Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab
📚 LATIHAN 1 - 2
Kerjakanlah sesuai dengan contoh di samping kanannya!
8⃣ Anda pasti bertanya dalam hati. Mengapa ditulis طُلَّابٌ ? Padahal seharusnya طَالِبُوْنَ ?
Simak jawabannya berikut ini!
Apakah jawaban Anda semuanya benar?
Bila ya, berarti Anda sudah siap untuk melanjutkan materi berikutnya.
Bila tidak. Tidak perlu Anda berputus asa. Yang penting Anda sudah berusaha sebaik-baiknya. Semoga tetap dihitung sebagai amal kebaikan di sisi Allah.
📚 LATIHAN 1 - 1
Kerjakanlah sesuai dengan contoh di samping kanannya!
5⃣ Catatan 1 : Isim (اِسْمٌ = kata benda) itu berubah bentuk bila jumlahnya berubah.
Dalam Bahasa Arab isim (= kata benda) itu menurut jumlahnya dibagi menjadi tiga :
♦ Mufrad (مُفْرَدٌ = kata benda tunggal)
yaitu isim (= kata benda) yang menunjukkan pada sesuatu yang jumlahnya satu.
Contoh :
مُسْلِمٌ (seorang muslim)
مُسْلِمَةٌ (seorang muslimah)
Bentuk muannats (مُؤَنَّثٌ = jenis perempuan) dibuat dengan menambahkan ta' marbuthah (= ta' tertutup, ta' bundar) pada bentuk mudzakkar (مَذَكَّرٌ = jenis laki-laki)
مُسْلِمٌ + ة ⬅ مُسْلِمَ + ةٌ ⬅ مُسْلِمَةٌ
♦ Mutsanna (مُثَنَّى = kata benda ganda)
yaitu isim (= kata benda) yang menunjukkan pada sesuatu yang jumlahnya dua.
Dibentuk dengan cara menambahkan alif dan nun (ان) pada bentuk mufrad(= tunggal)nya.
📌 Untuk mudzakkar (مُذَكَّرٌ = kata benda jenis laki-laki)
Contoh :
🔹 مُسْلِمَانِ (dua orang muslim)
Asalnya adalah sebagai berikut :
مُسْلِمٌ + انِ ⬅ مُسْلِمَ + انِ ⬅ مُسْلِمَان
ِ
Dlammatain diganti dengan fathah.
📌 Untuk muannats (مُؤَنَّثٌ = kata benda jenis perempuan)
Contoh :
🔹 مُسْلِمَتَانِ (dua orang muslimah)
Asalnya adalah sebagai berikut :
مُسْلِمَةٌ + انِ ⬅ مُسْلِمَتَ + انِ ⬅ مُسْلِمَتَانِ
Dlammatain diganti fathah.
Ta' marbuthah (= ta' tertutup) diganti ta' maftuhah (= ta' terbuka)
♦ Jamak (جَمْعٌ = kata benda jamak)
yaitu isim (= kata benda) yang menunjukkan pada sesuatu yang jumlahnya lebih dari dua.
Dibentuk dengan cara menambahkan wawu dan nun (ون) pada mudzakkar (= kata benda jenis laki-laki) serta alif dan ta' (ات) pada muannats (= kata benda jenis perempuan) pada bentuk mufrad (= tunggal)nya.
📌 Untuk mudzakkar (مُذَكَّرٌ = kata benda jenis laki-laki)
Contoh :
🔹 مُسْلِمُوْنَ
Asalnya adalah sebagai berikut :
مُسْلِمٌ + ونَ ⬅ مُسْلِمَ + وْنَ ⬅ مُسْلِمُوْنَ
Dlammatain berubah menjadi dlammah.
📌 Untuk muannats (مُؤَنَّثٌ = jenis perempuan)
Contoh :
مُسْلِمَاتٌ (para muslimah)
Asalnya adalah sebagai berikut :
مُسْلِمٌ + اتٌ ⬅ مُسْلِمَ + اتٌ ⬅ مُسْلِمَاتٌ
Dlammatain berubah menjadi fathah
3⃣ Pola Dasar :
Bentuk paling sederhana dari kelompok kalimat di atas adalah kalimat yang berada pada bagian paling atas di barisan kanan. Yaitu :
هذَا مُسْلِمٌ.
Maka kita mulai kajian kita dari pembahasan tentang struktur kalimat ini.
Kalimat tersebut terdiri dari dua kata yaitu :
🔹 هذَا = ini
berkedudukan sebagai mubtada' (اَلْمُبْتَدَاءُ = subjek)
🔹 مُسْلِمٌ = seorang muslim
berkedudukan sebagai khabar (َاَلْخَبَرُ = predikat)
Terjemahan secara leterlak dalam Bahasa Indonesia :
"Ini seorang muslim."
Namun dalam ragam bahasa formal biasanya ditambahkan kata 'adalah' atau 'merupakan' :
"Ini adalah seorang muslim. "
Tambahan tersebut hanya untuk kalimat nominal. Yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Bila sudah ada kata 'adalah' maka tidak perlu lagi ada tambahan kata 'merupakan'. Demikian juga sebaliknya. Karena hal ini hanya akan membuat kalimat menjadi terlalu panjang dan tidak efektif.
9⃣ Jamak (جَمْعٌ) dalam Bahasa Arab ada dua macam :
♦ Jamak salim (جَمْعٌ سَالِمٌ = jamak yang beraturan)
Jamak ini lah yang kita bahas pada bagian awal
♦ Jamak Taksir (جَمْعٌ تَكْسِيْرٌ = jamak yang tidak beraturan)
Contohnya : طُلَّابٌ (para pelajar putra) yang merupakan jamak dari طَالِبٌ (seorang pelajar putra), dan sebagainya.
Untuk mengetahui secara detail bentuk jamak dari suatu kata Anda bisa melihatnya di kamus.
Di kamus, bentuk jamak ditulis dengan lambang ج atau جـ.
Suatu kata benda bisa saja :
☑️ 1) hanya memiliki jamak salim.
Contoh : مُسْلِمٌ jamaknya adalah مُسْلِمُوْنَ
☑️ 2) Memiliki jamak salim dan jamak taksir
Contoh : كَافِرٌ (orang kafir) jamaknya adalah كَافِرَوْنَ dan كُفَّارٌ
☑️ 3) Memiliki jamak taksir saja.
Contoh : رَجُلٌ (seorang laki-laki) jamaknya adalah رِجَالٌ
Jamak taksir suatu kata benda bisa saja lebih dari satu.
Contoh : طَالِبٌ jamaknya طُلَّابٌ dan طَلَبَةٌ
7⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 1.2) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!
Читать полностью…Kalau Anda sudah mengerjakan semua soal di atas silakan membuka kunci jawabannya di bawah ini bila Anda masih ragu dengan jawaban Anda!
Читать полностью…6⃣ Catatan 2 : Isim isyarah (اِسْمَ الاِشَارَةِ = kata penunjuk) harus sama jumlah dan jenisnya dengan musyar ilaih (مُشَارٌ اِلَيْهِ = kata yang ditunjuk)
Contoh :
هذَا مُسْلِمٌ.
(Ini adalah seorang muslim)
🔹 هذَا = اِسْمُ الاِشَارَةِ (kata penunjuk)
🔹 مُسْلِمٌ = مُشَارٌ اِلَيْهِ (kata yang ditunjuk)
Isim Isyarah (= kata petunjuk) dan musyar ilaih (= kata yang ditunjuk) haruslah :
♦ sama jumlahnya
Perhatikan kembali contoh 1 di atas !
🔹 Sama-sama satu
Contoh :
هذَا / مُسْلِمٌ.
هذِهِ / مُسْلِمَةٌ.
Kata هذَا dan هذِهِ adalah isim isyarah yang jumlahnya satu. Sedangkan مُسْلِمٌ dan مُسْلِمَةٌ adalah musyar ilaih yang jumlahnya satu pula.
🔹 Sama-sama dua
Contoh :
هذَانِ / مُسْلِمَانِ.
هتَانِ /مُسْلِمَتَانِ.
Kata هذَانِ dan هتَانِ adalah isim isyarah yang jumlahnya dua. Sedangkan مُسْلِمَانِ dan مُسْلِمَتَانِ adalah musyar ilaih yang jumlahnya dua juga.
🔹 Sama-sama jamak (lebih dari dua)
Contoh :
هؤُلاَءِ / مُسْلِمُوْنَ.
هؤَلاَءِ / مُسْلِمَاتٌ.
Kata هؤُلاَءِ adalah isim isyarah yang jumlahnya lebih dari dua. Sedangkan مُسْلِمُوْنَ dan مُسْلٌمَاتٌ adalah musyar ilaih yang jumlahnya lebih dari dua.
♦ Sama jenisnya
Perhatikan kembali contoh 1 di atas !
🔹 sama-sama mudzakkar (= berjenis laki-laki)
Contoh :
هذَا / مُسْلِمٌ
هَذَانِ / مُسْلِمَانِ
dan seterusnya
🔹 Sama-sama muannats (= berjenis perempuan).
Contoh :
هذِهِ / مُسْلِمَةٌ
هتَانِ / مُسْلِمَتَانِ
dan seterusnya
4⃣ Memahami dan Menerjemahkan :
Dari cara kita dalam mengkaji pola kalimat dalam point 3 di atas. Secara tidak langsung kita sudah belajar bagaimana memahami dan menerjemahkan kalimat.
♦ Langkah 1 : Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya.
Contoh kalimat :
هذَا مُسْلِمٌ.
Kita bagi menjadi dua kata yaitu هذَا dan مُسْلِمٌ.
Bagaimana kita bisa membedakan satu kata dengan kata-kata yang lain dalam Bahasa Arab? Bagaimana kita tahu bahwa kata-kata tersebut adalah kata-kata yang terpisah ?
Jawabnya :
Salah satu tandanya adalah adanya penulisan huruf yang terpisah padahal seharusnya huruf tersebut bisa disambung.
Contoh :
مِنْ حُسْنِ اِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ .
Bisa saja ditulis :
مِنْحُسْنِاسْلَامِالْمَرْءِ تَرْكُهُمَا لاَيَعْنِيْهِ
Tapi mengapa tidak ditulis demikian ?
Karena kalimat tersebut terdiri dari beberapa kata yang terpisah.
♦ Langkah 2 : Cari arti setiap kata. Bisa dari kamus, dari pengalaman, dsb.
Bila Anda sudah tahu arti masing-masing kata :
- tuliskan arti setiap kata di bagian bawah setiap kata dalam teks asli.
Contoh : kata 'ini' kita tulis di bawah kata هذَا . Dan kata 'seorang muslim' kita tulis di bawah kata مُسْلِمٌ.
- kita baca arti setiap kata tersebut sesuai dengan urutan kata dalam teks aslinya.
Contoh : 'ini' dan 'seorang muslim' kita baca lagi sesuai urutan kata dalam teks asli. Menjadi : 'Ini seorang muslim'
Apakah pekerjaan selesai?
Masih belum. Kita lanjutkan lagi dengan langkah berikutnya.
♦ Langkah 3 : Tentukan kedudukan setiap kata.
Dari susunan kalimat tersebut tentukan terlebih dahulu subjek dan predikatnya. Karena subjek dan predikat adalah inti kalimat (اَسَاسُ الْكَلاَمِ = the core of the sentence). Sedangkan bagian lain (yaitu objek, keterangan, dsb) hanyalah pelengkap (اَلْفَضْلَةُ = complement) yang bisa kita tentukan kemudian.
♦ Pahami lalu terjemahkan
Artinya : memahami dan menerjemahkan adalah dua pekerjaan yang terpisah.
Memahami berarti mampu menangkap informasi dari ucapan maupun tulisan dalam suatu bahasa yang kita terima. Hal ini membutuhkan penguasaan kita akan struktur bahasa tersebut. Baik itu struktur kata, struktur kalimat, maupun sisi-sisi sastranya.
Sedangkan menerjemahkan berarti memindahkan informasi tersebut ke dalam bahasa yang lain. Hal ini membutuhkan dua penguasaan sekaligus. Yaitu penguasaan akan struktur bahasa asal dan struktur bahasa tujuan.