Halo, dengan Sunny di sini. Wah, rindu rasanya dengan segala kenangan bersama Literasiduasatu. Kalian apa kabar? Baik, 'kan?
Читать полностью…“KOBAR CITTA BAGI KSATRIA”
Aku kesini untuk kembali bersama rindu yang sepertinya sudah terjerat mati, mengurai kenangan yang mendera menjelma puisi. Aku terselap menghitung seberapa banyak hari yang membuatku fasih menyebutmu sebagai milikku, seingatku itu cukup singkat namun melekat—bagiku. Dan, aku masih ingat.
Aku masih ingat kecupan hangatmu pada langit yang akan menjemput senja bersama angka kilometer yang kita tempuh sebagai saksi.
Aku masih ingat disepanjang jalan yang dipenuhi hiruk pikuk kota, tanpa ragu kedua tanganku mendekap tubuhmu.
Gugup, itulah kata yang keluar dari gerak tubuhmu. Senang kah? Atau malu kah? Ku cari tahu jawabannya, berhasil menciptakan semburat merah dipipiku.
Aku masih ingat seberapa lincahnya jemarimu menautkannya dengan milikku, menepis batas dan tak ingin lepas.
Aku masih ingat dahulu aku terbiasa menyematkan kesepian pada larutnya malam, namun sempat kau ganti dengan gema suaramu: berbincang diiringi tawa yang penuh cinta.
Aku masih ingat raut kekhawatiran jelas tercetak di wajahmu tetapi kamu berusaha menenangkanku disaat jiwaku rapuh dan pikiranku tak hentinya berbicara dengan riuh; aku hampir gila.
Aku masih, masih disini dengan sisa kisah yang telah usai disaat kamu sudah menemukan pengganti.
— celotehan waktu
#literasiduasatu
Kau mungkin bertanya-tanya perihal duka yang kau pikir tak pantas kau dapat.
Terkadang kau menyalahkan tuhan, seolah ia lah yang bertanggung jawab atas setiap goresan pedih yang merambat.
Namun, pernahkah kau berfikir akan karma?
Tentang dunia yang percaya akan sebab dan akibatnya?
Mengenai semua pesakitan yang orang lain terima sebab kata maupun langkah yang telah kau lakukan.
Mungkin tidak, sebab kau percaya bahwa engkaulah orang baiknya.
-em
Yang bilang ngga, kenapa hei?
Kalo ada sesuatu yang gabisa kamu ceritain di sana, ayo cerita sama kita disini @duasatubot atau @Ssunreal_bot
menulis nggak melulu soal rasa, tapi tulisan pasti memiliki rasa.
—pemalsurasa
#rekanliterasi
Malam tanpa bintang dan bulan yang datang hanya sebatas senyuman.
Tak perduli sekeras apapun dirimu menghilang, jika dirinya masih merasakan hadirmu maka kisah kalian akan selalu terang.
—Ssun
#literasiduasatu
Perihal maaf, bukan sekedar ucapan, namun juga tindakan yang diiiringi rasa penyesalan.
-ldya
#rekanliterasi
Hi, Lidoes! Untuk sajak yang kalian kirim akan kami up secepatnya ya. Tolong sertakan #rekanliterasi dan bukan #literasiduasatu oke. Selamat malam dan semoga sehat selalu, prokes nya jangan lupa!
—All adm, Lidu
tahun sudah berganti, lagi
hatimu juga sudah lama pergi
tapi kenapa rasa ini membuatku tetap sendiri
oh tuan yang di dalam hati
diri ini masih saja menginginkanmu, kembali, lagi
-ia
#rekanliterasi
tidak ada yang merengkuh selain diri, tidak ada yang peduli selain jiwa yang rapuh, tidak ada afeksi kuat selain pemikiran seorang diri, bertahan atau tidaknya jiwa ditentukan oleh masing-masing dari kita -pemalsurasa
#rekanliterasi
saya kembali menengadah ke arah semesta
tentang citta yang selalu di simpan dalam kalbu
entah apa jawaban dari semuanya.
daksa yang tegar walau terkadang tumbang
penuh amarah serta sumpah serapah
kembali astaku mengepal menyuarakan renjana
akan gejolak menimbulkan berang.
ambisi penuh aspirasi, menyatakan segera menuntut demokrasi
atas semua pertanyaan dalam hati,
saya berperang dengan diri sendiri.
-semestabiru, doakan supaya ia memenangkan pertandingan ini.
#literasiduasatu
Menenggelamkan (proses sirna) lebih baik daripada larut dalam pengharapan. Perihal rasa yang membuat kacaunya hati.
-coretankataku
#rekanliterasi
Rindu kadang sukar dipahami,
sebab rindu bukanlah bahasa lisan,
tapi rindu adalah bahasa kalbu.
-Tama
#rekanliterasi
anw swastamita here, sedikit info kalo lidu emang udah lama ga aktif karena kesibukan masing-masing.
tbh, pengen banget back buat ramein lidu lagi tapi otaknya udah beda sama dulu jadi agak susah buat nyusun kata-katanya huhu
Mungkin saja suatu hari nanti kau berpisah dengannya dan (ingin) kembali kepadaku.
— celotehan waktu
#suaraliterasi
Aku menyebutnya negeri diatas awan, dimana manusia memiliki hak dan keadilan yang sama. Kekuatan masih yang utama, namun tak lagi digunakan untuk menindas si lemah. Ia yang kuat menjadi pelopor perdamaian, memberantas para monster, penyelamat peradaban.
Disana, tak lagi kau dapatkan kawan yang menipu demi segelintir uang, tak juga sanak saudara perebutkan harta, tahta, dan warisan keluarga.
Mereka hidup berdampingan tanpa rasa iri, yang menjadikan tak ada si kaya dan miskin lagi.
"Mereka tak punya obsesi?" Seorang gadis kecil dibarisan terdepan mengangkat tangannya tinggi.
Aku tersenyum, ku jawab ia dengan anggukan, "Benar, mereka tak lagi punya obsesi".
Anak laki-laki disebelah gadis itu mengerutkan dahinya, tak hanya ia, 10 bocah di ruangan inipun mulai bertingkah aneh.
"Aku tak ingin tinggal di atas awan, tempat itu menakutkan".
Salah seorang anak laki-laki berseru ketakutan. Aku menyeringai, "Kau benar Em, jika di dunia ini perdamaian seperti itu tercipta. Maka manusia hanyalah raga tanpa jiwa".
— Em.
nampak dalam aksa milikmu
secercah harapan untuk semua ini
yang kian lama kian hirap
rasa letih menyerbak di daksa.
walau anca nampak berjuta
walau cobaan memaksa
kita tetap terlihat benawat
ugem pada janji manis yang keluar
dewana pada afsun.
tidak mudah karna saban hari membancang atma yang bersemi
baka dalam kalbu dan merona dalam raga.
pada akhir kita sumarah akan lokawigna
terbebas dari nestapa
arumi cita cita dan penuh harsa.
segudang kata tak lagi bermakna
"yakinkanlah cintamu, yakinkan segalanya"
renjana sudah pudar apalagi cinta
terisa lara penuh dan berang
saya melangkah keluar, menuju damai sang atma.
-semestabiru, inspired by song; Sakura Dalam Pelukan (Chrisye; DEKADE)
Malam lidu, gimana harimu?
Semoga tetap indah tanpa gundah nya luka luka biru yang semakin pilu.
—Ssun
#literasiduasatu
Mungkin bukan tidak terwujud, tapi belum cukup untuk sampai kesana. Mari perderas lagi doa-doamu, kawan.
~kaf
#rekanliterasi
Kita sejalan satu tujuan
Jika salah satu dari kita pergi
Yang satu lagi akan menuntun jalan pulang.
- askaramor
#rekanliterasi
Ada saatnya kita berhenti memikirkan apa yang kita rasakan, dan mulai mengingat apa yang pantas kita dapatkan.
~kaf
#rekanliterasi
Tahun sudah berganti
Dan aku masih tetap sama
Hanya saja, perihal mengingat mu aku tak lagi menjadi selemah dulu.
-Srh
#rekanliterasi
Hai nona,
nampaknya bentara begitu cinta hingga memeluk erat, tak hiraukan sang tuan yang rindu memandang wajah jelita nona.
-P.April
#rekanliterasi
Tuan,
Ada banyak kata yang tak sempat aku utarakan.
Ada banyak rasa yang selalu tertelan di tenggorokan.
Ah sudahlah, mengangumimu memang adalah sebuah kesialan!
—Bilur
#rekanliterasi
Dalam mimpi, tak sekalipun kau hadir dalam benak
Kau bahkan tersekat di antara ruang yang jauh
Tak terlihat, tak terjangkau, bahkan oleh manusia lain sekalipun.
Aku seperti manusia tak tau arti petaka
Menembus sekat dan meraih genggamanmu
Membawa mu menuju dekapan hangatku
Dan ini, bukan akhir dari kisah.
-Daisy
#rekanliterasi
Wall
Dari luar mereka melihatnya indah, nyaman,
Catnya yang berwarna membawa keriaan,
Damai.
Dalamnya adalah bata, tanpa semen, tanpa cat,
Setiap sudutnya terdapat sarang para laba-laba.
Lantainya, tanah.
-atmaja
#rekanliterasi
Tuan,
Ada banyak kata yang tak sempat aku utarakan.
Ada banyak rasa yang selalu tertelan di tenggorokan.
Ah sudahlah, mengangumimu memang adalah sebuah kesialan!
—Bilur
#rekanliterasi