isnadnet | Unsorted

Telegram-канал isnadnet - ISNAD

1956

Menyampaikan al-Haqq

Subscribe to a channel

ISNAD

TIDAK ADA SEORANG PUN MASUK SURGA KARENA AMALAN NYA

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rosūlullōh ﷺ bersabda:

" Sesungguhnya tidak ada seorang pun di antara kalian yang akan masuk surga karena amalannya." Mereka bertanya, "Ya Rosūlullōh, bahkan juga engkau?" Beliau menjawab, "Ya, bahkan saya pun tidak akan masuk surga karena amalan saya, kecuali jika Allōh melimpahkan rahmat-Nya kepada saya."
_____
Muttafaqun Alayhi

Hikmah nya ;

Berita dari Nabi ﷺ mengajarkan kita tentang pentingnya mengharap rahmat Allōh dan SUPAYA menjauhi perasaan ujub (bangga) dengan amal ibadahnya, serta memberikan harapan bagi mereka yang merasa putus asa karena banyak nya dosa

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

METODE SALAF: DALAM BERDAKWAH, AGAR MANUSIA TIDAK BERLARI MENJAUHI AL-HAQQ

Oleh : Abu Yahya as-Samarindy

Dakwah adalah suatu kegiatan yang sangat mulia dalam Islam. Namun, dalam melaksanakan dakwah, ada berbagai pendekatan yang bisa diambil. Salah satu pendekatan yang sangat penting adalah kelembutan, yang tidak hanya mencerminkan akhlak yang baik tetapi juga merupakan salah satu metode yang diajarkan oleh para salaf.

Allōh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Serulah ke jalan Robb mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik
____
QS. An-Nahl: 125


Ayat ini menunjukkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hikmah, yaitu bijaksana, serta cara yang baik. Kelembutan dalam dakwah sangat penting untuk menghindari penolakan dan membuat orang lebih terbuka untuk mendengarkan kebenaran.

Berikut adalah ucapan ulama salaf yang menekankan pentingnya kelembutan dalam berdakwah agar manusia tidak lari menjauhi kebenaran :

1. Abu Darda':

الدعوة إلى الناس برفق خير من إكراههم على القبول
__
Jami' al-Ulum wal-Hikam


Berdakwah kepada manusia dengan kelembutan adalah lebih baik daripada memaksa mereka untuk menerima

2. Ibnu Mas'ud:

كونوا دعاة إلى الله وأنتم صادقون، فإنه لا أحد يريد الخير من الجافي
_
Tafsir al-Qur'an al-Azim


Jadilah kamu seorang da'i yang mencintai, bukan seorang yang menyakiti, karena tidak ada seorang pun yang menginginkan kebaikan dari orang yang kasar."

3. Hasan Al-Bashri:

قل لمن أراد أن يحاورك: تكلم برفق، ليُفتح قلبه ولا يُغلق أمامك.
___
Hilyat al-Awliya


Katakanlah kepada orang-orang yang ingin berdialog denganmu: ‘Bicaralah dengan cara yang lembut, agar hati mereka terbuka dan tidak menutup diri terhadapmu.’”

4. Sufyan Ats-Tsauri:

أبلغ العلم برفق ولين، فإن الخير في الدعوة نور يضيء القلوب
____
Hilyat al-Awliya


Sampaikanlah ilmu dengan cara yang baik dan lembut, karena kebaikan dalam dakwah adalah cahaya yang menerangi hati."

5. Al-Hasan Al-Bashri

إن من اللين أن تكون للناس صديقًا، فلو كنت لينًا لهم، سمعوك وتبعوك."
___
Az-Zuhd


Bersikap lembut kepada manusia adalah bagian dari keimanan. Jika engkau bersikap lembut, orang akan mendengarkanmu dan mengikutimu"

Na'am, perkataan para salafush shalih di atas menekankan pentingnya kelembutan dan cara yang baik dalam berdakwah, sehingga orang-orang lebih terbuka dan bersedia menerima kebenaran yang disampaikan.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

WASPADA GERAKAN PLURALISME MANHAJ
__
Oleh : Abu Yahya as-Samarindy

بسْــــــــــــــم اللهِ الرحمنِ الرَحِيـــــم

Dalam prinsip Ahlussunnah wal Jama'ah, pluralisme manhaj tidak dapat diterima karena bertentangan dengan prinsip dasar ittiba' (mengikuti) terhadap Al-Qur'an, As-Sunnah, dan pemahaman para sahabat (Salafush Shalih).

Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa

____
QS. Al-An'am: 153

Ahlussunnah menekankan bahwa manhaj harus mengikuti jalur yang telah ditetapkan oleh para salaf, dan setiap penyimpangan dari manhaj yang benar perlu dijelaskan agar umat tidak terjatuh dalam kesalahan.

Mengapa Pluralisme Manhaj Ditolak ?

1. Mengaburkan Kebenaran dan Kebatilan: Pluralisme manhaj berpotensi mengaburkan batas antara kebenaran dan kesesatan. Dengan menganggap semua manhaj sebagai benar, hal ini membuka jalan bagi pemikiran yang menyimpang untuk diterima.

2. Melemahkan Prinsip Al-Wala' wal Bara': Prinsip al-wala’ (loyalitas) terhadap kebenaran dan al-bara’ (berlepas diri) dari kebatilan menjadi lemah ketika semua pemahaman dianggap sah.

3. Menyalahi Prinsip Ittiba’: Ahlussunnah menetapkan prinsip ittiba’ kepada Rasulullah ﷺ dan pemahaman para sahabat. Pluralisme manhaj malah membuka ruang bagi penafsiran yang menyeleweng dari pemahaman tersebut.

Contoh Penolakan Ulama terhadap Pluralisme Manhaj

Para ulama salaf selalu berpegang teguh kepada manhaj yang benar dan memperingatkan terhadap manhaj-manhaj yang menyimpang.

Imam Al-Barbahari berkata:

 اعْلَمُوا أنّ الإسلام هو السنة، والسنة هي الإسلام، ولا يقوم أحدهما إلا بالأخر.

Ketahuilah, bahwa Islam
adalah sunnah (ajaran Nabi ﷺ ) dan sunnah adalah Islam, keduanya tidak bisa terpisahkan."
___
Syarhussunnah Lil Imam al-Barbahari, hlm. 35

Hal ini menegaskan bahwa tidak boleh mencampurkan manhaj yang menyimpang dalam memahami Islam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga menolak manhaj yang berseberangan dengan jalan para sahabat dan tabi’in, karena jalan mereka adalah satu-satunya jalan keselamatan.

“Barangsiapa yang menyimpang dari pendapat para sahabat dan para tabi’in serta para ulama setelah mereka yang mengikuti mereka dalam kebaikan, maka ia telah menyimpang menuju jalan kesesatan, meskipun ia tidak bermaksud demikian. Karena itu, wajib untuk selalu mengikuti manhaj dan aqidah yang disepakati oleh para sahabat dan ulama yang mengikuti mereka.”
__
Majmu’ Al-Fatawa, 4/149

Beliau juga berkata:

“Sungguh, perselisihan dalam prinsip-prinsip agama (ushuluddin) lebih buruk daripada perselisihan dalam masalah cabang (furu’). Oleh karena itu, Nabi ﷺ memperingatkan bahaya perselisihan dalam ushul (pokok-pokok agama) karena bisa menyebabkan perpecahan yang besar di kalangan umat Islam.”
___
Majmu’ Al-Fatawa, 5/53

Dengan demikian, PLURALISME MANHAJ tidak sesuai dengan pemahaman Ahlussunnah, karena berpotensi merusak kesatuan umat di atas kebenaran yang telah digariskan oleh Rasulullah ﷺ dan para salafush shalih.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

Dari ‘Ubadah bin Hamzah, ia berkata:

“Aku pernah masuk menemui Asma’ binti Abu Bakar – semoga Allōh meridhai keduanya – ketika ia sedang membaca ayat:

۞ فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَیۡنَا وَوَقَىٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ

“Maka Allōh memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka yang membakar.”
___
QS. Ath-Thur: 27

Kemudian ia berhenti pada ayat tersebut, dan terus mengulang-ulangnya sambil berdoa. Waktu itu terasa lama bagiku, hingga aku pergi ke pasar untuk menyelesaikan urusanku, lalu aku kembali, namun ia masih mengulang-ulang ayat tersebut dan berdoa.”
_____
At-Tibyan fi Adab Hamalat Al-Qur’an, 1/85

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

Sumber ;
https://twitter.com/ISNADnet/status/1161130421255413763?s=09

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

PUJI DI AWAL, CELA DI AKHIR: KETIDAKTEGUHAN DALAM MENILAI KEBENARAN

Oleh ; Abu Yahya as-Samarindy

Dalam keseharian, kita sering menemukan fenomena di mana seseorang dipuji dengan begitu tinggi pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu, orang yang sama kemudian dicela dan dijatuhkan. Perubahan sikap yang drastis ini bukan hanya sekadar hasil dari perbedaan pandangan, melainkan cerminan dari ketidakteguhan dalam menilai kebenaran.

Fenomena ini adalah contoh nyata dari sifat talawwun, yaitu sifat yang berubah-ubah seperti bunglon, yang tidak memiliki pendirian yang kuat dan mudah terpengaruh oleh hawa nafsu dan keadaan alias bermuka dua.

Sifat plin-plan seperti ini adalah musuh utama istiqamah. Ketika seseorang tidak memiliki keteguhan dalam memegang prinsip yang benar, ia akan mudah terombang-ambing oleh bisikan dan pengaruh dari orang lain. Pada akhirnya, mereka yang dulunya dipuji karena sejalan dengan keinginan atau kepentingan tertentu, kemudian dicela ketika tidak lagi dianggap sesuai dengan hawa nafsu mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik urusan adalah yang tengah-tengah (istiqamah)."

Keteguhan adalah kunci agar kita tidak terjerumus dalam sikap mudah berubah-ubah seperti ini.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah berkata, "Di antara tanda kejujuran seorang mukmin adalah bahwa dia konsisten dalam agamanya dan tidak berubah-ubah (mutalawwin) dalam agamanya." Keteguhan dalam prinsip adalah cerminan dari hati yang jujur, sementara sifat mutalawwin menandakan kurangnya kepercayaan dan keyakinan dalam kebenaran.

Lebih jauh lagi, Islam mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam memuji maupun mencela seseorang. Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengingatkan, "Sesungguhnya orang yang paling aku benci adalah orang yang suka mencari muka, mudah memuji di hadapan orang lain, namun ketika di belakang ia justru mencelanya."

Sifat ini mengarah pada konflik batin, di mana pujian yang diberikan hanya untuk menyesuaikan diri atau mencari keuntungan duniawi, sementara hati tidak konsisten.

Perpecahan dan perselisihan yang terjadi akibat ketidakteguhan ini juga membawa bahaya besar.

Ibnu Mas'ud juga berkata, "Perselisihan itu adalah keburukan." Ketika kita mudah berselisih dan berpindah-pindah pandangan hanya karena hawa nafsu, kita membuka pintu fitnah dan menimbulkan perpecahan di tengah umat.

Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk istiqamah dan konsisten dalam menjalankan ajaran agama, serta berusaha untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran, meskipun hal itu mungkin terasa sulit.

Untuk menjaga diri dari sifat bunglon dan plin-plan dan bermuka dua, kita juga diajarkan untuk hanya mengambil berita dari orang-orang yang terpercaya.

Imam Malik rahimahullah pernah berkata, "Ketahuilah bahwa tidak semua yang kamu dengar layak untuk dipercayai. Ambillah ilmu dan berita dari orang yang benar dan dapat dipercaya."

Ini adalah prinsip dasar dalam menjaga kemurnian keyakinan dan kejelasan pandangan, sehingga kita tidak terpengaruh oleh berita atau informasi yang belum jelas kebenarannya (berubah-ubah)

Dengan demikian, sifat mutalawwin (plin-plan) bukan hanya sekadar kelemahan pribadi seseorang, melainkan penyakit yang bisa merusak hubungan sosial dan memecah belah umat. Pujian yang disertai celaan di belakang hanya menunjukkan ketidakmurnian hati dan ketidakteguhan dalam memegang prinsip. Sebaliknya, istiqamah, keteguhan dalam memegang kebenaran, serta menghindari perselisihan dan berita yang tidak terpercaya adalah jalan untuk menjaga persatuan diatas alhaqq dan ketenangan dalam bermanhaj.

Walloohu a'lam

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

PARA SHAHABAT NABI ﷺ ADALAH MANUSIA YANG MENJAUHI TAKALLUF

Oleh: Abu Yahya as-Samarindy

بسْــــــــــــــم اللهِ الرحمنِ الرَحِيـــــم

قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ

Artinya ; “Katakanlah (hai Muhammad): “Aku tidak meminta upah sedikit pun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang takalluf.”
____
Qs. Shad: 86

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْـَٔاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا

Artinya: "Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allōh dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allōh ."
_____
Qs. Al-Ahzab ; 21

Ayat diatas menegaskan pentingnya meneladani Rasulullah ﷺ dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk hidup sederhana, bersikap seimbang, dan menjauhi sikap berlebihan.

APA ITU TAKALLUF

Kata takalluf (تَكَلُّف) berasal dari kata bahasa arab ka-la-fa (كَلَفَ), yang bermakna "membebani" atau "memaksakan".

(takallafa - تَكَلَّفَ) – "dia memaksakan dirinya" atau "dia berpura-pura".

(takalluf - تَكَلُّف) – "pemaksaan diri" atau "berpura-pura".

Jadi takalluf ini merujuk pada sikap seseorang yang bersusah payah atau memaksakan diri untuk mencapai sesuatu yang di luar kemampuannya atau tidak sesuai dengan keadaan aslinya..

MEREKA GENERASI YANG MENJAUHI SIKAP TAKALLUF

Sahabat-sahabat Nabi ﷺ dikenal dengan sikap rendah hati dan kesederhanaannya. Mereka tidak suka menonjolkan diri atau berbuat sesuatu yang berlebihan untuk menarik perhatian orang lain.

Nabi ﷺ sendiri pernah berkata ;

Kami adalah umat yang tidak mengenal takalluf
__
HR. Ahmad dan Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad

Dalam hal ini, para sahabat mengikuti teladan Rasulullah ﷺ yang tidak suka berpura-pura atau mempersulit diri.

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ نُهِينَا عَنْ التَّكَلُّفِ

Telah diriwayatkan dari 'Umar Radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata: "Kami dilarang untuk memaksakan diri (takalluf)."
___
HR. Bukhori 6749

Demikian juga sahabat Nabi ﷺ seperti 'Abdullah bin Mas'ud rodhiyAllōhu 'anhuma menekankan agar seseorang beribadah sesuai kemampuan tanpa memaksakan diri.

Ketika beliau melihat beberapa orang memaksakan diri dalam ibadah, dia menasihati mereka agar mengikuti cara Nabi ﷺ, yaitu bersikap seimbang dalam beribadah tanpa mempersulit diri.

Salah satu hadis menyebutkan:

Binasa orang-orang yang berlebih-lebihan.
_
HR. Muslim

Ini menunjukkan bahwa takalluf dalam ibadah tidak dianjurkan, dan para sahabat sangat menjauhi sikap ini.

Para sahabat juga sangat berhati-hati dalam berbicara, tidak berlebihan dalam berbicara untuk menonjolkan diri.

'Utsman bin Affan rodhiyAllohu 'anhu, misalnya, adalah sosok yang sangat pemalu dan tidak pernah berpura-pura dalam tindakannya.

Sahabat lain seperti Abu Bakar rodhiyAllohu' anhu juga dikenal sebagai pribadi yang sangat tulus dan rendah hati.

Para sahabat juga sangat nampak tidak membebani diri mereka dalam urusan duniawi. Mereka menerima takdir dengan lapang dada dan menjalani kehidupan apa adanya, tanpa berpura-pura memiliki apa yang tidak mereka miliki.

Walhasil, takalluf sangat dihindari oleh para sahabat Nabi ﷺ karena mereka memahami bahwa Islam menuntut ketulusan dan kejujuran, baik dalam hal ibadah, perkataan, maupun perbuatan.

Al- Imam Ibnul Qoyyim berkata :

Para sahabat adalah orang yang paling baik hatinya, dalam ilmunya, paling sedikit takallufnya, dibanding dengan yang lain, (padahal) mereka paling dekat dengan kebenaran.

Walloohu a'lam

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

WASPADA PERANGKAP SYAITHON PADA LIVE STREAMING KHUSUS AKHWAT

Oleh ; Abu Yahya As-Samarindy

Dalam era digital yang semakin maju ini, banyak dari kita, khususnya para akhwat, terjebak dalam TREN yang seolah-olah terlihat tidak berbahaya, namun sebenarnya menyimpan perangkap yang sangat berbahaya. Salah satunya adalah fenomena live streaming. Tanpa disadari, live streaming sering kali menjadi medium bagi para syaithon untuk menjerumuskan hamba-hamba Allōh ke dalam kelalaian, perbuatan sia-sia, bahkan dosa.

Syaithon sangat cerdas dalam memanfaatkan celah ini. Apa yang dimulai sebagai niat baik, seperti berbagi ilmu atau pengalaman, bisa berubah menjadi ajang untuk menarik perhatian dan pujian dari orang lain. Tidak sedikit yang terjebak dalam pencarian validasi sosial melalui like, komentar, atau jumlah penonton, yang pada akhirnya menjerumuskan hati dalam riya (pamer) dan takabbur (sombong).

Lebih berbahaya lagi, live streaming juga sering menjadi sasaran para pria yang berniat buruk. Mereka akan mencari kesempatan untuk mengumpulkan informasi pribadi, seperti nomor kontak, atau mencoba memulai percakapan pribadi melalui chat. Dengan dalih ingin mengenal lebih jauh atau memberi dukungan, mereka bisa saja memancing ke arah obrolan yang tidak pantas atau membuka celah fitnah yang lebih besar. Dalam banyak kasus, interaksi semacam ini dapat berujung pada kejahatan online atau pelecehan secara verbal yang tidak diinginkan.

Syaithon juga membisikkan rasa aman yang palsu, seakan-akan tampil di dunia maya tidak memiliki dampak nyata di dunia akhirat. Padahal, segala perbuatan kita, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allōh Subhanahu wa Ta'ala.

Oleh karena itu, sangat penting bagi para akhwat untuk selalu berhati-hati, memperkuat niat, dan memikirkan dampak dari setiap langkah yang diambil di dunia digital ini. Jangan biarkan syaithon menjadikan platform live streaming sebagai jalan untuk menggoyahkan keimanan kita atau meruntuhkan kehormatan diri. Tetaplah istiqomah dalam menjaga diri dan kehormatan, serta selalu ingat bahwa ridha Allōh lebih utama dari segala pujian manusia.

Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk dan perlindungan dari segala tipu daya syaithon.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

TELEGRAM @isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

Berkata Abul Aswad ad-Duali (Tabi'in) dalam bait-bait syair nya :

يا أَيُّها الرَجُلُ المُعَلِّمُ غَيرَهُ

Wahai orang yang mengajarkan orang lain,

هَلا لِنَفسِكَ كانَ ذا التَعليمُ

Mengapa tidak untuk dirimu sendiri engkau berikan pengajaran itu?

تَصِفُ الدَّواءَ لِذي السَّقامِ وَذي الضَّنا
Engkau meresepkan obat untuk yang sakit dan yang lemah,

كيما يَصحّ بِهِ وَأَنتَ سَقيمُ
Agar ia sembuh dengan obat itu, sementara engkau sendiri sakit.

وَتَراكَ تُصلِحُ بالرشادِ عُقولَنا

Dan engkau terlihat memperbaiki pikiran kami dengan petunjuk,

أَبَداً وَأَنتَ مِن الرَّشادِ عَديمُ
Namun, engkau sendiri tidak memiliki petunjuk itu.

..... Bersambung

Читать полностью…

ISNAD

JAGO DEBAT TANDA SEORANG SALAFI ?

Telah shahih dari Ad-Daruquthni rohimahullōh bahwa ia berkata:

مَا شَيْءٌ أَبغضُ إِلَيَّ مِنْ عِلمِ الكَلاَمِ

" Tidak ada sesuatu yang paling Aku benci dari ilmu kalam. "

Imam Adz-Dzahabi rohimahullōh mengomentari nya ;

" Beliau (Ad-Daruquthni) sama sekali tidak pernah menyentuh ilmu kalam dan tidak pula ilmu jidal (perdebatan), dan tidak pula mendalaminya. Namun Beliau adalah seorang SALAFI (pengikut manhaj salaf)."
_____
Siyar A'lam an-Nubalā: 16:457

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

APAKAH ABU TUROB (BENGKULU) TAWAQQUF PADA FITNAH TN - ABU HAZIM (MAGETAN)

Ditanyakan ke Abu Turob (Bengkulu) pada 28 Jumadil Akhir 1445 H ¹

Bagaimana mauqif mu tentang Abu Hazim (Magetan), beliau menjawab 'Ana sudah selesai ² dengan Abu Hazim'

Catatan :
¹ saat kami berjumpa di Jakarta sepulang Umroh beliau ditahun 1445 H.

² Berlepas diri, meninggalkan abu hazim, tidak ada urusan lagi dengan dia, sudah disampaikan banyak hujjah sejak dulu (berkali-kali) tapi masih keras kepala dengan bid'ah TN nya - - ini adalah maksud dan penjelasan dari lisan Abu Turob dari kata 'selesai' saat kami bertanya ulang maknanya saat itu juga.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

TELEGRAM @isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

KESETIAAN PARA SALAFUSH SHALIH PADA KEBENARAN
__
Bag. 1
PENGANTAR

Oleh : Abu Yahya @isnadnet

" Apakah manusia mengira mereka dibiarkan berkata: ‘Kami telah beriman’ se-dangkan mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala melihat siapakah orang-orang yang jujur (dalam keimanannya) dan siapa (pula) yang berdusta.” (Al-’Ankabut: 2-3)

Telah sah adanya tazkiyah terhadap 3 (Tiga) kurun generasi terbaik umat ini (para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in). Pujian tersebut sebagai kurun terbaik berdampak tidak ditemukan contoh dari kalangan mereka yang sudah berada di atas jalan yang benar kemudian berpaling dan membela kebatilan.

Tiga Generasi salafush shalih dikenal karena komitmen mereka yang kuat terhadap kebenaran dan keteguhan dalam menjalankan ajaran Islam. Mereka adalah generasi yang sangat dekat dengan Rosūlullōh ﷺ dan menerima langsung atau hampir langsung ajaran Islam dari sumber aslinya.

Namun, jika kita meninjau sejarah secara lebih luas, ada beberapa contoh individu dari mereka pernah "tergelincir" misalnya terlibat dalam fitnah perselisihan atau salah penafsiran dalam isu-isu tertentu. Meskipun demikian, mereka segera menyadari kesalahan mereka dan kembali ke jalan yang benar, atau Allōh memberikan ampunan bagi mereka karena niat mereka yang tulus dan keimanan mereka yang kuat.

Sebagai contoh, beberapa sahabat yang terlibat dalam Perang Jamal atau Perang Shiffin dapat dilihat sebagai mereka yang terlibat dalam perselisihan yang sangat kompleks. Namun, ini bukanlah contoh yang tepat dari membela kebatilan secara sengaja, melainkan lebih kepada perbedaan ijtihad dan pemahaman dalam situasi yang sangat sulit dan penuh fitnah.

Secara keseluruhan, para salafush shalih dikenal karena kesetiaan mereka terhadap kebenaran, dan sangat jarang atau hampir tidak ada contoh di mana seseorang dari generasi ini secara sengaja beralih membela kebatilan setelah berada di atas jalan yang benar. Jika pun ada kesalahan, mereka segera kembali dan memperbaiki diri , menunjukkan keikhlasan dan keteguhan mereka dalam iman.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

MENGEMIS MENCARI SIMPATI DENGAN MEMUJI SETINGGI LANGIT KEPADA MAKHLUK YANG DULU MENDUKUNG BID'AH

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullōh berkata :

ليس لأحد أن ينصب للأمة شخصا يدعو إلى طريقته، ويوالي ويعادي عليها غير النبي صلى الله عليه وسلم، ولا ينصب لهم كلاما يوالي عليه ويعادي غير كلام الله ورسوله وما اجتمعت عليه الأمة، بل هذا من فعل أهل البدع."

Tidak dibenarkan bagi siapa pun untuk menjadikan seseorang sebagai panutan bagi umat sehingga ia menyeru pada jalannya, mencintai atau membenci karenanya, kecuali Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak boleh pula ia menjadikan suatu ucapan sebagai patokan untuk dicintai atau dibenci selain ucapan Allah dan Rasul-Nya serta apa yang disepakati oleh umat. Ini adalah perbuatan ahli bid’ah."
____
Majmu' al-Fatawa, 20/164

Memberikan pujian berlebihan kepada seseorang yang pernah terlibat dalam bantuan penyebaran bid'ah tanpa evaluasi kritis bisa menjadi bentuk dukungan terhadap kesalahan mereka di masa lalu. Hal ini tidak hanya menyesatkan tetapi juga bisa memperdaya umat sehingga mereka tidak lagi mampu membedakan mana yang haqq dan mana yang bathil.

Sosok yang kini hadir menjadi pahlawan (kesiangan) tidak banyak yang mengetahui bagaimana sepak terjang dulunya, bahkan pengekor nya membenarkan "kesamaran" terjatuhnya si tokoh membela bid'ah dan belum diumumkan sejak kapan taubat.

WASPADA kami mengetahui, sedang kalian tidak.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

KALAU SEKEDAR MEMBAWA KITAB , KELEDAI PUN BISA

Oleh ; Abu Yahya as-Samarindy

Banyak orang menyangka bahwa sekedar memiliki pengetahuan dan membawa kitab-kitab sambil masuk masjid sudah cukup dirinya disebut berilmu. Namun, hal itu hanyalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab di punggungnya, tetapi tidak memiliki pemahaman dan amalan dari apa yang dibawanya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Ilmu bukanlah dengan banyaknya riwayat atau kitab yang dibawa, tetapi ilmu adalah cahaya yang diletakkan Allōh di hati seorang hamba, sehingga ia dapat membedakan yang benar dan yang salah.”
__
Miftah Dar As-Sa'adah, 1/198

Begitu pula, banyak orang yang tertipu dengan penampilan luar atau keindahan lisan seseorang, seolah-olah ia berilmu, namun hakikatnya kosong.

Sebagaimana dikatakan oleh Sufyan ats-Tsauri rahimahullah, “Aku tidak pernah merasa khawatir dengan orang yang terlihat kurang pengetahuannya, tetapi aku sangat khawatir terhadap orang yang memiliki lisan yang fasih namun hatinya rusak.”
___
Hilyah al-Awliya', 7/54

Demikianlah hakikat ilmu. Tanpa disertai pemahaman yang benar dan pengamalan, ilmu itu tidak akan memberikan manfaat sebagaimana firman Allōh dalam Al-Quran, “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.”
____
QS. Al-Jumu'ah: 5

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dari terpedaya dengan sekedar tampilan luar dan hiasan lisan. Ilmu sejati adalah yang berbuah pada ketakwaan dan amal yang ikhlas, bukan sekedar retorika yang menghiasi lisan semata, apalagi dikenal sebagai JARKONI.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

JANGAN SIBUK MENGURUSI PERSELISIHAN

بسْــــــــــــــم اللهِ الرحمنِ الرَحِيـــــم

Seseorang mengirimkan pesan singkat ke kami untuk tidak mengurus setiap perselisihan sesama Ahlissunnah

Jawab :

Apakah setiap perselisihan menyimpulkan diri mereka pasti Ahlissunnah ? Atau sebaliknya, bukankah amalan bid'ah yang menjadi sebab perselisihan merupakan jalan Ahli Bid'ah

Simak Atsar salaf untuk menjawab kebingungan para pengusung PLURALISME MANHAJ ¹ dimana ulama salaf yang menunjukkan pentingnya menegakkan kebenaran di atas jalan yang benar serta membedakan antara kebenaran dan kebatilan, meskipun (misal) terjadi perselisihan di antara Ahlissunnah apalagi Ahli bid'ah

Imam Ahmad rohimahullōh berkata:

"Apabila engkau DIAM dan aku DIAM, lalu siapa yang akan menjelaskan kebenaran kepada manusia?"
__
Al-Adab Asy-Syar’iyyah, Ibnu Muflih, 1/194

Atsar 'Abdullōh bin Mas'ud rodyiAlloohu' anhuma ;

Beliau berkata:
"Bergabunglah bersama jamaah kaum muslimin dan imam mereka, dan apabila mereka berselisih, maka JAUHILAH SEMUA KELOMPOK yang menyelisihi kebenaran, meskipun harus sendirian."
__
Musnad Ahmad 5/386

Perkataan Imam Al-Awza'i rahimahullōh ;

Beliau mengatakan:
"Tetaplah berpegang kepada atsar salaf, meskipun manusia menolakmu, dan jauhilah pendapat orang-orang, meskipun mereka memperindah perkataan mereka kepadamu."
__
Syarh Ushul I'tiqad Ahlis Sunnah, Al-Lalika'i, 1/158

Dari atsar-atsar ini, jelas bahwa para ulama salaf tetap menegakkan kebenaran meskipun terjadi perselisihan, karena kebenaran tidak boleh dikorbankan demi menghindari perbedaan pendapat.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

¹ PLURALISME MANHAJ adalah konsep atau pemikiran yang menganggap bahwa semua metode (manhaj) dalam memahami Islam, baik yang berbeda dalam hal prinsip dasar maupun cara penafsiran, dapat diterima dan sama-sama benar. Ini berarti mereka menggabungkan berbagai metode dan pemahaman dari kelompok yang memiliki perbedaan ushul (prinsip) yang mendasar, termasuk dalam pokok-pokok aqidah, fiqih, dan manhaj dakwah.

Baca : AMALAN BID'AH SEBAB PERSELISIHAN

/channel/isnadnet/1586

Читать полностью…

ISNAD

https://x.com/isnadnet/status/1839465543415554171

Читать полностью…

ISNAD

ALLŌH YANG MEMBERIKAN PETUNJUK, BUKAN KAMU!

Kebanyakan manusia mengatakan, " Aku sudah menasehati nya, tapi dia belum menerima nasihat"

Ketahuilah, kewajibanmu hanya sekedar menyampaikan. Nasihat dibangun atas keikhlasan bukan wajib (dibebankan) untuk diterima.

Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allōh-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki
_____
Qs. Al-Baqarah : 272

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

Soal ;

Bismillah
Mengapa seorang guru (ustadz) ketika ditulis hanya menyebut namanya saja di ISNAD, padahal adalah adab memanggil nya dengan sebutan yang pantas, seperti Ustadz Abu Turob atau Syaikh Abu Turob

Jawab ;
Pertanyaan diatas bukan kali pertama kami ditanya dan bukan pula yang menjadikan kami berdiam bahkan ada banyak kesempatan kami mengajukan pertanyaan itu ke beliau (Abu Turob) saat mukim di Markiz Bengkulu atau bertemu diluar saat safar.

Silahkan rujuk pada tautan ;
/channel/isnadnet/2170

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

بسْــــــــــــــم اللهِ الرحمنِ الرَحِيـــــم


⚠️ CHANNEL ISNAD SEJAK DULU BERUSAHA TIDAK MENAMPILKAN / MENGAMBIL PENDAPAT ORANG YANG BERPENYAKIT ATAU BERMASALAH DAN PERJANJIAN/KESEPAKATAN BATHIL

KAMI HANYA MENGAMBIL/MENAMPILKAN ILMU DAN UCAPAN DARI ORANG YG KAMI ANGGAP TSIQOH SEBAGAIMANA PARA SALAF KAMI MENGAMBIL ILMU AGAMA.

Walhamdulillaah

Admin ISNAD
TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

🔻Catatan ;
Jika ada tulisan kami di channel ISNAD menyelesihi aqidah dan prinsip salaf, silahkan hubungi admin akun @binadam atau WhatsApp/Telegram +966548214886

Читать полностью…

ISNAD

CARA NABI ﷺ "MERAYAKAN MAULID NYA"

Nabi Muhammad ﷺ berpuasa pada hari Senin karena hari tersebut memiliki keutamaan yang istimewa, di antaranya adalah karena hari Senin merupakan hari kelahirannya dan hari dimana amal perbuatan manusia diangkat ke langit.

Berikut adalah dalil yang dijadikan landasan oleh para ulama:

1. Hadis dari Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ tentang puasa hari Senin, beliau bersabda, 'Pada hari itu aku dilahirkan, dan pada hari itu pula aku diutus (atau diturunkan al-Qur'an kepadaku).'"
_____
HR. Muslim no. 1162

2. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Amal-amal perbuatan diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis. Aku ingin ketika amalanku diperlihatkan, aku dalam keadaan berpuasa."
__
HR. Tirmidzi no. 747 dan An-Nasa'i no. 2360, disahihkan oleh Al-Albani

Dari kedua hadis ini, para ulama menyimpulkan bahwa puasa pada hari Senin dianjurkan karena keutamaan hari tersebut, baik karena kelahiran Nabi ﷺ maupun sebagai hari di mana amalan kebaikan diangkat kepada Allōh subhanahu wa ta'ala

Wallōhu a'lam

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

بسْــــــــــــــم اللهِ الرحمنِ الرَحِيـــــم

Ditanyakan ke Abu Turob (Bengkulu) ;

Soal ;

Apakah Asy Syaikh Syu'aib al-Arnauth termasuk ulama (muhaddits) Ahlissunnah? Beraqidah Salafiy ?

Jawab ;
Bukan termasuk, Hanafi madzhab nya, Asy'ari aqidah nya, Mubantol (kesehariannya bercelana panjang ketat menyerupai orang kafir, ed) dan cukur jenggot. Demikian berita yang sampai ke kita -selesai-

Ditanya 11 Robi'ul Awwal 1446H

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

فابدأ بِنَفسِكَ فانهَها عَن غَيِّها

Maka mulailah dengan dirimu sendiri, cegahlah ia dari kesesatannya.

فَإِذا اِنتَهَت عَنهُ فأنتَ حَكيمُ

Jika ia berhenti dari kesesatannya, maka engkau adalah orang yang bijaksana.

فَهُناكَ يُقبَلُ ما تَقولُ وَيَهتَدي
Pada saat itu, apa yang engkau katakan akan diterima dan dijadikan petunjuk.

بِالقَولِ منك وَينفَعُ التعليمُ
Dengan ucapanmu, dan pengajaranmu akan bermanfaat.

لا تَنهَ عَن خُلُقٍ وَتأتيَ مِثلَهُ

Janganlah melarang sesuatu, sementara engkau melakukannya.

عارٌ عَلَيكَ إِذا فعلتَ عَظيمُ

Sungguh cela besar bagimu jika engkau melakukannya.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

NASEHAT TUK ABU JARKONI

Bicara memang mudah, seiring gerak lidah yang tak kaku, lentur dan tanpa tulang. Kata-kata meluncur begitu saja, ringan diucapkan tetapi sering kali tak sejalan dengan tindakan.

Mudah memberi petuah, namun sulit menepatinya. Mengajak pada kebaikan, tetapi tak selalu melakukannya sendiri.

Mengutuk keburukan, namun terkadang justru terjebak di dalamnya. Betapa mudahnya mengeluarkan kata-kata, namun sejatinya tindakanlah yang menjadi cerminan sebenarnya dari diri kita.

Na'am Lidah memang tak bertulang, namun amanah pada ucapan tak semestinya serapuh itu.

Ingat lah, Robb mu berkata (artinya) :

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” 
_
_
Al-Baqarah: 44

dan Robb mu juga berkata (artinya):

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allōh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
___
Ash-Shaf: 2-3

Cat :
Sudah menjadi pengertian bersama bahwa istilah JARKONI diambil dari kalimat "Ngajari Ora Nglakoni" Memberi pengajaran kepada orang-orang seperti seorang Kyai/Ustadz/Syaikh namun dia sendiri melanggar nasehat-nasehatnya.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

MEMVONIS SESEORANG TANPA HAK ADALAH KEDZOLIMAN

Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, Rosūlullōh ﷺ mengutus kami dalam sebuah misi (militer). Pagi-pagi sekali kami menyerbu al-Huraqat dari suku Juhainah. Saya dan seorang laki-laki dari kaum Anshar berhasil mengepung seorang dari mereka. Ketika kami telah mengepungnya, ia berkata, 'Lā ilaha illallāh' (Tidak Ada Tuhan Selain Allōh).

Namun, laki-laki Anshar itu menahannya, sementara aku langsung menikamnya dengan tombakku hingga membunuhnya.

Ketika kami kembali, kabar ini sampai kepada Nabi ﷺ. Beliau berkata, 'Wahai Usamah, apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan Lā ilaha illallāh?'

Aku berkata, 'Ya, dia mengucapkannya hanya untuk menyelamatkan diri (dari senjata)
Beliau ﷺ bersabda : Mengapa engkau tidak belah saja hatinya hingga engkau dapat mengetahui, apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?”

Beliau mengulang-ngulang ucapan tersebut hingga aku berharap seandainya aku masuk Islam hari itu saja.”
__
HR. Muslim : 140

Imam Muslim membuat 1 (satu) bab pada kitab Shahih nya untuk hadits ini "LARANGAN MEMBUNUH ORANG KAFIR SETELAH MENGUCAPKAN KALIMAT SYAHADAT"

Para ulama menjelaskan diantara nya Imam An-Nawawi rohimahullōh bahwa maksud dari kalimat “Mengapa engkau tidak belah saja hatinya hingga engkau dapat mengetahui, apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?” adalah kita hanya dibebani dengan menyikapi seseorang dari lahiriyahnya dan sesuatu yang keluar dari lisannya. Sedangkan hati, itu bukan urusan kita. Kita tidak punya kemampuan menilai isi hati. Cukup nilailah seseorang dari lisannya saja (lahiriyah saja). Jangan tuntut lainnya.
____
Syarh Shahih Muslim, 2: 90-91

Dalam hadits ini juga Rosūlullōh ﷺ menegaskan pentingnya menjaga hak orang yang mengucapkan kalimat syahadat, dan bahwa hanya Allōh yang mengetahui isi hati seseorang. Tindakan memvonis seseorang tanpa bukti yang jelas adalah sebuah kesalahan besar dan berakibat kedzhaliman yang pasti akan dituntut di yaumul hisab

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

DO'A YANG SERING DIBACA NABI ﷺ SAAT SUJUD

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, bahwasanya Rosūlullōh ﷺ kerapkali dalam sujudnya mengucapkan do'a :


رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ

Rabbighfir lii dzanbii kullahu, diqqahu wa jillahu, wa awwalahu wa ākhirahu, wa ‘alāniyatahu wa sirrahu

"Ya Allōh , ampunilah dosaku semuanya, baik yang kecil maupun yang besar, yang awal maupun yang akhir, yang tampak maupun yang tersembunyi."
____
HR. Muslim 384

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

TELEGRAM @isnadnet

Читать полностью…

ISNAD

`Abdullōh bin Mubārak berkata :

" Pada wajah ahli bid'ah terdapat kegelapan, meskipun ia meminyaki (wajahnya) tiga puluh kali sehari. "
____
Diriwayatkan oleh Al-Lālikā’iy, 1/159

Al-Fudhail bin 'Iyadh berkata:

" Barangsiapa yang mengikuti jenazah seorang ahli bid'ah, maka ia akan terus berada dalam murka Allōh hingga ia kembali."
___
Diriwayatkan oleh Ibnu Battah kitab Al-Ibānah, hal.175.

TELEGRAM @isnadnet
t.me/isnadnet

Читать полностью…
Subscribe to a channel