Sistem Cepat Belajar Bahasa Arab
LATIHAN 2 - 5
Kerjakanlah soal-soal berikut sesuai contoh!
(Untuk isim-isim dalam soal-soal berikut bila disebutkan bentuk jamaknya berarti jamaknya tidak beraturan (= jamak taksir))
1⃣ Soal No. 1
1⃣7⃣ Pola dasar :
Mari kita perhatikan kalimat paling atas pada kelompok kalimat bagian kanan :
اَلْمُسْلِمُ الصَّابِرُ نَاجِحٌ.
Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :
☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :
اَلْمُسْلِمُ : muslim itu
اَلصَّابِرُ : orang yang sabar itu
نَاجِحٌ : orang yang berhasil, beruntung
☑ Tentukan kedudukan setiap kata !
🔹 Mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek) :
اَلْمُسْلِمُ الصَّابِرُ
"muslim yang sabar itu"
👉 Mubtada' tersusun dari dua bagian yaitu :
➖ man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati). Yaitu :
اَلْمُسْلِمُ : muslim itu
➖ na'at (نَعْتٌ = sifat). Yaitu :
الصَّابِرُ : yang sabar
🔹 Khabar (خَبَرٌ = predikat) :
نَاجِحٌ : orang yang berhasil, beruntung
☑ Pahami lalu terjemahkan!
اَلْمُسْلِمُ الصَّابِرُ نَاجِحٌ.
👉 Terjemahan :
"Muslim yang sabar itu berhasil. "
Apakah Anda sudah mengerjakan semuanya?
Bisa Anda sudah selesai mengerjakan semuanya. Silakan Anda membuka kunci jawabannya berikut ini !
1⃣5⃣ Hal-hal tentang na'at (نَعْتٌ = sifat) dan man'ut (مَنْعَوْتٌ = yang disifati) :
☑ Pengertiannya :
➖ Na'at (نَعْتٌ = sifat) adalah ucapan yang berfungsi untuk menerangkan sifat /keadaan dari isim (اِسْمٌ = kata benda) sebelumnya.
➖ Man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati) adalah isim (اِسْمٌ = kata benda) yang disifati (= diterangkan sifat/ keadaannya) oleh ucapan sesudahnya.
☑ Ketentuannya :
📌 Na'at (نَعْتٌ = sifat) dan man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati) jumlahnya harus sama. Artinya harus :
➖ sama-sama mufrad (مُفْرَدٌ = tunggal, berjumlah satu).
Contoh :
مُسْلِمٌ صَابِرٌ
❌ Tidak boleh :
ُ
مُسْلِمٌ صَابِرَانِ
مُسْلِمٌ صَابِرُوْنَ
dan seterusnya
➖ sama-sama mutsanna (مُثَنَّى = ganda, berjumlah dua)
Contoh :
مُسْلِمَانِ صَابِرَانِ
❌ Tidak boleh :
مُسْلِمَانِ صَابِرٌ
مُسْلِمَانِ صَابِرُوْنَ
➖ sama-sama jamak (جَمْعٌ = jamak, lebih dari dua)
Contoh :
مُسْلِمُوْنَ صَابِرُوْنَ
❌ Tidak boleh :
مُسْلِمُوْنَ صَابِرٌ
مُسْلِمُوْنَ صَابِرَانِ
📌 Na'at (نَعْتٌ = sifat) harus sejenis dengan man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati). Artinya harus :
➖ sama-sama mudzakkar (مُذَكَّرٌ = berjenis laki-laki)
Contoh :
مَسْلِمٌ صَابِرٌ
مُسْلِمَانِ صَابِرَانِ
مُسْلِمُوْنَ صَابِرُوْنَ
dan seterusnya
❌ Tidak boleh :
مُسْلِمٌ صَابِرَةٌ
مُسْلِمَانِ صَابِرَتَانِ
مُسْلِمُوْنَ صَابِرَاتٌ
dan seterusnya
➖ sama-sama muannats (مُؤَنَّثٌ = berjenis perempuan)
Contoh :
مُسْلِمَةٌ صَابِرَةُ
مُسْلِمَتَانِ صَابِرَتَانِ
مُسْلِمَاتٌ صَابِرَاتٌ
dan seterusnya
❌ Tidak boleh :
مُسْلِمَةٌ صَابِرٌ
مُسْلِمَتَانِ صَابِرَانِ
مُسْلِمَاتٌ صَابِرُوْنَ
dan seterusnya
📌 Bila man'ut (مَنْعَوْتُ = yang disifati) nakirah (نَكِرَةٌ = tidak tentu) maka na'at (نَعْتٌ = sifat) juga harus nakirah (نَكِرَةٌ = tidak tentu)
Contoh :
مُسْلِمٌ صَابِرٌ
dan seterusnya
❌ Tidak boleh :
مُسْلِمٌ الصَّابِرُ
dan seterusnya
1⃣3⃣ Hal-hal tentang 'alam (عَلَمٌ = nama diri) :
☑ Pengertiannya :
yaitu isim yang menunjukkan sesuatu yang tertentu walaupun tanpa penanda apa pun.
Contoh :
مُحَمَّدٌ (Muhammad)
فَاطِمَةُ (Fatimah)
دِمَشْقُ (Damaskus)
اَلنِّيْلُ (Sungai Nil)
اَلْقَاهِرَةُ (Kairo)
👉 "yang menunjukkan sesuatu yang tertentu" artinya sesuatu yang disebut dengan isim tersebut adalah sesuatu yang sudah jelas dan pasti.
Contoh :
مُحَمَّدٌ (Muhammad)
Pada saat ada orang menyebut nama tersebut pasti yang ia maksudkan adalah satu orang yang bernama Muhammad. Apakah itu saudaranya, anaknya, temannya, atau yang lainnya. Bukan setiap orang yang bernama Muhammad.
Untuk itulah kata مُحَمَّدٌ (Muhammad) adalah ma'rifah (مَعْرِفَةٌ = tertentu).
👉 "tanpa penanda apa pun" seperti al (اَلْ) dan sebagainya.
Adapun al (اَلْ) pada kata اَلنِّيْلُ (Sungai Nil), اَلْقَاهِرَةُ (Kairo), dan sebagainya adalah tambahan yang didapatkan dari kebiasaan orang-orang Arab. Tidak ada ketentuan baku dalam hal ini. Sehingga bukan merupakan tanda dari 'alam (عَلَمٌ = nama diri)
✏ Kesimpulannya :
➖ 'alam (عَلَمٌ = nama diri) adalah ma'rifah (مَعْرِفَةٌ = tertentu) ada atau tidak ada al (اَلْ)
➖ karena ma'rifah (مَعْرِفَةٌ = tertentu) maka bisa ditempatkan sebagai mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek)
1⃣1⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 2.4) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!
Читать полностью…1⃣0⃣ Pola dasar :
Mari kita perhatikan kalimat paling atas pada kelompok kalimat bagian kanan :
ذَالِكَ الْمُسِلِمُ صَابِرٌ.
Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :
☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :
ذَالِكَ: itu
اَلْمُسْلِمُ : muslim itu
صَابِرٌ : orang yang sabar
☑ Tentukan kedudukan setiap kata !
🔹 Mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek) :
ذَالِكَ الْمُسْلِمُ (muslim itu)
👉 Cara menerjemahkan :
➖ kata "ITU" ditaruh belakang kata "muslim"
➖ kata "itu" setelah kata "muslim" dihilangkan
Dengan demikian :
"ITU muslim itu"
menjadi :
"muslim ITU"
🔹 Khabar (خَبَرٌ = predikat) :
صَابِرٌ (orang yang sabar)
☑ Pahami lalu terjemahkan!
ذَالِكَ الْمُسْلِمُ صَابِرٌ.
👉 Terjemahan 1 :
"Muslim ITU adalah orang yang sabar. "
👉 Terjemahan 2 :
"Muslim ITU sabar."
✏ Catatan :
🔎 Apa beda antara :
💧 Susunan 1 :
اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ.
"Muslim itu sabar. "
💧 Susunan 2 :
ذَالِكَ الْمُسْلِمُ صَابِرٌ.
"Muslim itu sabar. "
💡 Bedanya :
➖ Pada susunan 1 :
🔺 muslim mana yang dimaksud sudah jelas /tertentu orangnya.
🔺jauh atau dekatnya muslim tersebut dari penutur kalimat tidak diketahui secara pasti.
➖ Pada susunan 2 :
🔺 muslim mana yang dimaksud sudah jelas /tertentu orangnya.
🔺 muslim tersebut jaraknya JAUH dari penutur kalimat.
Pembaca yang budiman!
Materi yang saya sampaikan di chanel ini bisa juga Anda simak dalam format pdf di chanel ini :
/channel/mafatihusysyamilahpdf
8⃣ Pola dasar :
Mari kita perhatikan kalimat paling atas pada kelompok kalimat bagian kanan :
هذَا الْمُسِلِمُ صَابِرٌ.
Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :
☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :
هذَا : ini
اَلْمُسْلِمُ : muslim itu
صَابِرٌ : orang yang sabar
☑ Tentukan kedudukan setiap kata !
🔹 Mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek) :
هذَا الْمُسْلِمُ (muslim ini)
👉 Cara menerjemahkan :
➖ kata "INI" ditaruh belakang kata "muslim"
➖ kata "itu" setelah kata "muslim" dihilangkan
Dengan demikian :
"INI muslim itu"
menjadi :
"muslim INI"
🔹 Khabar (خَبَرٌ = predikat) :
صَابِرٌ (orang yang sabar)
☑ Pahami lalu terjemahkan!
هذَا الْمُسْلِمُ صَابِرٌ.
👉 Terjemahan 1 :
"Muslim INI adalah orang yang sabar. "
👉 Terjemahan 2 :
"Muslim INI sabar."
✏ Catatan :
🔎 Apa beda antara :
💧 Susunan 1 :
هذَا مُسْلِمٌ.
"Ini adalah seorang muslim"
💧 Susunan 2 :
هذَا الْمُسْلِمُ...
"Muslim ini... "
💡 Bedanya antara lain :
🔹 Beda 1 :
➖ susunan 1 adalah kalimat.
➖ susunan 2 BUKAN kalimat.
🔹 Beda 2 :
➖ Pada susunan 1 : kata setelah isim isyarah TIDAK ditambah al (اَلْ)
➖ Pada susunan 2 :
kata sesudah isim isyarah ditambah al (اَلْ)
Ada yang kurang jelas dengan pemaparan saya?
Silakan hubungi saya!
Caranya?
1) Klick link di bawah ini :
@abu_azizah
2) Pilih "Start Secret Chat"
3) Klick "OK"
4) Tulis pesan Anda seperti saat Anda menulis pesan lewat WA atau SMS
▶️ Kunci Latihan 2 - 1 Bagian 3
Читать полностью…▶️ Kunci Latihan 2 - 1 Bagian 1
Читать полностью…📌 Bagian 4 : Mubtada' berupa isim yang hanya punya bentuk mudzakkar atau muannats saja.
Kerjakanlah sesuai contoh!
1⃣ Soal No. 1
📌 Bagian 2 :
Kerjakanlah sesuai contoh !
1⃣ Soal No. 1
6⃣ Hal-hal terkait mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek) dan khabar (خَبَرٌ = predikat) :
☑ Pengertiannya :
Mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek) adalah اَلْمُخْبَرُ عَنْهُ (yang diberitakan, yang diceritakan, yang dibicarakan)
Khabar (خَبَرٌ = predikat) adalah اَلْمُخْبَرُ بِهِ (kata-kata yang digunakan untuk memberitakan /menceritakan/ membicarakan tentang mubtada')
☑ Polanya :
اَلْ ......(١)..... / .....(٢)......
(١) : mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek)
➖ berupa isim ma'rifah (اِسْمُ الْمَعْرِفَةِ = kata benda tertentu)
➖ tandanya : didahului al (اَلْ)
(٢) : khabar (خـبَرٌ = predikat)
➖ berupa isim nakirah (اِسْمُ النَّكِرَةِ = kata benda tidak tentu)
➖ tandanya : adanya tanwin, tidak adanya al (اَلْ)
Contoh :
اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ.
Bukan :
مُسْلِمٌ صَابِرٌ
مُسْلِمٌ الصَّابِرُ
اَلْمُسْلِمُ الصَّابِرُ
☑ Ketentuan :
Mubtada' dan khabar harus :
♦ Sama jumlahnya, artinya :
➖ sama-sama mufrad (مُفْرَدٌ = tunggal).
Contoh :
اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ.
"Muslim itu sabar".
➖ sama-sama mutsanna (مُثَنَّى = ganda)
Contoh :
اَلْمُسْلِمَانِ صَابِرَانِ.
"Dua orang muslim itu sabar."
➖ sama-sama jama' (جَمْعٌ ).
Contoh :
اَلْمُسْلِمَوْنَ صَابِرُوْنَ.
"Orang-orang muslim itu sabar. "
Tidak diperkenankan :
اَلْمُسْلِمُ صَابِرَانِ.
اَلْمُسْلِمُ صَبِرُوْنَ.
اَلْمُسْلِمَانِ صَابِرٌ
اَلْمُسْلِمُوْنَ صَابِرَانِ.
dan seterusnya
♦ Sama jenisnya, artinya :
➖ sama-sama mudzakkar (مُذَكَّرٌ = berjenis laki-laki)
Contoh :
اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ.
اَلْمُسْلِمَانِ صَابِرَانِ.
اَلْمُسْلِمُوْنَ صَابِرُوْنَ.
➖ sama-sama muannats (مُؤَنّـثٌ = berjenis perempuan).
Contoh :
اَلْمُسْلِمَةُ صَابِرَةٌ.
اَلْمُسْلِمَتَانِ صَابِرَتَانِ
اَلْمُسْلِمَاتُ صَابِرَاتٌ.
Tidak diperkenankan :
اَلْمُسْلِمَةُ صَابِرٌ.
اَلْمُسْلِمَتَانِ صَابِرَانِ.
اَلْمُسْلِمَاتُ صـابِرُوْنَ.
اَلْمُسْلِمُ صَابِرَةٌ
اَلْمُسْلِمَانِ صَابِرَتَانِ.
اَلْمُسْلِمُوْنَ صَابِرَاتٌ.
dan seterusnya.
📝 Pengecualian :
Khabar tidak harus sama jumlah dan jenisnya dengan mubtada' bila khabar berupa :
♦ isim yang tidak ada bentuk muannatsnya.
Contoh :
اَلصَّلَاةُ عَمَلٌ صَالِحٌ.
"Sholat adalah sebuah amalan sholih."
🔹 Kata اَلصَّلَاةُ (Sholat) adalah mubtada' yang berupa isim muannats. Tandanya adalah adanya ta' marbuthah.
🔹 Kata عَمَلٌ صَالِحٌ (amalan sholih) adalah khabar yang berupa isim mudzakkar. Tandanya adalah tidak adanya ta' marbuthah.
🔎 Mengapa bukan :
اَلصَّلَاةُ عَمَلَةٌ صَالِحَةٌ.
💡Jawabannya :
karena kata عَمَلٌ hanya punya bentuk mudzakkar saja, tidak punya bentuk muannats, yaitu عَمَلَةٌ.
♦ isim yang tidak ada bentuk mudzakkarnya
Contoh :
اَلْعَقْلُ نِعْمَةٌ.
"Akal itu adalah sebuah kenikmatan."
🔹 Kata اَلْعَقْلُ (akal) adalah mubtada' yang berupa isim mudzakkar. Tandanya adalah tidak adanya ta' marbuthah..
🔹 Kata نِعْمَةٌ (kenikmatan) adalah khabar yang berupa isim muannats. Tandanya adalah adanya ta' marbuthah.
🔎 Mengapa bukan :
اَلْعَقْلُ نِعْمٌ.
💡 Jawabannya :
karena kata نِعْمَةٌ hanya punya bentuk muannats. Tidak punya bentuk mudzakkar, yaitu نِعْمٌ
♦ isim yang tidak mengandung makna sifat.
Contoh :
اَلْجُمْلَةُ نَوْعَانِ.
"Jumlah (جُمْلَةٌ = kalimat) itu ada dua macam."
🔹 Kata اَلْجُمْلَةُ (kalimat) adalah mubtada'. Berupa isim mufrad muannats (= kata benda tunggal berjenis perempuan)
🔹 Sedangkan نَوْعَانِ (dua macam) adalah khabar. Berupa isim mutsanna mudzakkar (= kata benda ganda berjenis laki-laki). Bentuk tunggalnya adalah نَوْعٌ (satu macam). Tidak mengandung makna sifat.
👉 Isim yang mengandung makna sifat adalah isim yang bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia mengandung makna "yang".
Contoh :
صَابِرٌ ((orang) yang sabar)
قَائِمٌ ((orang) yang berdiri)
مَكْتَوْبْ ((sesuatu) yang ditulis)
شُجَاعٌ ((orang) yang berani)
اَفْضَلُ (yang lebih utama)
👉 Sedangkan isim yang tidak mengandung makna sifat tidak mengandung makna "yang" bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.
Contoh :
نَوْعٌ (jenis, macam)
نِعْمَةٌ (kenikmatan)
اِسْتِقْلاَلٌ (kemerdekaan)
رَجُلٌ (seorang laki-laki)
مِفْتَاحٌ (sebuah kunci)
مَغْرِبٌ (waktu magrib)
1⃣8⃣ Bila man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati) adalah isim ma'rifah (اِسْمُ الْمَعْرِفَةِ = kata benda tertentu) maka na'at (نَعْتٌ = sifat) juga harus berupa isim ma'rifah juga.
Salah satu tanda bahwa sebuah isim (اِسْمٌ = kata benda) adalah ma'rifah (مَعْرِفَةٌ = tertentu) adalah adanya al (اَلْ) di bagian awalnya.
Contoh :
اَلْمُسْلِمُ الصَّابِرُ
❌ Tidak boleh :
اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ
karena susunan di atas bukan lagi susunan man'ut - na'at. Tetapi sudah menjadi susunan mubtada' - khabar.
1⃣6⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 2.5) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!
Читать полностью…LATIHAN 2 - 4
Kerjakanlah soal-soal berikut sesuai contoh!
(Untuk na'at dan man'ut bila disebutkan bentuk jamaknya berarti jamaknya tidak beraturan (= jamak taksir))
1⃣ Soal No. 1
1⃣4⃣ Kata وَ adalah salah satu di antara huruf-huruf 'athaf (حُرُوْفُ الْعَطْفِ = kata-kata sambung).
☑ Fungsi : sebagai penghubung antara kata atau antar kalimat.
☑ Terjemahannya : dan, serta, demikian juga, demikian pula
☑ Cara penulisannya : ditulis BERULANG di antara kata/ kalimat yang disambungkan.
Contoh :
مُحَمَّدٌ وَ عَلِيٌّ وَ عَبَّاسٌ مُسْلِمَوْنَ صـابِرُوْنَ.
❌ Bukan :
مُحَمَّدٌ، عَلِيٌّ، وَ عَبَّاسٌ مُسْلِمَوْنَ صَابِرُوْنَ.
Berbeda dengan penulisan dalam Bahasa Indonesia. Kata sambung cukup ditulis di bagian TERAKHIR. Sedangkan kata-kata yang disambungkan dipisahkan dengan tanda KOMA.
Contoh :
مُحَمَّدٌ وَ عَلِيٌّ وَ عَبَّاسٌ مُسْلِمَوْنَ صـابِرُوْنَ.
👉 Terjemahannya :
"Muhammad, Ali, DAN Abbas adalah orang-orang muslim yang sabar"
❌ Bukan :
"Muhammad DAN Ali DAN Abbas adalah orang-orang muslim yang sabar. "
1⃣2⃣ Pola dasar :
Mari kita perhatikan kalimat paling atas pada kelompok kalimat bagian kanan :
مُحَمَّدٌ مُسْلِمٌ صَابِرٌ.
Kemudian lakukan langkah-langkah berikut :
☑ Bagi kalimat menjadi kata-kata penyusunnya, lalu cari arti setiap kata :
مُحَمَّدٌ : Muhammad
مُسْلِمٌ : seorang muslim
صَابِرٌ : orang yang sabar
☑ Tentukan kedudukan setiap kata !
🔹 Mubtada' (مُبْتَدَاءٌ = subjek) :
مُحَمَّدٌ (Muhammad)
🔹 Khabar (خَبَرٌ = predikat) :
مُسْلِمٌ صَابِرٌ (seorang muslim yang sabar)
👉 Khabar (خَبَرٌ = predikat) terdiri dari dua bagian :
➖ Man'ut (مَنْعُوْتٌ = yang disifati), yaitu :
مُسْلِمٌ (seorang muslim)
➖ Na'at (نَعْتٌ = sifat), yaitu :
صَابِرٌ (yang sabar)
☑ Pahami lalu terjemahkan!
مُحَمَّدٌ مُسْلِمٌ صَابِرٌ.
👉 Terjemahan :
"Muhammad adalah seorang muslim yang sabar. "
LATIHAN 2 - 3
Kerjakan kembali latihan 2 - 1 bagian 2 sampai dengan bagian 4 namun dengan menambahkan isim isyarah (اِسْمُ الْاِشَارَةِ = kata penunjuk) untuk jarak jauh di depannya !
9⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 2.3) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!
Читать полностью…LATIHAN 2 - 2
Kerjakan kembali latihan 2 - 1 bagian 2 sampai dengan bagian 4 namun dengan menambahkan isim isyarah (اِسْمُ الْاِشَارَةِ = kata penunjuk) untuk jarak dekat di depannya !
7⃣ Silakan dengarkan rekaman berikut (rek 2.2) lalu ulangi bacaan dalam rekaman tersebut!
Читать полностью…▶️ Kunci Latihan 2 - 1 Bagian 4
Читать полностью…▶️ Kunci Latihan 2 - 1 Bagian 2
Читать полностью…Apakah Anda sudah mengerjakan semua soal-soal di atas?
Bila Anda sudah mengerjakan semua soal di atas silakan melihat kunci jawabannya berikut ini :
📌 Bagian 2 : Mubtada' atau Khabar berupa isim yang bentuk jamaknya tidak beraturan (jamak taksir)
Kerjakan sesuai contoh!
Bila tidak disebutkan bentuk jamaknya berarti jamaknya beraturan (jamak salim)
1⃣ Soal No. 1
📚 LATIHAN 2 - 1
📌 Bagian 1 : Huruf Qomariyah dan Huruf Syamsiyah
Kerjakanlah sesuai contoh!
☑ Terjemahan al (اَلْ) dalam Bahasa Indonesia :
➖ "itu", "tersebut", "yang dimaksud"
=> menunjukkan pada sesuatu yang sudah disebutkan dalam pembicaraan /kalimat sebelumnya (لِلْعَهْدِ الذِّكْرِيِّ)
Contoh :
هذَا كِتَابٌ. اَلْكِتَابُ كَبِيْرٌ.
"Ini adalah sebuah buku. Buku itu besar. "
➖ "sang" (bila bermaksud memuliakan), "si" (bila bermaksud merendahkan), terkadang tidak diterjemahkan (seperti dalam contoh di bawah ini)
=> menunjukkan sesuatu yang sudah ada dalam pikiran. Seolah-olah penutur kalimat dan lawan bicaranya sudah sama-sama tahu tentang apa/siapa yang dimaksud. Meskipun tidak ada pembicaraan /kalimat sebelumnya (لِلْعَهْدِ الذِّهْنِيِّ)
Contoh :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
"NABI shallallaahu alaihi wasallam bersabda... "
Baik dalam pikiran penutur kalimat maupun lawan bicaranya sudah ada pengetahuan tentang siapa NABI ( اَلنَّبِيٍُ ) yang dimaksud. Walaupun sebelum mengucapkan kalimat ini penutur kalimat tidak mengatakan apa pun.
➖ "saat ini", "sekarang ini", "ini" (لِلْعَهْدِ الْحُضَوْرِيِّ)
Contoh :
يـوْمًا (pada suatu hari)
Dengan ditambah al (اَلْ) maknanya menjadi :
اَلْيَوْمَ (pada hari sekarang ini, pada hari ini)
➖ "setiap", "tiap-tiap", "semua", "seluruh", "seluruhnya" (لاٌسْتٌغْرَاقِ جَمِيْعِ اَفْرَادِ الْجِنْسِ)
Contoh :
وَ خُلِقَ الاِنْسَانُ ضَعِيْفًا
"Dan setiap manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah"
➖ "sejati", "tulen", "yang sebenarnya" (لاِسْتِغْرَاقِ جَمِيْعِ خَصَائِصِ الْجِنْسِ)
Contoh :
اَنْتَ الرَّجُلُ
"Kamu (benar-benar) pria sejati".
Artinya : "Ada padamu seluruh sifat-sifat pria".
➖ "pada hakikatnya", "pada dasarnya", "pada asalnya" (لِبَيَانِ الْحَقِيْقَةِ)
Contoh :
اَلرَّجُلُ اَصْبَرُ مِنَ الْمَرْأَةِ.
"Pada dasarnya pria itu lebih tabah daripada wanita"
Sebab kenyataannya, ada juga wanita yang lebih tabah daripada pria.
➖ "yang" (لِلْوَصْلِ)
Contoh :
اَكْرِمْ الْمُكْرِمَ ضَيْفَهُ !
"Muliakanlah (orang) yang memuliakan tamunya !"