mafatihusy_syamilah | Unsorted

Telegram-канал mafatihusy_syamilah - Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

793

Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab

Subscribe to a channel

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

8⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 3.2) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

LATIHAN 3 - 1

Buatlah kalimat seperti contoh lengkap dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia !

Dalam soal-soal latihan Anda diberikan dua kata :

▪ KATA 1 : fi'il (فِعْلٌ = kata kerja) ==> Silakan Anda rubah-rubah harakat huruf terakhirnya saja. Sedangkan harakat huruf-huruf yang lain Anda tulis saja apa adanya !

▪ KATA 2 : isim (اِسْمٌ = kata benda) ==> Anda diberikan isim yang i'rabnya RAFA' (رَفْعٌ). Silakan Anda rubah menjadi NASHAB (نَصْبٌ) !

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

6⃣ Maf'ul bih (مَفْعُوْلٌ بِهِ = objek) bisa juga berupa :

📌 Isim Nakirah (اِسْمُ النَّكِرَةِ = kata benda tidak tentu) yaitu isim yang menunjukkan pada makna yang tidak tentu. Contoh :

هُوَ كَتَبَ رِسَالَةً.

"Dia telah menulis sebuah surat. "

Kata رِسَالَةً (sebuah surat) adalah isim nakirah karena tidak menunjukkan makna tertentu. Namun menunjukkan berbagai kemungkinan makna. Bisa "surat ijin", "surat lamaran pekerjaan", atau surat apa saja.

📌 Isim Ma'rifah (اِسْمُ الْمَعْرِفَةِ = kata benda tertentu) yaitu isim yang menunjukkan makna tertentu. Baik yang didahului al (اَلْ) maupun tidak.

🔹 Contoh isim ma'rifah yang didahului al (اَلْ) :

هُوَ كَتَبَ الرِّسَالَةَ.

"Dia telah menulis surat itu. "

Kata اَلرِّسَالَةَ (surat itu) adalah isim ma'rifah karena menunjukkan makna tertentu. Artinya : hanya ada satu kemungkinan makna yang dikandungnya. Yaitu satu-satunya "surat" tertentu yang ada dalam pikiran penutur kalimat, bukan sembarang "surat".

🔹 Contoh isim ma'rifah yang tidak didahului al (اَلْ) :

هُوَ ضَرَبَ يَاسِرًا.

"Dia telah memukul Yasir."

Kata يَاسِرًا adalah 'alam (عَلَمٌ = nama diri) yang termasuk isim ma'rifah. Walaupun tidak didahului al (اَلْ). Sebab menunjukkan sesuatu yang tertentu. Yaitu seseorang bernama "Yasir" yang ada dalam pikiran penutur kalimat.

Walaupun banyak orang yang bernama "Yasir" namun tetap saja yang ada dalam pikiran penutur kalimat hanya satu orang saja. Yaitu "Yasir" yang dia kenal.

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

DLAMIR (ضَمِيْرٌ = kata ganti)

Pada contoh di atas, mubtada' (مُبْتَدَأٌ) berupa dlamir (ضَمِيْرٌ). Yaitu isim (اِسْمٌ = kata benda) yang menunjukkan pada :

▪ ghaa'ib (غَائبٌ = orang ketiga). Yaitu orang yang dibicarakan. Dalam contoh di atas ada dua :

➖ untuk laki-laki : هُوَ (huwa)
➖ untuk perempuan : هِيَ (hiya)

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia : "dia", "beliau". Bahasa Indonesia tidak mengenal "dia laki-laki", atau "dia perempuan". Terjemahan demikian dalam dalam berapa buku hanyalah untuk memudahkan saja dalam proses pembelajaran awal.

▪ mukhaathab (مُخَاطَبٌ = orang kedua). Yaitu orang yang diajak bicara. Dalam contoh di atas ada dua :

➖ untuk laki-laki : اَنْتَ (anta)
➖ untuk perempuan : اَنْتِ (anti)

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia : "kamu", "engkau", "Anda", "Paduka", dan seterusnya. Bahasa Indonesia tidak mengenal "kamu laki-laki", atau "kamu perempuan". Terjemahkan demikian dalam beberapa buku hanyalah untuk memudahkan saja dalam proses pembelajaran awal.

▪ mutakallim (مُتَكَلِّمٌ = orang pertama). Yaitu orang yang berbicara, atau yang biasa kita sebut "penutur kalimat". Dalam contoh di atas adalah اَنَا (ana). Baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia : "aku", "beta", "saya", atau, "hamba".

PERUBAHAN FI'IL MADLI

Beberapa keadaan yang terjadi pada fi'il madli (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau) jika diletakkan sesudah mubtada' (مُبْتَدَأٌ = subjek) adalah sebagai berikut :

▪ TETAP, tidak ada tambahan apa pun. Ini jika mubtada' berupa dlamir هُوَ (huwa)

▪ ditambah TA' SUKUN. Ini jika mubtada' berupa dlamir هِيَ (hiya)

▪ ditambah TA' BERHARAKAT. Ini jika mubtada' berupa dlamir اَنْتَ (anta), اَنْتِ (anti), atau اَنَا (ana). Cara mudah menghafalnya :

Anta (اَنْتَ) : TA (ـتَ)
Anti (اَنْتِ) : TI (ـتِ)
Anaa (اَنَا) : TU (ـتُ)

▪ huruf terakhir (yaitu ba') berubah menjadi SUKUN (ـبْ). Ini jika ta' yang ditambahkan adalah TA' BERHARAKAT. Adapun jika ta' yang ditambahkan adalah TA' SUKUN maka huruf terakhir tetap FATHAH (ـبَ).

📝 Tambahan :

Bila huruf tambahan pada fi'il madli berupa TA' SUKUN maka harakat huruf TA' berubah menjadi KASRAH jika bertemu dengan isim yang didahului al (اَلْ).

Contoh :

هِيَ كَتَبَتِ الرِّسَالَةَ.

(Hiya katabaTIr risaalata)

Kata كَتَبَتْ (katabaT) berubah menjadi كَتَبَتِ (katabaTI).

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

3⃣ Berbeda dengan Bahasa Indonesia, fi'il (فِعْلٌ = kata kerja) dalam Bahasa Arab mengandung pengertian waktu.

Fi'il (فِعْلٌ = kata kerja) ditinjau dari waktunya ada beberapa macam. Di antaranya adalah FI'IL MADLI (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau).

Fi'il Madli (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau) adalah fi'il (فِعْلٌ = kata kerja) yang menunjukkan terjadinya perbuatan pada waktu LAMPAU. Yaitu waktu sebelum terjadinya PEMBICARAAN.

Contoh :

هُوَ كَتَبَ رِسَالَةً.

"Dia telah menulis sebuah surat. "

Kata كَتَبَ (telah menulis) menujukkan terjadinya perbuatan "menulis" pada waktu SEBELUM terjadinya pembicaraan. Yaitu sebelum kata tersebut diucapkan oleh penutur kalimat (مُتَكَلِّمٌ).

Jadi yang dijadikan acuan adalah WAKTU PEMBICARAAN. Bila perbuatan terjadi sebelum waktu terjadinya pembicaraan, berarti fi'il (فِعْلٌ = kata kerja) yang digunakan adalah fi'il madli (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau).

Dalam Bahasa Indonesia biasanya fi'il madli (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau) diterjemahkan dengan tambahan kata "telah", "sudah", atau "pernah".Namun terkadang juga diterjemahkan tanpa tambahan kata-kata tersebut. Disesuaikan dengan kebiasaan cara pengungkapan kalimat dalam Bahasa Indonesia.

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

1⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 3.1) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Pembaca yang budiman,

Alhamdulillah kita sudah menyelesaikan pelajaran kedua.

Ada beberapa istilah yang perlu terus Anda ingat karena tetap akan dipakai di pelajaran-pelajaran berikutnya. Seperti istilah rafa', nashab, jarr, dan sebagainya.

Ada baiknya Anda membuka-buka lagi materi-materi sebelumnya dengan cara scroll ke atas. Sehingga Anda akan lebih siap beranjak ke materi selanjutnya.

Selamat mengikuti !!

Hormat saya,

Abu Azizah

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Latihan 2 - 13

Kerjakanlah sesuai contoh lengkap beserta terjemahannya!

1⃣ Soal No. 1

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

5⃣1⃣ Pola dasar :

Mari kita perhatikan kalimat paling atas pada kelompok kalimat bagian kanan :

اِنَّ مُسْلِمَ الْيَابَانِ نَاجِحٌ.

Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :

☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :

اِنَّ : sesungguhnya

مُسْلِمَ : muslim

اَلْيَابَانِ : Jepang

نَاجِحٌ : orang yang berhasil


☑ Tentukan kedudukan setiap kata :

🔹 Kata inna (اِنَّ = sesungguhnya)

🔹 Isimnya inna (اِسْمُ اِنَّ), terdiri dari dua kata :

👉 mudlaf (مُضَافٌ) :

مُسْلِمَ : muslim

I'rab kata مُسْلِمَ semula rafa' (رَفْعٌ) berubah menjadi nashab (نَصْبٌ) karena didahului inna (اِنَّ). Tanda nashabnya adalah fathah pada huruf akhirnya (ـمَ) karena berupa isim mufrad (اِسْمٌ مُفْرَدٌ = kata benda bentuk tunggal).

👉 mudlaf ilaih (مُضَافٌ اِلَيْهِ) :

اَلْيَابَانِ : Jepang

I'rabnya tetap jarr (جَرٌّ). Tidak terpengaruh oleh masuknya inna (اِنَّ). Tanda jarr-nya adalah harakat kasrah pada huruf akhirnya (نِ) sebab berupa isim mufrad (اِسْمٌ مُفْرَدٌ = kata benda bentuk tunggal).

I'rab mudlaf ilaih yang selalu jarr karena adanya mudlaf menunjukkan bahwa i'rab mudlaf ilaih TERKUNCI oleh mudlaf.

🔹Khabar inna (خَبَرُ اِنَّ) :

نَاجِحٌ : orang yang berhasil

I'rabnya adalah rafa' (رَفْعٌ). Ditandai oleh harakat dlammatain pada huruf akhirnya (ـحٌ). Karena berupa isim mufrad (اِسْمٌ مُفْرَدٌ = kata benda bentuk tunggal)

☑ Pahami lalu terjemahkan!

اِنَّ مُسْلِمَ الْيَابَانِ نَاجِحٌ.

👉 Terjemahan :
"Sesungguhnya muslim Jepang itu berhasil. "

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Ada yang kurang jelas dengan pemaparan saya?

Silakan hubungi saya!

Caranya?

1) Klick link di bawah ini :

@abu_azizah

2) Pilih "Start Secret Chat"
3) Klick "OK"
4) Tulis pesan Anda seperti saat Anda menulis pesan lewat WA atau SMS

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Latihan 2 - 12

Kerjakanlah sesuai contoh lengkap beserta terjemahannya!

1⃣ Soal No. 1

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

4⃣8⃣ Pola dasar :

Mari kita perhatikan kalimat paling atas pada kelompok kalimat bagian kanan :

اِنَّ الْمُسْلِمَ الصَّابِرَ نَاجِحٌ

Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :

☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :

اِنَّ : sesungguhnya

اَلْمُسْلِمَ : muslim itu

اَلصَّابِرَ : orang yang sabar itu

نَاجِحٌ : orang yang berhasil


☑ Tentukan kedudukan setiap kata :

🔹 Kata inna (اِنَّ = sesungguhnya)

🔹 Isimnya inna (اِسْمُ اِنَّ)

Tersusun dari dua bagian, yaitu :

➖ man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati) :

اَلْمُسْلِمَ : muslim itu

➖ na'at (نَعْتٌ = sifat) :

اَلصَّابِرَ : orang yang sabar itu

🔹Khabar inna (خَبَرُ اِنَّ) :

نَاجِحٌ : orang yang berhasil

☑ Pahami lalu terjemahkan!

اِنَّ الْمُسْلِمَ الصَّابِرَ نَاجِحٌ

👉 Terjemahan :
"Sesungguhnya muslim yang sabar itu berhasil"

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Apakah Anda sudah mengerjakan semua soal di atas?

Bila sudah silakan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

4⃣6⃣ Selain inna (اِنَّ) ada juga kata-kata lain yang memiliki persamaan perilaku dengan inna. Yaitu membuat i'rab mubtada' yang semula rafa' menjadi nashab dan membiarkan i'rab khabar tetap rafa'. Kata-kata ini disebut sebagai saudara-saudara inna (اَخَواتُ اِنَّ). Secara rinci kata-kata tersebut antara lain :

♦ Kata anna (اَنَّ)

🔹 Maknanya : taukid (تَوْكِيْدٌ = penegasan, penekanan)

🔹 Bedanya dengan inna (اِنَّ) yaitu :

➖ inna (اِنَّ) terletak di awal kalimat

➖ anna (اَنَّ) terletak di tengah-tengah kalimat

🔹 Terjemahan dalam Bahasa Indonesia : "bahwa", "bahwasanya","sebenarnya", "sebetulnya", "sesungguhnya"

Contoh 1 :

اِنَّ الْاِمْتِحَانَ قَرِيْبٌ

"Sesungguhnya (saat) ujian telah dekat. "

Contoh 2 :

عَلِمْتُ أَنَّ الْاِمْتِحَانَ قَرِيْبٌ

"Aku sudah tahu bahwa (saat) ujian telah dekat".

👉 Pada contoh 1 kata inna (اِنَّ) berada di awal kalimat. Sedangkan pada contoh 2 kata anna (أَنَّ) berada di tengah-tengah kalimat.

❌ Tidak boleh :

عَلِمْتُ إِنَّ الْاِمْتِحَانَ قَرِيْبٌ

♦ Kata kaanna (كَأَنَّ)

🔹 Maknanya : untuk menunjukkan makna penyerupaan (لِتَشْبِيْهٍ)

🔹 Terjemahan dalam Bahasa Indonesia : "sesungguhnya... seperti", "sesungguhnya.... laksana", "sesungguhnya.... seolah-olah seperti"

Contoh :

كَأَنَّ الْكِتَابَ اُسْتَاذٌ.

"Sesungguhnya buku itu seperti seorang guru."

♦ Kata laakinna (لَكِنَّ)

🔹 Maknanya : untuk menunjukkan makna istidrak (اِسْتِدْرَاكٌ = ralat, koreksi), yakni mencegah lawan bicara (سَامِعٌ) untuk memahami sesuatu tidak sebagaimama yang dimaksud oleh penutur kalimat (مُتَكَلِّمٌ).

🔹 Terjemahkan dalam Bahasa Indonesia : "tetapi", "akan tetapi", "namun", "namun demikian"

Contoh :

اَلْبَيْتُ جَدِيْدٌ لَكِنَّ الْاَثَاثَ قَدِيْمٌ

"Rumah itu baru akan tetapi perabotannya usang."

Pada contoh di atas, bila penutur kalimat hanya mengatakan :

اَلْبَيْتُ جَدِيْدٌ

"Rumah itu baru. "

Niscaya si lawan bicara akan beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada di rumah itu BARU. Namun pada saat penutur kalimat melanjutkan dengan :

لَكِنَّ الْاَثَاثَ قَدِيْمٌ

"AKAN TETAPI perabotannya usang."

Pahamlah si lawan bicara bahwa anggapannya salah. Karena ternyata tidak semua yang ada di rumah tersebut baru. Ada juga yang sudah USANG yaitu PERABOTAN rumah itu.

♦ Kata laita (لَيْتَ)

🔹 Maknanya : untuk menunjukkan tamanni (تَمَنِّيْ = angan-angan), yaitu menginginkan sesuatu yang tidak bisa diharapkan atau sesuatu yang sulit diwujudkan (= tidak mungkin terjadi).

🔹 Terjemahan dalam Bahasa Indonesia : " jika sekiranya", "jika saja","andaikata", "andaikan saja", "seandainya (saja)", "kalau saja", "jikalau"

Contoh :

لَيْتَ الشَّبَابَ عَائِدٌ

"Andaikan saja masa muda kembali lagi."

♦ Kata la'alla (لَعَلَّ)

🔹 Maknanya :

➖ untuk menunjukkan harapan (لِلتَّرَجِّيْ), yaitu menunggu-nunggu terjadinya sesuatu yang diinginkan tanpa ada kepastian terjadinya.

Terjemahkan dalam Bahasa Indonesia : "mudah-mudahan", "semoga", "semoga saja".

Contoh :

لَعَلَّ الْجَوَّ مُعْتَدِلٌ غَدًا.

"Mudah-mudahan cuaca cerah besok. "

➖ untuk menunjukkan ketakutan/ kekhawatiran (لِلْاِشْفَاقِ), yaitu menunggu-nunggu terjadinya sesuatu yang tidak disukai.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia : "takutnya", "jangan-jangan", "khawatirnya"

Contoh :

لَعَلَّ الْمَرِيْضَ يُقْضَى

"Jangan-jangan pasien itu telah meninggal. "

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

4⃣5⃣ Hal-hal terkait inna (اِنَّ) :

▪ Pengaruhnya :

Pada saat inna (اِنَّ) mendahului / memasuki susunan mubtada' - khabar seperti :

اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ

"Muslim itu sabar"

Maka terjadi hal-hal berikut :

🔹 mubtada' (مُبْتَدَأٌ = subjek)

➖ i'rabnya berubah dari RAFA' menjadi NASHAB.

➖ tidak lagi disebut mubtada', tetapi disebut isimnya inna (اِسْمُ اِنَّ)

🔹 khabar (خَبَرٌ = predikat)

➖ i'rabnya tetap RAFA'.

➖ selanjutnya disebut sebagai khabarnya inna (خَبَرُ اِنَّ).

Contoh :

اِنَّ + الْمُسْلِمُ صَابِرٌ => اِنَّ الْمُسْلِمَ صَابِرٌ

"Sesungguhnya muslim itu sabar. "

👉 Kata اَلْمُسْلِمُ (muslim itu) adalah mubtada' (مُبْتَدَأٌ = subjek). I'rabnya adalah rafa' yang ditandai dengan harakat DLAMMAH pada huruf akhirnya (ــمُ). Sebab اَلْمُسْلِمُ adalah isim mufrad (اِسْمُ الْمُفْرَدِ = kata benda tunggal). Pada saat ditambahkan kata inna ( اِنَّ ) di depannya, i'rabnya berubah menjadi nashab yang ditandai dengan harakat FATHAH pada huruf akhirnya (ــمَ). Sehingga kata اَلْمُسْلِمُ menjadi اَلْمُسْلِمَ. Kata اَلْمُسْلِمَ selanjutnya disebut sebagai isimnya inna (اِسْمُ اِنَّ).

👉 Sedangkan kata صَابِرٌ (orang yang sabar) adalah khabar (خَبَرٌ = predikat). I'rabnya tetap RAFA' walaupun didahului oleh inna (اِنَّ). Tandanya adalah harakat DLAMMATAIN pada huruf akhirnya (ــرٌ). Sebab kata صَابِرٌ adalah isim mufrad (اِسْمُ الْمُفْرَدِ = kata benda tunggal). Kata صَابِرٌ selanjutnya disebut sebagai khabarnya inna (خَبَرُ اِنَّ)

Untuk lebih jelasnya silakan lihat tabel berikut :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Bila Anda sudah mengerjakan semuanya, silakan mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut ini :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

7⃣ Isim (اِسْمٌ = kata benda) yang i'rabnya nashab dengan fathatain bisa berupa :

🔹 isim nakirah (اِسْمُ النَّكِرَةِ = kata benda tidak tentu).

Contoh :

مُسْلِمًا (muslimaN) : seorang muslim

رِسَالَةً (risaalataN) : sebuah surat

كِتَابًا (kitaabaN) : sebuah buku

🔹 isim ma'rifah (اِسْمُ الْمَعْرِفَةِ = kata benda tertentu) yang bertanwin.

Contoh :

يَاسِرًا (yaasiraN)

مُحَمَّدًا (muhammadaN)

🔹 jamak taksir (جَمْعُ التَّكْسِيْرُ = jamak yang tidak beraturan).

Contoh :

كُتُبًا (kutubaN) : buku-buku

اَبْوَابًا (abwaabaN) : pintu-pintu

Pada saat huruf akhir kata-kata di atas dibaca fathatain maka harus ditambahkan alif.

Contoh :

مُسْلِمًـا
كِتَابًــا
كُتُبًــا
اَبْوَابًـا
يَاسِرًا
مُحَمَّدًا

❌ Bukan :

مُسْلِمً
كِتَابً
كُتُبً
اَبْوَابً
يَاسِرً
مُحَمَّدً

👉 Kecuali bila huruf terakhirnya berupa :

🔹 ta' marbuthah (تَاءٌ مَرْبُوْطَةٌ) yaitu ta' bundar yang hanya ada di bagian akhir isim (اِسْمٌ = kata benda). Pada saat waqaf (وَقَفٌ = berhenti dari pembicaraan, akhir kalimat) dibaca sebagai ha' (هـ).

Ta' marbuthah ditulis sebagai ة atau ــة.

Contoh :

رِسَالَةً (sebuah surat)

مَدْرَسَةً (sekolah)

❌ Bukan :

رِسَالَةًا / رِسَالَتًا
مَدْرَسَةً / مَدْرَسَتًا

🔹 hamzah (ء). Contoh :

مَاءً (maa-aN) : air

بِنَاءً (binaa-aN) : bangunan

❌ Bukan :

مَاءًا
بِنَاءًا

👉 Pada saat kata-kata di atas berada di tengah-tengah kata maka huruf alif tersebut ditulis tetapi tidak diucapkan.

Contoh :

هُوَ فَتَحَ بَابًا فِي الْمَدْرَسَةِ.

"Dia telah membuka sebuah pintu di sekolah. "

Huruf alif pada kata بَابًا (baabaN) tetap ditulis tetapi tidak diucapkan. Sehingga cara pengucapannya sama seperti saat kita mengucapkan بَابً (baabaN) tanpa alif.

👉 Namun pada saat kata-kata tersebut di akhir kalimat maka huruf alif baru diucapkan. Dengan membaca panjang huruf terakhir kata. Lalu tanwin dihilangkan sehingga harakatnya menjadi FATHAH.

Contoh :

Silakan baca Surat An Nisa' ayat 11 :

اِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا ⚫

Pada kata عَلِيْمًا ('aliimaN) alif tidak dibaca. Yang dibaca adalah tanwin. Sebab kata عَلِيْمًا ('aliimaN) terletak di tengah-tengah kalimat.

Sedangkan pada kata حَكَيْمًا (hakiimaN) alif dibaca dan tanwin dihilangkan. Sebab kata حَكَيْمًا (hakiimaN) berada di akhir kalimat. Sehingga cara membacanya sebagai berikut :

حَكِيْمًا (hakiimaN) ==> حَكِيْمَا (hakiimaa)

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

5⃣ Telah dijelaskan pada pelajaran kedua bahwa isim (اِسْمٌ = kata benda) itu i'rab asalnya adalah rafa' (رَفْعٌ). I'rab tersebut kemudian bisa berubah menjadi jarr (جَرٌّ) atau nashab (نَصْبٌ) bergantung pada kedudukan isim dalam sebuah kalimat.

Pada pembahasan kali ini, isim berubah i'rabnya dari yang semula rafa' (رَفْعٌ) menjadi nashab (نَصْبٌ) bila isim tersebut ditempatkan sebagai maf'ul bih (مَفْعُوْلٌ بِهِ = objek). Maf'ul bih artinya isim yang dikenai perbuatan.

Contoh :

هُوَ كَتَبَ رِسَالَةً.

"Dia telah menulis sebuah surat. "

Pada kalimat di atas, هُوَ (dia) adalah yang melakukan perbuatan كَتَبَ (menulis). Sedangkan kata رِسَالَةً (sebuah surat) dalam kalimat di atas adalah maf'ul bih (مَفْعُوْلٌ بِهِ = objek), yaitu isim yang dikenai perbuatan. Oleh sebab itu i'rabnya harus NASHAB (نَصْبٌ) yang ditandai dengan harakat fathatain pada huruf terakhirnya (ـةً) karena merupakan isim mufrad nakirah (اِسْمٌ مُفْرَدٌ نَكِرَةٌ = kata benda berbentuk tunggal dan tidak tentu).

❌ Tidak boleh :

➖ rafa' dengan dlammatain (ـةٌ) :

هُوَ كَتَبَ رِسَالَةٌ.

➖ jarr dengan kasratain (ـةٍ) :

هُوَ كَتَبَ رِسَالَةٍ.

Penjelasan rinci mengenai i'rab (اِعْرَابٌ) pada isim (اِسْمٌ = kata benda) sudah dijelaskan pada pelajaran kedua. Sehingga tidak perlu diulang di bagian ini.

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

4⃣ Pada saat mubtada' (مُبْتَدَأٌ = subjek) berubah maka fi'il madli (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau) yang terletak sesudahnya juga ikut berubah. Secara rinci perubahan ini bisa kita cermati dari tabel berikut :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

2⃣ Pola dasar :

Mari kita perhatikan kalimat paling atas :

هُوَ كَتَبَ رِسَالَةً.

Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :

☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :

هُوَ : dia

كَتَبَ : telah menulis

رِسَالَةً : sebuah surat

☑ Tentukan kedudukan setiap kata :

🔹 Mubtada' (مُبْتَدَأٌ) yang berupa dlamir (ضَمِيْرٌ = kata ganti). Yaitu :

هُوَ : dia

🔹 Khabar (خَبَرٌ = predikat) yang terdiri dari :

👉 fi'il madli (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau). Yaitu :

كَتَبَ : telah menulis

👉 maf'ul bih (مَفْعُوْلٌ بِهِ = objek). Yaitu :

رِسَالَةً : sebuah surat

I'rab dari maf'ul bih adalah nashab (نَصْبٌ). Diatandai dengan fathatain di huruf terakhirnya (ـةً). Karena merupakan isim mufrad (اِسْمٌ مُفْرَدٌ = kata benda bentuk tunggal).

☑ Pahami lalu terjemahkan!

هُوَ كَتَبَ رِسَالَةً.

👉 Terjemahan :
"Dia telah menulis sebuah surat. "

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

📚 PELAJARAN KETIGA

📌 Tema Pelajaran Ketiga :

Membentum kalimat menggunakan fi'il (فِعْلٌ = kata kerja)

📌 Kandungan Materi :

🔹 Fi'il Madli (فِعْلُ الْمَاضِيْ = kata kerja waktu lampau)

🔹 Fi'il Mudlari' (فِعْلُ الْمُضَارِعِ = kata kerja waktu sekarang/ akan datang)

🔹 Fi'il Amr (فِعْلُ الْاَمْرِ = kata kerja perintah)

🔹 Jumlah ismiyah (جُمْلَةٌ اِسْمِيَّةٌ = kalimat nominal) dan jumlah fi'liyah (جُمْلَةٌ فِعْلِيَّةٌ = kalimat verbal)

🔹 Fi'il Madli Mabni lil Majhul (فِعْلُ الْمَاضِي الْمَبْنِيُّ لِلْمَجْهُوْلِ = kata kerja waktu lampau bentuk pasif)

🔹 Fi'il Mudlari' Mabni Majhul (فِعْلُ الْمُضَارِعِ الْمَبْنِيُّ لِلْمَجْهُوْلِ = kata kerja waktu sekarang/ akan datang bentuk pasif)

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Bila Anda sudah mengerjakan semuanya, silakan mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut ini :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

5⃣2⃣ Pada saat idlafah (اِضَافَةٌ) yaitu susunan kata yang terdiri atas mudlaf (مُضَافٌ) dan mudlaf ilaih (مُضَافٌ اِلَيْهِ) ditempatkan sebagai isimnya inna (اِنَّ) dan saudara-saudaranya (اِسْمُ اِنَّ وَ اَخَوَاتُهَا) maka yang berubah i'rabnya hanyalah mubtada'. Sedangkan mudlaf ilaih tetap.

➖mudlaf (مُضَافٌ) i'rabnya berubah dari yang semula RAFA' (رَفْعٌ) menjadi NASHAB (نَصْبٌ).

➖ mudlaf ilaih (مُضَافٌ اِلَيْهِ) i'rabnya TETAP JARR (جَرٌّ).

I'rab jarr pada mudlaf ilaih terjadi karena bergabungnya mudlaf ilaih dengan mudlaf. Sehingga bisa dikatakan bahwa i'rab mudlaf ilaih TERKUNCI oleh mudlaf.

Sedangkan i'rab mudlaf bisa berubah-berubah tergantung letak idlafah dalam sebuah kalimat. Maka bisa dikatakan bahwa i'rab mudlaf BEBAS.

Untuk lebih jelas tentang pola perubahan ini, silakan Anda cermati tabel berikut ini :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

5⃣0⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 2.13) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Bila Anda sudah mengerjakan semuanya, silakan mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut ini :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

4⃣9⃣ I'rab na'at (نَعْتٌ = sifat) harus MENGIKUTI i'rab man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati) :

▪ bila i'rab man'ut adalah rafa' (رَفْعٌ) maka i'rab na'at juga harus rafa'.

(Silakan lihat kembali penjelasan pelajaran kedua poin 29 !)

▪ bila i'rab man'ut adalah jarr maka i'rab na'at juga harus jarr.

(Silakan lihat kembali penjelasan pelajaran kedua poin 29 !)

▪ bila i'rab man'ut adalah nashab (نَصْبٌ) maka i'rab na'at juga harus nashab.

Contoh :

اِنَّ الْمُسْلِمَ الصَّابِرَ نَاجِحٌ.

"Sesungguhnya muslim yang sabar itu berhasil. "

➖ Kata اَلْمُسْلِمَ (muslim itu) i'rabnya adalah nashab yang ditandai dengan harakat fathah pada huruf akhirnya, yaitu mim. I'rabnya semula rafa'. Berubah menjadi nashab karena didahului oleh inna (اِنَّ).

➖ kata اَلصَّابِرَ (yang sabar) bertindak sebagai na'at (=sifat) dari kata اَلْمُسْلِمَ. Karena i'rab kata اَلْمُسْلِمَ adalah nashab. Maka i'rab kata اَلصَّابِرَ juga harus nashab juga.

❌ Tidak boleh :

اَلْمُسْلِمَ الصَّابِرُ
اَلْمُسْلِمَ الصَّابِرِ

📝 Kesimpulan :

I'rab man'ut dan na'at adalah sama.

Untuk lebih jelasnya, silakan Anda perhatikan tabel berikut :

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

4⃣7⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 2.12) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

Latihan 2 - 11

Kerjakanlah sesuai contoh lengkap beserta terjemahannya!
1⃣ Soal No. 1

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

▪ Fungsinya :

Kata inna (اِنَّ) digunakan untuk menunjukkan makna taukid (تَوْكِيْدٌ = penekanan, penegasan) yang berfungsi untuk meyakinkan lawan bicara (مُخَاطَبٌ) agar tidak merasa ragu akan kebenaran berita yang disampaikan oleh penutur kalimat (مُتَكَلِّمٌ).

Dalam Bahasa Indonesia, kata inna (اِنَّ) bisa diterjemahkan sebagai : "sungguh", "sesungguhnya", "betul-betul", "benar-benar", "memang", "tentunya", "tentu saja".

Contoh 1 :

اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ

"Muslim itu sabar. "

Pada kalimat di atas penutur kalimat sekadar menyampaikan berita dan menganggap tidak ada yang mempermasalahkan kebenaran berita yang disampaikannya. Yaitu apakah "muslim itu" pada kenyataannya memang "sabar" atau tidak.

Contoh 2 :

اِنَّ الْمُسْلِمَ صَابِرٌ

"Sesungguhnya muslim itu sabar."
"Muslim itu betul-betul sabar."

Pada kalimat di atas, penutur kalimat berusaha untuk meyakinkan lawan bicaranya akan kebenaran berita yang disampaikannya. Sehingga tidak ada keraguan pada lawan bicaranya. Bahwa "muslim itu" pada kenyataannya memang "sabar". Tidak ada kenyataan lain selain itu.

Читать полностью…

Sistem Kilat Belajar Bahasa Arab

4⃣4⃣ Pola dasar :

Mari kita perhatikan kalimat paling atas pada kelompok kalimat bagian kanan :

اِنَّ الْمُسْلِمَ صَابِرٌ

Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :

☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :

اِنَّ : sesungguhnya

اَلْمُسْلِمَ : muslim itu

صَابِرٌ : orang yang sabar


☑ Tentukan kedudukan setiap kata :

🔹 Kata inna (اِنَّ = sesungguhnya)

🔹 Isimnya inna (اِسْمُ اِنَّ)

اَلْمُسْلِمَ : muslim itu

🔹Khabar inna (خَبَرُ اِنَّ) :

صَابِرٌ : orang yang sabar

☑ Pahami lalu terjemahkan!

اِنَّ الْمُسْلِمَ صَابِرٌ.

👉 Terjemahan :
"Sesungguhnya muslim itu sabar."

Читать полностью…
Subscribe to a channel