisah
Selalu berpikiran yang baik. Kalau kamu tidak mendapatkan seperti yang orang lain dapatkan, berarti Tuhan tahu kamu lebih baik dapatkan yang biasa walau kamu tidak suka.
Logisnya begini: kalau kamu mendapat sesuai apa yang kamu inginkan, Tuhan jauh lebih tahu. Takutnya kamu tidak mampu bahkan menyepelekan amanah itu.
-Dragon
#literasiduasatu
kenapa yang paling mencintai
selalu berakhir paling tersakiti
kenapa melupakan begitu hal
lelucon yang mudah untukmu?
kenapa saya masih mencintaimu?
—Laut
#literasiduasatu
"Kenapa lo bilang ke Bintang kita jadian sih, Fa?" tanyaku kesal kepada Dafa. "Y-ya biar Lo gak digangguin lagi sama dia lah." jawabnya santai.
Aku mendengus kesal, "Nanti bisa salah paham, Dafaa!!" Mendengar itu Dafa langsung menatapku dengan mengangkat sebelah alisnya. "Ya terus? Nih ya, Ca. Lo sama dia udah putus. Dia selingkuhin lo. Mau dia salah paham, mau enggak, itu udah bukan lagi urusan lo. Tentang lo sama dia itu udah selesai. Udah deh, jangan mau dibegoin sama Bintang lagi." tegasnya yang setelah ku pikir ada benarnya juga. Untuk apa aku memikirkan Bintang yang notabenya sekarang adalah mantanku kan? Sepertinya aku harus jauh lebih keras untuk melupakan pria itu.
"Fa?" panggilku yang dijawab gumaman singkat olehnya. "Lo gak suka kan sama gue?" lanjutku. Raut wajah Dafa berubah mendengar pertanyaanku ini. "Maksud lo? Ya ngga lah gila apa gue suka sama lo." jawabnya.
"Kenapa emang?" tanya Dafa melanjutkan perkataannya.
Aku menghela nafas sejenak, "Bukan apa-apa sih, Fa. Gue cuma gak mau kehilangan lo. Lo satu-satunya sahabat gue yang paling pengertian. Gue gak mau di antara kita ada yang saling jatuh cinta. Lo tau kan, kebanyakan persahabatan cowo sama cewe itu ada yang saling mendem perasaan? Dan gue gak mau itu ada di antara kita, Fa.
Lo sendiri tau gimana bodohnya gue dalam percintaan. Gue gak mau kalo misalkan nanti kita saling jatuh cinta, terus pacaran, abis itu ada masalah terus putus, walaupun pas putus kita bilang untuk bakal temenan, gue yakin rasanya gak akan sama seperti saat ini. Terdengar egois emang, tapi jujur gue beneran gak mau, Fa. Lagipula hati gue masih sepenuhnya buat Bintang. Gue gak mau kalo lo suka sama gue nanti rasa lo gak akan terbalas, Fa." jelasku.
— senandika
#sepenggalkisah
"Atau mau aku buatkah sebuah cerita?
Tentang kita sebagai tokohnya, yang akan selalu hidup bahagia selamanya? - sarjana kata."
— celotehan waktu
#suaraliterasi
Bagaimana bisa orang merasa bahagia dengan menyakiti orang lain?
─ tanpa nama
#literasiduasatu
hari ini, pendar dalam jingga.
prasangka bersatu dengan rasa.
aku menemukan sosok yang hampir sempurna.
senyumnya membawa aku terbang menembus cakrawala.
sakitnya mampu membuatku merasa gulana.
genggaman semunya sering terasa nyata.
tapi, semua telah digariskan berbeda.
bukan tentang restu kedua manusia.
tapi tentang takdir tuhan kita yang berbeda.
—″kanigara″,for my pseudo idol lover.
#literasiduasatu
Ketika hati masih menetap pada masa lalu, kemudian terbuai oleh hilangnya waktu. Rasanya masih sama, lupa cara melupakan yang lama. Karena waktu itu, sukma merasakan yang namanya dicintai dan dihargai tanpa tahu adanya sakit hati.
— rainn
#literasiduasatu
Yang sudah melakukan payment ke nomor admin, segera di post materinya sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Читать полностью…Bahkan kupu-kupu yang besayap cantik yang sering kamu lihat, dahulunya hanya seekor ulat bulu yang tak di pandang orang.
—royalmalkist
#literasiduasatu
Saya tidak mencari yang terbaik, saya hanya mencari orang yang juga mencari saya.
─ tanpa nama
#literasiduasatu
Di tepian pantai pada malam hari yang dingin, kedua insan yang status hubungannya tak pasti saling bersandar satu sama lain.
"Gue mau ngomong," ucap lelaki berwajah manis bernama Reza, sambil menatap serius lawan bicaranya.
Elin, si perempuan cantik yang memiliki rambut sepanjang bahu menatap Reza heran lalu menggenggam menyatukan kedua tangan mereka, "tinggal ngomong aja kali Za, serius amat. Emangnya kenapa?"
Sambil membetulkan posisi duduk, Reza menghembuskan nafasnya dengan berat. Ia melepas genggaman Elin pelan, "gue pengen lu lepasin gue Lin."
"Lu kenapa sih Za?" nada bicaranya meninggi karena sedikit terkejut dengan permintaan Reza.
Hubungan mereka memang sudah seperti kekasih, namun status diantara keduanya tak pernah jelas. Mereka saling mencintai, namun suatu hal membuat mereka tidak bisa menjadi sepasang kekasih.
Reza menundukkan kepalanya, "kita beda Lin. Mau sampai kapanpun dan mau secapek apapun, kita ga akan bisa bareng. Gue islam, lu buddha. Rasanya percuma kalo kita saling menaruh harap."
—
Tak banyak kisah yang ku jalani sepenuh hati. Kisah di sini hanya tentang mengagumi, memiliki, mencintai, lalu saling melukai. Setelah ia pergi, aku kembali berteman dengan sepi.
Aku bukan tak bahagia. Hanya saja, aku sering kali meruntuki nasib mengapa harus aku yang mengenalnya. Padahal setelah ku logika, mengenalnya membuatku semakin dewasa. Luka yang diberikan olehnya membuatku belajar menutupi luka dengan bahagia. Membuatku tau cara kembali berdiri setelah dirundung lara.
— senandika
#literasiduasatu
Ada banyak kejutan di dunia ini. Kadang, seseorang yang dulu membuatmu terpuruk saat dia pergi. Suatu ketika bertemu kembali, rasanya sudah biasa saja. Bahkan kamu sama sekali tidak peduli perihal apapun tentang dia lagi.
Dan benar-benar asing. Dan yang anehnya lagi, dia yang memintamu mengingat-ingat hal dulu yang pernah terjadi. Memaksakan diri agar tidak di lupakan begitu saja. Padahal waktu kamu yang terluka, dia seolah tidak punya rasa bersalah di dadanya.
—royalmalkist
#literasiduasatu
Selamat siang asmaraloka
Apakah ada kabar darinya?
Ku disini menunggu dalam nestapa
Daksa ini kian lelah dan mulai menyerah
Apakah kepastian akan datang pada akhirnya?
Hai Nabastala
Apakah romansa ini masih sama?
Atau sudah hilang dimakan masa?
Haruskah aku menunggunya?
Walau ku terlihat seperti orang bodoh saja
Menunggu kepastian yang mungkin berujung lara.
-Goresansemu
#literasiduasatu
Dari kejadian kecelakaan pesawat Sriwijaya Air 182, mengajarkan jika selama ini sampai dirumah dengan selamat adalah momen bersyukur yang sering terabaikan.
─ tanpa nama
#literasiduasatu
Ini bukan tentang seseorang yang mendapatkan sebuah afeksi,
namun tentang seseorang yang memaksakan perasaan orang lain terhadap dirinya sendiri.
Berteriak kesana kemari agar dikasihi,
berlagak seolah dialah paling tersakiti,
padahal nyatanya dia sendiri yang menyakiti.
Meminta pertanggungjawaban atas
perasaan yang dia rasakan,
padahal perasaannya bukanlah tanggung jawab dari siapapun kecuali dirinya sendiri.
Meminta bahkan memaksa atas balasan perasaan yang dia berikan, padahal perasaannya muncul karena sifat berlebihannya sendiri.
—gadis mars
#literasiduasatu
Terkadang membuat orang lain bahagia lebih dominan.
Sampai lupa mana yang harus diutamakan.
Seringnya memposisikan diri menjadi obat.
Seakan lupa kalau raga juga butuh rehat.
Jadi, ini salah siapa lagi?
Aku yang terlalu baik hati.
Aku yang takut menyinggung hati.
Atau aku yang memang tidak mencintai diri sendiri.
Katakan ini lelah,
Menjadikan tawa sebagai topeng jika sudah kalah.
Padahal sukma telah lama lumpuh dalam gundah.
—″kanigara″
#literasiduasatu
"Paras indah dengan tatapan teduh, begitu dalam rasamu menusuk."
— celotehan waktu
#suaraliterasi
Bersimpuh kaku tergugu pilu, terkoyak tanpa jeda hingga luka tak mampu ditutup kasa. Pergerakan dicegah sebelum melangkah, tangan dilepas paksa sebelum mengait satu sama lainnya. Serumit inikah semesta? Memporak-porandakan rasa yang baru saja akan kukeluarkan dari penjaranya. Dan lagi, terkubur dalam dengan harap lain yang gagal kujadikan nyata. Berakhir bisu tanpa raung dan tawa palsu, hanya bergeming tanpa tau harus apa setelahnya.
— nabastala`
#literasiduasatu
𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐄𝐒 OPEN ORDER
━━━━━━━━━━━━━━━━
✰) UPSUBS
/channel/antaresarsip/70
✰) UPMEM/VIEWS
/channel/antaresarsip/75
✰) UPFOLL IG RP
/channel/antaresarsip/78
✰) VERIF ALL APK
/channel/antaresarsip/80
✰) APK PREMIUM
/channel/antaresarsip/82
✰) STUFF RANDOM
/channel/katalogantares
✎ format
‣ /channel/antaresarsip/86
✎ contact @antaresofc
✎ payment via dana, ovo,
gopay, shopeepay, pulsa
✎ testi? @antarestesti